Erma Buruh Viral Grobogan Bilang Diintimidasi Atasan, Ini Kata Perusahaan

Erma Buruh Viral Grobogan Bilang Diintimidasi Atasan, Ini Kata Perusahaan

Manik Priyo Prabowo - detikJateng
Selasa, 07 Feb 2023 19:00 WIB
Suasana di PT SAI Apparel Industries Grobogan. Foto diambil Selasa (7/2/2023).
Suasana di PT SAI Apparel Industries Grobogan. Foto diambil Selasa (7/2/2023). Foto: Manik Priyo Prabowo/detikJateng
Grobogan -

Buruh wanita Grobogan yang viral dengan video 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit', Erma Oktavia mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari atasannya. Bahkan dia merasa diintimidasi dan dibilang gila.

Manajer HRD PT SAI Apparel Grobogan, Wiji Utomo tidak membantah adanya pelecehan secara verbal tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran para buruh melakukan pemadaman listrik yang dianggapnya sangat membahayakan bagi pekerja lainnya.

"Sebenarnya langkah memadamkan listrik saat karyawan bekerja ini membahayakan sekali. Terlebih juga pemadaman listrik tidak atas dasar perintah pimpinan," kata Wiji Utomo saat ditemui di pabriknya, Selasa (7/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan prosedur dari perusahaan, lanjutnya, pemadaman listrik hanya boleh dilakukan saat pabrik sudah kosong. Hanya saja saat itu buruh memadamkan listrik sehingga terjadi miskomunikasi.

"Jadi jangan sampai kejadian pemadaman listrik sebelum pabrik steril dari pekerja ini terjadi lagi. Supaya insiden kecelakaan kerja tak terjadi," kata Wiji.

ADVERTISEMENT

Wiji juga memberikan penjelasan mengenai uang lembur yang menjadi pangkal persoalan video viral tersebut. Menurutnya, uang lembur itu kini sudah mulai dibayarkan kepada para buruh.

"Sudah mulai dibayarkan untuk uang lembur itu. Kita pastikan akan terbayarkan semua uang lemburnya," katanya.

Menurut Wiji, data yang sudah masuk ke perusahaan, uang gaji lembur yang belum terbayarkan itu sudah diberikan ke beberapa bagian atau sektor. Meski demikian perusahaan berjanji menyelesaikan masalah uang lembur ini secara bertahap sesuai kemampuan perusahaan.

Langkah ini dilakukan lantaran kondisi lesunya ekonomi dunia yang mempengaruhi ekspor produk perusahaan.

"Secara bertahap akan diselesaikan. Sementara baru bagian finishing dan beberapa line produksi. Kita lihat kemampuan perusahaan karena perusahaan baru dan kondisi ekonomi sulit ini membuat perusahaan harus melakukan perputaran strategi keuangan," lanjut Wiji.

Sebelumnya, dalam aksi demo yang digelar di Semarang pada Senin (6/2), Erma mengaku sempat diintimidasi dan dikatai gila oleh atasannya. Dia mendapat perlakuan itu saat merekrut anggota serikat pekerja.

Erma menyebut perekrutan itu di luar jam kerja, namun justru atasannya memberikan perlakuan tidak menyenangkan.

"Yang mau daftar ke saya dan mengisi formulir dibentak, dipaksa untuk masuk lagi kerja padahal itu udah di luar jam kerja. Kemudian saya diusir dan dia memanggil sekuriti bilang 'keluarin dia dari sini, dia orang gila'," ujar Erma.

"Buktinya selama saya di situ diintimidasi, dimutasi bahkan saya dikatain gila ketika merekrut anggota," katanya menambahkan.




(ahr/apl)


Hide Ads