Bukan hal baru bila momen Idul Adha dimanfaatkan oleh penjual hewan kurban musiman. Namun, usaha penyandang disabilitas bernama Muhammad Halim (38) ini perlu diacungi jempol. Begini kisahnya.
Keterbatasan fisik tak membuat Halim pantang menyerah. Bertahun-tahun bekerja serabutan, dia akhirnya memulai berjualan kambing musiman pada 2010 lalu.
Perkenalannya dengan usaha tersebut juga tak bisa dibilang kebetulan. Dia memang sudah akrab membantu belantik untuk berjualan di pasar hewan.
Hingga pada 2010, ada jamaah masjid yang menawarkan modal agar dia berjualan sendiri di momen Idul Adha. Saat itu Halim juga merupakan penjaga masjid atau marbot.
"Dari 2010 tahun yang lalu, dulu saya kan jaga masjid, ada yang menawarkan mau dagang kambing, ya saya mau-mau saja," kata Halim saat ditemui di lapaknya, Jalan Puspowarno Tengah, Semarang, Kamis (22/6/2023).
Tak tanggung-tanggung, modal awal yang diberikan kepadanya adalah Rp 25 juta. Padahal, saat itu harga kambing berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1,2 juta.
"Itu pertama itu Rp 25 juta, zaman dulu kambing murah Rp 800 ribuan, Rp 700 ribu, paling besar 1,2 juta. Sekarang mahal," katanya.
Tahun ini, harga kambing jualannya berkisar Rp 3,2 juta hingga Rp 3,7 juta. Dalam setiap ekor yang dijual dia biasa mengambil untung Rp 200-300 ribu. Harga itu, sudah termasuk biaya perawatan selama masa tunggu dan ongkos kirim.
Di momen Idul Adha ini, dia sudah berjualan sekitar 13 kambing dalam dua hari. Rencananya dia akan berjualan hingga H+1 Lebaran.
"Penjualan terbaik itu 2018 itu 40 atau 45 (ekor kambing)," lanjut dia.
Sayangnya perjalanannya dalam menjual kambing tak selalu mulus. Halim juga pernah merasakan pendapatannya tak sesuai yang diharapkan karena ada satu kambingnya yang mati.
"Pernah bangkrut juga sih, tahun kemarin ada yang mati, dan harga banting-bantingan soalnya masih Corona," imbuhnya.
Selengkapnya di halaman berikut.
(ams/ams)