Pebisnis atau pedagang kuliner di Solo mulai kelabakan lantaran harga cabai yang terus naik. Mereka harus mencari solusi untuk pembuatan sambal pada kuliner mereka.
Salah seorang pedagang, Kristianto (30) mengeluhkan harga cabai yang naik hingga Rp 80 ribu per kilogramnya. Hal tersebut membuat modal yang seharusnya bisa untuk membeli bahan lain menjadi dialihkan untuk membeli cabai.
"Kalau dari segi modal ya jadi berkurang banget, harga cabai yang terakhir ini tadi pagi itu nyampe Rp 80 ribu, jadinya ya naiknya kan 50%, kemarin-kemarin masih di angka Rp38 sampai Rp40 ribu," ujar Kristianto penjual mie ayam saat ditemui detikJateng, Rabu (8/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai cara agar tetap bisa menyediakan sambal yang mencukupi, ia pun mencampur antara cabai rawit merah dengan cabai rawit hijau dalam pembuatan sambalnya. Perbedaan harga antara cabai rawit merah dengan cabai rawit hijau sekitar Rp 20 ribu itulah yang menjadi alasannya untuk mencampur kedua cabai tersebut untuk membuat sambal.
"Untuk mengatasi harga cabai yang naik itu kita biasanya pakai cabai rawit merah dicampur sama cabai rawit yang hijau. Yang seperempat yang cabai merah, yang tiga perempat cabai hijau. Kalau nggak lagi mahal kan pakai cabai merah terus," jelasnya.
Meski harga cabai terus naik, pihaknya tidak ingin menaikkan harga jual.
"Kita walaupun cabai naik, kita tetep harga masih normal," kata Kristianto.
Tak hanya Kristianto, keluhan juga datang dari pedagang burjo, Dicky. Ia mengatakan untuk membuat sambal ia harus mengakalinya dengan menambah tomat lebih banyak karena dari pihaknya tidak berani menaikkan harga jual.
"Untuk harganya nggak naik, cuma kalo dari pembuatan sambelnya dikurangin, jadi bikinnya cabe rawit merah, cabai besar merah, sama tomatnya agak ditambahin," ujar Dicky.
Ia berharap harga cabai tidak terus mengalami kenaikan dan segera turun seperti harga semula.
Artikel ini ditulis oleh Sabrina Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(cln/apl)