Mulyadi (53), petani asal Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang menerima total uang ganti rugi (UGR) pengadaan tanah tol Jogja-Bawen sebesar Rp 2,3 miliar. Baginya nominal uang yang diterimanya biasa saja dan bersyukur masalahnya mengenai jalan tol sudah selesai.
Tanah yang terkena proyek strategis nasional ini berupa dua bidang sawah di Bligo, Ngluwar. Yang satu bidang ukuran 1.513 meter persegi dengan nilai Rp 2,3 miliar. Sedangkan yang satu lagi ukuran 1 meter persegi dengan nilai Rp 1,4 juta.
Untuk sawah yang ukuran 1.513 meter persegi itu, separuhnya dulunya warisan dari orang tuanya. Kemudian, sisanya lagi membeli milik adiknya sekitar tahun 2012 karena ditinggal pergi menuju Sumatra.
Mulyadi mengaku, lega setelah menerima UGR. Lega alasan karena dari proses awal hingga selesai pembayaran menunggu sekitar setahun.
"Alhamdulillah plong (lega). Dalam artian, kulo ini wis lega (saya sudah lega). Le nunggu (menunggunya) kan hampir satu tahun. Lega, sudah rampung (sampai terima UGR)," kata Mulyadi kepada wartawan saat ditemui di sela-sela menerima UGR di Balai Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kamis (7/9/2023).
Menurut Mulyadi, yang luas total 1.513 meter persegi dulunya separuh merupakan tanah warisan. Kemudian sisanya dari membeli milik adiknya.
"Yang Rp 2,3 miliar ada dua petak. Yang satu bagian saya, yang satunya beli milik adik. Dulu beli Rp 15 juta sekitar tahun 2012," ujar bapak dua putra, itu.
"Yang punya saya (warisan) sekitar 800-an meter persegi, terus (700-an) saya beli punya adik," ujar Mulyadi.
Pihaknya mengaku mendapat untung banyak karena dibeli untuk pembangunan jalan tol. Sedangkan harga pasaran di wilayahnya sebelum ada proyek tol untuk 1.000 meter persegi dengan harga pasaran Rp 300-an juta.
"(Untung) iya karena investornya jalan tol. Kalau orang umum tidak mampu segitu, paling-paling Rp 200-an juta. Sebelum ada tol kalau 1.000 meter persegi kurang lebih sekitar Rp 300-an juta," katanya.
Ia menyebut, UGR yang diterimanya akan dibelikan sawah kembali. Pihaknya berharap nantinya mendapatkan luasan yang sama atau bahkan lebih.
"(Uang sisa) buat simpanan. Mau dalam bentuk deposito atau emas, belum tahu. (Mobil) saya nggak kepikir, yang penting invest lagi," kata dia.
Saat disinggung adanya julukan sebagai miliarder, Mulyadi menegaskan bukan sebagai miliarder. Dia pun tidak pernah membayangkan sebelumnya jika tanah bakal terkena proyek jalan tol.
"Ya bukan miliarder, cuman uang sedikit. Bukan miliarder, biasa aja.Intinya nggak terbayang dapat uang Rp 2 miliar. Bukan miliarder, cuma kena dikit," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....