Pedagang pasar tradisional Ajibarang, Kabupaten Banyumas, dipusingkan dengan kenaikan harga daging ayam dalam sepekan terakhir ini. Pasalnya harga membuat omzet mereka merosot.
Septi (42), salah satu pedagang ayam mengaku kebingungan dengan kondisi tersebut. Pasalnya akibat harga yang melambung, mulai berdampak pada penjualan.
"Ini harga paling tinggi pada tahun ini. Sebelumnya harga Rp 38 ribu tapi sejak seminggu terakhir naik perlahan sampai sekarang Rp 44 ribu per kilo," kata Septi kepada wartawan, Selasa (4/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain halnya dengan harga daging ayam filet yang lebih mahal. Untuk daging jenis tersebut harganya menembus Rp 50 ribu per kilo.
"Kalau yang daging saja harganya Rp 50 ribu. Biasanya Rp 44 ribu yang jenis filetan," terangnya.
Melambungnya harga tersebut menurut para pedagang karena pasokan di pasar setempat berkurang, sehingga berakibat pada harga yang melambung tinggi.
"Ini penyebabnya karena pasokan di sini dikurangi untuk dikirim ke Cirebon. Sehingga harganya jadi ikut berpengaruh," ungkapnya.
Naiknya harga tersebut tentu berpengaruh pada omzet penjualan. Bahkan untuk penjualan dengan harga tersebut menurun sampai 50 persen.
"Saat harga normal saya bisa menjual mencapai 80 ekor sehari. Tapi karena naik saya bisa jual 40 ekor saja sudah beruntung," jelasnya.
Sementara itu, Rinah (45) warga Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, menuturkan dirinya saat ini hanya membeli daging jenis tetelan yang harganya lebih terjangkau.
"Saya sekarang kalau beli tulangnya saja. Harganya lebih murah, kan masih ada dagingnya sedikit-sedikit. Tadinya mau beli 2 kilogram tapi karena mahal tidak jadi. Beli tulang aja setengah kilo kan dapat Rp 10 ribu. Kalau yang daging, kan kemahalan. Bisa buat bikin sup," pungkasnya.
(ahr/rih)