Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kabupaten Brebes mendistribusikkan ribuan liter minyak goreng merek Minyakita. Namun, pasokan itu diprediksi hanya mampu memenuhi kebutuhan beberapa hari ke depan.
Pendistribusian minyak goreng produk Kemendag ini dilakukan di Pasar Belakang Kodim Brebes, Senin (20/2/2023). Sebanyak 2.880 liter kemasan botol didistribusikan ke 15 toko kelontong di pasar tersebut.
Salah seorang pemilik toko, Lidia (24) mengatakan produk minyak goreng Minyakita sudah lebih dari sebulan kosong. Padahal produk tersebut masuk dalam produk yang banyak dicari pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain lebih jernih, harga minyak goreng kemasan ini harganya bersaing dengan minyak curah. Harga per liternya dipatok Rp 14 ribu, sedangkan minyak curah Rp 16 ribu.
"Baru hari ini (Minyakita) masuk lagi. Sudah lebih satu bulan kosong terus. Semoga stoknya normal kembali," ucap Lidia usai menerima produk Minyakita.
Pedagang ini mengaku, hari ini mendapat pasokan 12 karton berisi 12 liter kemasan botol. Diperkirakan, akan habis dalam jangka waktu 2 sampai 3 hari ke depan.
"Produk ini laris sih, jadi kemungkinan habis 2 sampai 3 hari," tambah Lidia.
Pedagang lain, Munif (47) berharap droping Minyakita tidak hanya hari ini, ke depan bisa dilakukan secara rutin sehingga stok selalu ada. Menurut Munif, tokonya sudah tidak menjual Minyakita lebih dari satu bulan.
"Alasannya karena tidak ada barang sudah satu bulan kosong. Baru hari ini masuk lagi. Kalau bisa dropping-an selalu rutin," pinta Munif.
Terpisah, Kepala Dinkopumdag Brebes, Zaenudin mengatakan, untuk sementara distribusi baru dilakukan untuk pasar belakang Kodim. Untuk pasar pasar lain akan diupayakan sesegera mungkin.
Pendistribusian produk ini menurutnya sebagai antisipasi kelangkaan di pasaran. Harapannya, warga bisa dengan mudah mendapatkan bahan pokok ini dengan harga terjangkau.
Kepada para pedagang sembako, Zaenudin berpesan agar Minyakita dijual tidak melebihi Rp 14 ribu per liter. Harga itu merupakan harga yang sudah dipatok oleh pemerintah.
"Memang kita yang minta untuk dropping karena memang sudah lama kosong. Kekosongan ini akan berpotensi masuknya produk palsu, makanya stoknya kita jaga agar selalu ada," ungkap Zaenudin.
(ahr/ams)