Penjualan produk handphone Nokia terus merosot. Kini, mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap belasan ribu karyawannya.
Dikutip detikINET, penjualan Nokia secara keseluruhan merosot hingga 20 persen. Penjualan produk yang merosot ini disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar terhadap peralatan 5G.
Usai pengumuman ini, saham perusahaan asal Finlandia ini turun 2%. Bahkan, permintaan saham yang melemah ini antara lain terjadi di Amerika Serikat, yang menjadi basis operator seluler Verizon dan AT&T.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi pasar benar-benar menantang dan terjadi di pasar kami yang paling penting, yaitu pasar Amerika Utara, di mana penjualan bersih kami menurun 40% pada Q3," kata Pekka Lundmark, CEO Nokia dilansir detikINET, Kamis (19/10/2023).
Merosotnya permintaan itu terjadi karena operator seluler kesulitan untuk memonetisasi investasinya untuk perangkat 5G.
Adapun perusahaan yang pernah menjadi produsen ponsel terbesar itu menargetkan pengurangan perusahaan sebesar 800 juta euro hingga 1,2 miliar euro pada 2026. Jumlah pegawai setelah PHK ini diperkirakan adalah antara 72 ribu hingga 77 ribu, turun dari 86 ribu, atau sekitar 16%.
Sayangnya, Lundmark menolak berkomentar lebih banyak soal PHK ini dan berdalih harus berdiskusi dulu dengan perwakilan pegawai.
Hingga 2025, Nokia diperkirakan bisa mengurangi pengeluaran hingga setidaknya 400 juta euro, dan 300 juta euro pada 2025.
(ahr/aku)











































