Gelaran Grebeg Besar Demak lekat dengan keberadaan penjual mainan gerabah yang ikut meramaikan suasana pasar malam setiap tahunnya. Salah satu penjual gerabah, Mbah Tatik, bahkan mengaku telah 25 tahun menjalani profesi sebagai penjual mainan gerabah di Pasar Malam Grebeg Besar Demak yang digelar di Lapangan Tembiring itu.
Kepada detikJateng, Mbah Tatik membagikan pengalamannya berjualan mainan gerabah di area Pasar Malam Grebeg Besar Demak. Nenek berusia 63 tahun ini mengaku tak pernah absen berjualan setiap momen Grebeg Besar Demak dalam 25 tahun terakhir.
Mbah Tatik menggelar lapaknya di pinggir Jalan Diponegoro bagian barat antara Terminal dan Lapangan Tembiring. Nenek asal Johar, Semarang, ini berjualan dibantu adiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, setiap tahun ke sini, ada 25 tahunan," ujar Mbah Tatik saat ditemui di lapaknya, Senin (3/7/2023).
Mbah Tatik mengaku kerap mendatangi event besar setiap kota untuk jualan gerabah. Kondisi itu membuatnya selalu berpindah dari kota satu ke kota lain, bahkan hingga ke Kota Solo.
"Iya (sering berjualan di event besar). Semarang Dugderan, Kaliwingu Syawalan, di sini (Grebeg Besar Demak), Weleri Kendal Pesta Laut, mubeng terus (berputar terus), Solo Sekaten," ujar Mbah Tatik.
![]() |
Namun, sepeninggalan suaminya, wilayah edar Mbah Tatik perlahan menyempit. Dia hanya mendatangi event di kota yang dekat.
"Kalau dulu dulu waktu suamiku masih, nyampai ke mana-mana. Sekarang sudah sendirian paling yang deket-deket aja," imbuhnya.
Menjalani profesi sebagai penjual mainan gerabah, membuat Mbah Tatik jarang pulang. Pasalnya, jika tak ada event, dia sehari-hari berjualan gerabah di Kecamatan Kaliwungu, Kendal.
"Jarang pulang saya. Kesehariannya (jualan) di Kaliwungu," jelasnya.
Barang dagangannya, lanjut Mbah Tatik, dikulak dari berbagai wilayah. Barang-barang itu berasal dari Bojonegoro Jawa Timur hingga Mayong Jepara.
"Ini celengan macan dari Bojonegoro, guci dari Jogja, kreweng mangkok klitikan dari Mayong, pot bunga. Kalau saya kulakan bunga di Semarang. Dagangan ibu macam-macam, ambil dari mana saja," terangnya.
Meski begitu, Mbah Tatik bersyukur jualan kali ini dia sudah balik modal. Mainannya sudah laku sekitar 2.000 buah.
"Sudah lunas, baru balik modal," terangnya.
Namun, omzet itu lebih kecil daripada tahun lalu. Sebab, ada sekitar 20 pedagang gerabah di area Grebeg Besar tersebut.
"Banyak, ada sekitar yang di sini 15-20 pedagang. Gerabah saja itu ada orang lima dari Jogja," tuturnya.