Warga Desa Mayungan, Kecamatan Ngawen, Klaten resah karena dana aspirasi atau bantuan keuangan APBD 2023 tidak cair. Pencairan mendadak ditunda padahal warga terlanjur membeli material dengan dana talangan untuk pembangunan jalan.
"Hari Minggu besok itu gotong-royong karena material sudah datang. Tetapi kemarin sore, Pak Lurah (Kades) dipanggil ke Kecamatan, intinya bantuan aspirasi dari Pak Widodo Gendut (anggota DPRD Klaten) untuk Desa Mayungan dipending," ungkap Ketua RT 21, Raden Sujana, kepada detikJateng di lokasi, Jumat (1/12/2023) siang.
Menurut Raden, sebelum dipending sudah disosialisasikan ke warga RT 21 jika mendapat bantuan dana aspirasi Rp 45 juta dan total untuk satu desa sekitar Rp 400 juta. Dana itu akan digunakan untuk pengecoran jalan kampung dengan panjang 240 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panjang 240 meter, lebar tiga meter dan ketebalan tujuh sentimeter. Kita sudah sosialisasi ke warga dan besok itu dimulai pengecoran," jelas Raden.
Karena dijadwalkan hari Minggu dimulai, sambung Raden, warga berswadaya menyiapkan material talangan dulu. Jumlahnya ada sekitar lima rit pasir dan batu split.
"Ada sekitar lima rit, batu kricak dan pasir. Saya selaku RT dan warga juga bingung, gelisah karena sementara pakai uang warga," lanjut Raden.
Raden berharap, jika ada masalah internal jangan kemudian masyarakat yang dikorbankan. Masyarakat tetap berharap bantuan itu tetap cair untuk pembangunan.
"Masyarakat tetap berharap bantuan itu tetap cair untuk pembangunan, kasihan kalau masyarakat dikorbankan. Ada yang sudah rela tanahnya untuk jalan kampung juga," imbuh Raden.
Salah seorang warga, Aan menyatakan pengecoran ada di tiga titik. Sementara material bahan bangunan ditalangi warga lebih dulu karena yakin bantuan cair.
"Ya ditalangi warga dulu, pokoknya ada yang nalangi. Warga resah ya karena tidak turun, katanya seninya, Selasa kemarin tapi sampai sekarang belum," ungkap Aan kepada detikJateng di lokasi.
Kades Mayungan, Ahmad Sukaemi saat dikonfirmasi detikJateng membenarkan pencairan dana itu dipending. Namun penyebabnya apa dirinya tidak mengetahui.
"Ya benar, saya hanya diberitahu kecamatan dipending. Penyebabnya saya tidak tahu," ungkap Ahmad saat ditemui di jalan samping rumahnya.
Pantauan detikJateng di lokasi, sekitar lima rit pasir dan batu split sudah menumpuk di tepi jalan kampung. Bahkan jalan yang akan dicor sudah diratakan dan dipatok warga untuk kerja bakti.
Terpisah, Anggota DPRD Klaten dari fraksi PDIP, Widodo Gendut, membenarkan ada informasi tersebut. Namun dirinya sedang berada di Jakarta.
"Betul, makanya besok rencana Senin mau audensi ke kecamatan. Ini saya masih di Jakarta," jelas Widodo.
Kata Pemkab Klaten
Camat Ngawen, Ana Fajriah Hidayati, enggan memberikan penjelasan soal macetnya pencairan itu. Dirinya mempersilahkan detikJateng menanyakan ke Pemkab.
"Maaf mas, langsung ke Pemkab saja yang lebih tahu. Maaf ya,'' katanya dihubungi via ponsel.
Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Klaten, Himawan Purnomo, menyatakan dirinya tidak mengetahui soal ada dana aspirasi yang dipending. Tetapi pada prinsipnya ajuan pencairan dari bawah.
"Pada prinsipnya kan ajuan dari bawah, setelah ditetapkan di APBD ya dicairkan. Tapi memang banyak yang sudah cair," katanya saat diminta konfirmasi. Himawan enggan berkomentar lebih jauh.
(aku/sip)