.webp)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pembangunan transportasi publik MRT dan LRT tidak menguntungkan secara hitung-hitungan. Dia mengungkap alasan kenapa masih tetap membangun transportasi massal tersebut.
Menurut Jokowi, keputusan dalam membangun MRT maupun LRT bukan perkara untung dan rugi, melainkan kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan ke masyarakat.
"Bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp 800 miliar, itu memang kewajiban karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023) dikutip dari detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyebut proyek transportasi massal sebelumnya tak kunjung dieksekusi karena secara kalkulasi bisnis selalu rugi. Namun dirinya menyebut, keputusan membangun MRT-LRT tidak semata-mata keputusan bisnis.
"Pembangunan MRT rencananya sudah ada 26 tahun yang lalu waktu saya gubernur saat itu, tapi tidak dieksekusi. Memang ada problem-nya dikalkulasi, dihitung selalu rugi. Kesimpulan rugi, hitung lagi kesimpulan rugi. Memutuskan seperti itu adalah keputusan politik, bukan keputusan ekonomi di perusahaan," ujar Jokowi.
"Dihitung untung ruginya boleh, tapi kalau itu dihitung kemudian selalu rugi terus, apakah kita tidak akan bangun yang namanya MRT?" tambahnya.
Lantas apa langkah Jokowi? Pemerintah lalu mencari cara untuk menutup kerugian itu.
"Akhirnya ketemu ditutup dari ERP (Electronic Road Pricing), ketemu, ya sudah diputuskan, saat itu saya putuskan dan itu adalah keputusan politik," tuturnya.
(aku/sip)
