.webp)
Berbekal ilmu yang dia peroleh selama menjadi karyawan di sebuah perusahaan marketing digital, Nur Ahmad Salafudin (24) kini sukses mengelola usaha lima warung seafood di wilayah Pantura Jawa Tengah. Begini kisahnya setelah memutuskan berhenti jadi karyawan lalu memulai usaha sendiri.
Saat masih bersekolah di SMK jurusan Teknik Mesin, Salafudin mengaku bercita-cita kerja di pabrik mobil.
"Tapi tidak keterima. Tapi alhamdulillah sekarang sudah bisa beli produknya," kata pria asal Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, itu saat ditemui detikJateng di salah satu warung makannya di Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Minggu (17/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai gagal bekerja di pabrik mobil, dia pun diterima bekerja di perusahaan digital marketing di Pemalang. Saat itu dia digaji Rp 900 ribu per bulan.
"Saya harus maju, untuk itu saya resign. Banting setir usaha jual beli kepiting secara online, dengan sistem PO (pre order)," ucapnya.
Dengan sistem pre order yang dia pelajari selama bekerja, Salafudin hanya bermodalkan tenaga, yaitu mengambil kepiting dari peternak lalu mengantar ke pemesan.
"Tanpa modal karena sistem PO. Memasarkan saat itu pakai FB (Facebook), sehari bisa 5-10 paket. Diantar pakai motor, area Pekalongan, Batang, Tegal, Pemalang, Brebes," kenangnya.
Di sela kesibukannya merintis bisnis, dia juga melanjutkan kuliah S1 jurusan jurusan teknik informatika. Saat itu dia mengambil kelas untuk karyawan dan kini sudah lulus.
 Menu di warung seafood Nur Ahmad Salafudin (24) pengusaha muda asal Kecamatan Petarukan, Pemalang. Foto: Robby Bernardi/detikJateng |
Adapun keuntungan dari usaha kepiting online itu dia kumpulkan untuk modal membuka warung makan seafood. Enam bulan berjalan, ia membuka outlet kecil diGCC (Gandulan Culinary Center) Pemalang.
"Pelanggan saat itu saya arahkan untuk ke warung, dengan harga selisih lebih rendah," ucapnya.
"Sekitar lima bulan, usaha ini maju, saya kemudian buka di Randudongkal, kemudian di susul ke Kota Pekalongan, Tegal, Pekalongan dan Comal (Pemalang)," sambung Salafudin.
Kini dia memiliki lima warung makan seafood yang mempekerjakan puluhan karyawan. Usahanya itu diberi nama Seafood Kompromi.
"Nama itu pemberian dari Bapak saya, yang pertama gampang dibaca dan diingat," sebutnya.
Harga tiap menu di warungnya cukup terjangkau. Misalnya, paket komplit untuk empat porsi yang terdiri dari kepiting, kerang hijau, udang, jagung, dan minuman harganya Rp 170 ribu.
"Alhamdulillah, tiap hari, setiap warung bisa laku lebih dari 23 menu seafood," kata Salafudin.
Di sela kesibukannya berbisnis, dia kini juga kerap diundang ke sejumlah acara untuk memberikan motivasi dan berbagi cerita kepada para pelaku UMKM.
(dil/dil)
