Kondisi Pasar Legi Solo Usai Dibangun, Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli

Kondisi Pasar Legi Solo Usai Dibangun, Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli

Hana Gemeli Rahmawati - detikJateng
Rabu, 29 Nov 2023 21:56 WIB
Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023).
Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023). Foto: Hana Gemeli Rahmawati/detikJateng
Solo -

Para pedagang Pasar Legi Solo mengaku kini malah sepi pembeli setelah direvitalisasi. Diketahui, pasar tersebut memang sempat terbakar beberapa tahun silam, kemudian dilakukan revitalisasi.

Setelah revitalisasi pasar tiga lantai itu diresmikan oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, pada awal 2022 lalu.

Berdasarkan pantauan detikJateng pada Selasa (28/11/2023) sekira pukul 09.00-10.00 WIB, suasana dalam pasar lumayan terlihat lalu lalang pembeli sayur-sayuran. Namun sekira pukul 11.00 WIB pasar mulai terlihat sepi. Ramainya pengunjung juga hanya terlihat di lantai 1 atau dasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, di lantai 2 yang juga dipenuhi penjual sayur dan bumbu tampak sepi. Sedangkan lantai 3 khusus kuliner dan hanya ramai ketika jam makan siang.

Salah satu pedagang bawang merah di lantai 2 bernama Sri Rahayu (47), mengungkap bahwa pembeli sekarang ini tak seramai sebelumnya. Meskpun tetap ada saja beberapa pembeli yang mampir.

ADVERTISEMENT

"Ndak (Tidak) pasti, kadang kala agak banyak, kadang kala ya sedikit. Kan ndak pasti, tapi pasti ya masih ada pembeli," ungkap Rahayu saat ditemui detikJateng, Selasa (28/11/2023).

Rahayu mengatakan perbandingan omset dari sebelum pasar mengalami kebakaran dengan omset sesuai pasar direvitalisasi cukup jauh, sebab setelah direvitalisasi pasar mulai sepi pembeli.

"Ya agak jauh, ini pasarnya udah sepi kok," lanjut Rahayu.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pedagang cabai dari lantai 1 (semi basement) bernama Painah (57).

"Rame, sebelum kebakaran itu rame. Berbeda banyak, (penjualan) bagus yang kemarin yang sebelum kebakaran itu," ungkap Painah ketika ditemui detikJateng, Selasa (28/11/2023).

Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023).Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023). Foto: Hana Gemeli Rahmawati/detikJateng

Lebih lanjut, Painah menyebut bahwa perbedaan omset yang didapatkannya dulu dan sekarang jauh berbeda. Dulu dagangan miliknya bisa habis hingga 1 ton, namun sekarang hanya beberapa kilogram saja.

"Oh jauh, enakan yang dulu, yang sebelum kebakaran itu. Dulu ramai sekali sampai malem. Ya enak dulu, omzetnya banyak yang dulu. Dulu itu misalkan 1 ton habis," jelas Painah.

Painah mengatakan jika Pasar Legi saat ini mulai sepi pembeli ketika memasuki waktu siang hari, padahal dahulu bisa ramai hingga malam hari.

"Sekarang banyak orang yang jualan, sekarang pasarnya sepi nggak seperti dulu. Jadi enakan yang dulu sebelum kebakaran itu. Ini nanti jam 11.00 WIB sampai jam 15.00 WIB bakal sepi kok," kata Painah.

Pengelola Pasar Legi, Nur Rahmadi menyebut jika tidak semua area pasar sepi pembeli. Ada area yang masih dibilang ramai pembeli, khususnya lantai 1.

"Ada beberapa lokasi memang yang sepi itu, terutama di gedung A (lantai 2), tidak bisa dipungkiri itu," kata Rahmadi saat dihubungi detikJateng, Rabu (29/11/2023).

"Kan lantai dasar (lantai 1) itu kan yang digunakan untuk pedagang sayur, kemudian cabai, kemudian ada mpon-mpon (kunyit/jahe), yang lainnya itu masih rame lah itu kan kebutuhan pokok. Kalau yang area kering (lantai 2) seperti sembako itu memang kelihatan cenderung sepi yang di sisi utara terutama di Gedung A," terangnya.

"Memang tidak semuanya sepi, tapi juga tidak semuanya ramai. Saya kira seperti itu," tambah Rahmadi.

Kata Dinas Perdagangan

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi mengungkap bahwa salah satu faktor yang menyebabkan Pasar Legi mulai sepi pembeli adalah karena saat proses revitalisasi berlangsung sejumlah pedagang memilih untuk menyewa ruko di sekitar pasar.

Bahkan, setelah revitalisasi rampung, pedagang-pedagang tersebut tak kunjung kembali memasuki pasar.

"Jadi kalau di Pasar Legi itu kendalanya, pedagang-pedagang besar yang biasanya itu adalah mendatangkan pembeli banyak itu mereka tidak masuk di pasar. Mereka menyewa di sekitaran pasar. Kalau kita amati di sekitar utara Pasar Legi itu kan banyak ruko-ruko. Itu dulunya sebenarnya sebelum ada ruko, pedagang Pasar Legi." ungkap Heru ketika ditemui detikJateng di Kantor Dinas Perdagangan, Rabu (29/11/2023).

"Cuma pada saat kobongan (kebakaran) terjadi beberapa tahun sampai terjadi pembangunan selesai, mereka sudah enak di tempat yang baru, sudah nyaman di tempat yang baru. Konsumennya juga sudah familiar, mereka itu sampai saat ini belum, masih enggan untuk masuk ke pasar lagi," jelasnya.

Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023).Suasana Pasar Legi Solo, Selasa (28/11/2023). Foto: Hana Gemeli Rahmawati/detikJateng

Pembeli cenderung memilih untuk berbelanja di sekitar Pasar Legi, karena letaknya berada di pinggir jalan. Sehingga mudah dijumpai oleh pembeli tanpa harus masuk pasar. Padahal, sayuran serta bumbu dapur di dalam Pasar Legi lebih lengkap.

Selain itu, Heru juga menyampaikan solusi yang sudah diusahakan oleh Dinas Perdagangan Surakarta agar Pasar Legi ramai pembeli lagi. Dia berharap agar pedagang yang berjualan di luar mau kembali masuk dan berjualan di dalam Pasar.

Namun, pihak Dinas Perdagangan tidak mau memaksa apabila pedagang-pedagang tersebut menolak meski telah disediakan kios.

"Kami hanya menghimbau pedagang-pedagang yang belum masuk pasar, masih usaha di luar pasar, untuk segera masuk. Melakukan penjualan di situ (pasar). Kalau mereka jualan di luar ya silahkan, karena tempatnya juga legal, bagi saya tempat-tempat yang sudah menjadi pemilikan penggunaannya pedagang juga (lebih baik) digunakan. Sehingga tidak ada kios kosong," terang Heru.

Artikel ini ditulis oleh Hana Gemeli Rahmawati, peserta Program Magang Bersertifikat di detikcom.




(cln/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads