Jelang Idul Adha, Produsen Bumbu Sate-Rica di Kulon Progo Kebanjiran Order

Jelang Idul Adha, Produsen Bumbu Sate-Rica di Kulon Progo Kebanjiran Order

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Senin, 26 Jun 2023 12:51 WIB
Produsen bumbu di Kulon Progo kebanjiran order jelang Idul Adha. Suasana dapur pembuatan bumbu tampak sibuk. Foto diunggah Senin (26/6/2023).
Produsen bumbu di Kulon Progo kebanjiran order jelang Idul Adha (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Produsen bumbu di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kebanjiran pesanan jelang Idul Adha 2023. Bahkan, mereka dibuat kepayahan karena harus melayani orderan yang mencapai ribuan pak per harinya.

Aroma rempah menyeruak dari dalam dapur milik Gubug Ndeso di Dusun Kedunggalih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo. Harum pekat itu berasal dari bumbu berwarna kecokelatan yang tengah dimasak di dalam panci dan wajan berukuran jumbo.

Asap dari proses pengolahan bumbu itu membuat dapur berukuran 4 meter persegi ini terasa begitu pengap. Meski begitu, dua perempuan paruh baya yang bertugas sebagai juru masak terlihat tetap tenang mengaduk bumbu yang mulai mengental.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ruangan lain, terlihat empat orang sedang sibuk mengemasi aneka bumbu mulai dari rendang, gulai, tongseng, soto, dan rica-rica ke dalam plastik bening berukuran 70 gram. Ada pula yang bertugas menempelkan label kemasan bertuliskan Gubug Ndeso.

Itulah potret kesibukan Gubug Ndeso jelang Idul Adha tahun ini. Produsen bumbu yang sudah beroperasi selama 20 tahun terakhir itu dibuat kewalahan karena tingginya permintaan.

ADVERTISEMENT

"Sempet (kewalahan) ini aja sampai lembur. Semalem aja sampai pukul 01.30 WIB," ucap pengelola Gubug Ndeso, Jesyca Maharani saat ditemui di lokasi, Senin (26/6/2023).

Produsen bumbu di Kulon Progo kebanjiran order jelang Idul Adha. Suasana dapur pembuatan bumbu tampak sibuk. Foto diunggah Senin (26/6/2023).Produsen bumbu di Kulon Progo kebanjiran order jelang Idul Adha. Suasana dapur pembuatan bumbu tampak sibuk. Foto diunggah Senin (26/6/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Jesyca mengatakan pesanan bumbu mulai masuk sejak sepekan terakhir. Jumlahnya sekitar 600 hingga seribuan pak. Saking banyaknya pesanan, pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan dari luar daerah.

"Kalau ditakar bisa sampai seribuan. Jadi memang permintaan cukup bagus, bahkan sampai Boyolali kemarin, tapi kurang. Jadinya nggak bisa ke sana buat nganter, karena keterbatasan pekerja yang nganter juga," ujarnya.

Hal lain yang membuat Gubug Ndeso keteteran dalam memenuhi permintaan konsumen yakni sulitnya memperoleh bahan baku. Jesyca menuturkan beberapa rempah yang menjadi resep utama bumbu bikinannya, di antaranya kaskas, bunga kunyit, dan bahan sejenis tidak ada di Kulon Progo. Alhasil dia harus mencari sampai luar daerah.

"Itungannya susah, karena di Kulon Progo nggak ada jadi harus cari di Jogja. Tidak semua yang jual rempah-rempah itu lengkap, jadi hanya tertentu saja," jelasnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Bumbu bikinan Gubug Ndeso memang dikenal jadi buruan masyarakat. Proses pembuatan bumbu di tempat ini memakan waktu hingga seharian.

"Kalau mulai dari belanja bahan sampai pengemasan memang bisa seharian. Sedangkan khusus dalam proses masaknya, minimal harus dua jam, tidak boleh kurang. Kalau kurang dari itu hasilnya nggak bagus," ujar juru masak sekaligus pemilik Gubug Ndeso, Supriastuti.

Selain karena rasa, harga yang miring juga menjadi alasan bumbu bikinan Gubug Ndeso diminati masyarakat. Konsumen hanya perlu mengeluarkan Rp 6.000-7000 untuk satu pak bumbu. Di mana setiap picisnya bisa untuk memasak 1/2-1 kg daging.

"Untuk proses masaknya itu cukup satu kantong buat 1/2 kg daging, biasanya 1 kg juga masih berani. Tapi kalau dari kami merekomendasikan 1/2 kg aja," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pembeli, Santoso mengaku menjadi langganan bumbu di Gubug Ndeso untuk keperluan memasak daging saat Idul Adha. Alasannya memilih bumbu jadi ini karena selain rasanya yang enak, harganya tergolong ramah di kantong.

"Ini habis beli bumbu sate. Memang sudah pernah ke sini sebelumnya, terus ke sini lagi karena rasanya enak juga harganya yang murah," ujar warga Kokap tersebut.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads