Pengusaha bernama Ciliandra Fangiono menjadi miliarder termuda yang masuk jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Siapa sosok Ciliandra yang disebut memiliki harta kekayaan hingga Rp 33,4 triliun ini?
Dilansir detikFinance, Senin (20/2/2023), data Forbes menunjukkan pria berusia 46 tahun tersebut memiliki kekayaan menyentuh Rp 33,4 triliun atau setara US$ 2,2 miliar (kurs Rp 15.205/dolar). Jumlah kekayaan ini menempatkan Chiliandra pada urutan ke-20 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Ciliandra Fangiono merupakan seorang Sarjana Ekonomi Senior dari Universitas Cambridge. Ia juga memperoleh penghargaan Buku Prince Waterhouse dari tempatnya berkuliah. Ciliandra pernah bekerja dalam divisi perbankan investasi Merril Lynch di Singapura, sebelum akhirnya memutuskan untuk meneruskan usaha dari ayahnya, Martias yang telah merintis usaha di bidang perusahaan sawit lebih dari 2 dekade lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chiliandra Fangiono untuk pertama kalinya masuk ke dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia pada 2009 ketika ia berusia 33 tahun dengan kekayaan Rp 10,9 triliun. Selama rentang waktu 2009-2023 belum ada triliuner yang lebih muda darinya yang mampu menyamai atau mengungguli kekayaannya.
Seperti yang diketahui bahwa, daftar 50 orang terkaya di Indonesia didominasi usia rata-rata 60-80 tahun yang notabene merupakan pengusaha veteran.
Sekarang Chiliandra menjadi CEO First Resources, perusahaan yang mengoperasikan perkebunan sawit dengan luas lahan ratusan ribu hektare dengan belasan pabrik minyak sawit. First Resource menjadi sumber kekayaan dari Chiliandra Fangiono.
Kekayaan Chiliandra terus meningkat. Sebagian besar kekayaan tersebut ia peroleh setelah tahun 2021, ketika keluarganya mengumumkan perusahaan kelapa sawit FAP Agri, yang dikelola oleh Wirastuty, kakak perempuan Chiliandra.
Tercatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai Rp 16,7 triliun. Kemudian pada tahun 2021 menjadi Rp 27,3 triliun dan teranyar kekayaan Chiliandra Fangiono berjumlah Rp 33,4 triliun.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(aku/dil)