Cerita Engkos Warga Ciamis Tiap Agustus Merantau ke Semarang Jualan Bendera

Cerita Engkos Warga Ciamis Tiap Agustus Merantau ke Semarang Jualan Bendera

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 08 Agu 2023 17:39 WIB
Pedagang bendera dan umbul-umbul di samping SPBU Simongan, Semarang. Foto diambil Selasa (8/8/2023).
Pedagang bendera dan umbul-umbul di samping SPBU Simongan, Semarang. Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Seorang warga Ciamis, Jawa Barat, Engkos (40) sudah belasan tahun melewatkan gegap gempita peringatan HUT RI di kampung halamannya. Sejak 2007, dia merantau ke Semarang untuk jualan bendera setiap Agustus.

Dia berjualan di pinggir Jalan Simongan di samping SPBU Simongan, Semarang. Dia memanfaatkan pepohonan untuk menggantung benderanya agar menarik perhatian warga yang melintas.

Saat ditemui detikJateng, Engkos bercerita banyak warga di daerahnya yang menjadi perantau musiman berjualan bendera saat Agustus. Hal itu sudah berlangsung sejak lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin dulunya kebanyakannya orang Tasik, Garut, jualan di Semarang anak-anak mudanya nerusin," katanya saat ditemui di lapaknya, Jalan Simongan, Semarang, Selasa (8/8/2023).

Dari kampung halamannya yang berada di Desa Cikoneng, dia berangkat ke Semarang bersama 70 warga yang lain. Mereka mulai berangkat biasanya pada akhir Juli.

ADVERTISEMENT

Sedangkan barang dagangannya berupa bendera dan umbul-umbul merupakan milik bosnya yang merupakan pengusaha konveksi. Pekerjaan musiman itu dilakoni meski keuntungannya tidak pasti.

"Adu nasib lah, namanya juga nyari rejeki. Namanya jualan kan nggak tentu kadang ada, kadang enggak. Kalau dulu-dulu ya ramai sempat ramai, masih jarang saingan kalau sekarang kan udah rapet banget saingannya," jelasnya.

Meski setiap tahun dia selalu berjualan di Semarang, namun setiap tahun lokasinya berpindah. Dia selalu mencari tempat yang ramai dengan harapan dagangannya semakin laris.

"Saya pertama jualan itu di Lawang Sewu, Tugu Muda, itu berapa periode itu, terus ke Pecinan nggak boleh akhirnya ke sini. Saya lama di Ketileng, sekarang padat banget yang jualannya," ujarnya.




(ahr/dil)


Hide Ads