Maraknya aksi demo damai pro Palestina membuat penjual bendera dan atribut khas Palestina panen rupiah. Omzetnya bisa mencapai puluhan juta sekali berangkat.
"Baru kali ini jual bendera Palestina. Omset penjualan ya sudah mencapai Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Kita bawa dua mobil," kata Tustus (50), penjual bendera dan atribut Palestina asal Kabupaten Garut saat ditemui detikJateng di kompleks Alun-alun Klaten, Selasa (21/11/2023).
Tustus mengatakan, dirinya bersama delapan orang temannya berangkat dari Garut sekitar dua minggu yang lalu. Satu rombongannya membawa sekitar 1.000 bendera, syal, hijab, ikat kepala, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini membawa (bendera) sekitar 1.000 lembar, ukurannya 90 x 60 sentimeter dan 120 x 80 sentimeter. Juga syal, hijab, dan ikat kepala. Harga bendera ada Rp 15.000, Rp 30.000, syal Rp 70.000, jilbab Rp 65.000," ujar Tustus.
Tustus mengungkapkan, pemilihan lokasi jualan bendera Palestina tidak seperti saat menjual bendera merah putih ketika momen HUT RI, yang mana dia bisa mangkal di sembarang titik. Kali ini dia berjualan di daerah yang sedang ada aksi demo pro Palestina.
"Jualan di lokasi-lokasi aksi. Ini di Klaten, ada yang baru pulang dari Lombok juga. Untuk tidur kadang di losmen, ada yang ngontrak," ungkap Tustus.
Penjual bendera Palestina lainnya, Wawan asal Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengatakan baru kali ini menjual bendera dan atribut khas Palestina.
"Yang paling diminati syal dan bendera. Saya baru dari Garut, sebelumnya baru pulang dari Lombok," kata Wawan kepada detikJateng.
Salah satu pembeli bendera Palestina, Sunardi, warga Klaten mengaku membeli sehelai bendera Palestina sebagai wujud empati terhadap penderitaan rakyat Palestina yang jadi korban serangan militer Israel.
"Ya berempati saja. Bukan karena besok Jumat ada aksi, kita peduli saja," kata Sunardi kepada detikJateng di Alun-alun Klaten.
(dil/ahr)