Rumah Warga Sleman Retak gegara Proyek Tol, Menteri Basuki: Diperbaiki

Rumah Warga Sleman Retak gegara Proyek Tol, Menteri Basuki: Diperbaiki

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Jumat, 27 Jan 2023 20:19 WIB
Seksi 1 ditargetkan selesai pada triwulan I 2024, kemudian Seksi 6 pada triwulan IV/2024. Tol Jogja-Bawen ditargetkan beroperasi awal 2027.
Proyek Tol Jogja-Bawen. Foto: Pius Erlangga/detikJateng
Sleman -

Sejumlah rumah warga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rusak karena terdampak getaran alat berat di proyek tol Jogja-Bawen. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan pemerintah akan memberikan kompensasi kerusakan rumah itu.

"Kalau itu memang yakin terdampak (proyek tol) ya pasti akan diperbaiki," kata Basuki ditemui wartawan di UC Hotel UGM, Sleman, Jumat (27/1/2023).

Basuki menyebut kompensasi yang diterima warga bisa berupa uang. Bisa juga berupa perbaikan kerusakan rumah.

Dia menegaskan bahwa pemerintah akan konsisten dalam hal ini.

"Kalau dia retak, dia perbaiki. Perbaikan bisa dikasih uang cash, bisa diperbaiki. Bisa, pasti itu. Harus konsisten, harus konsekuen," tegasnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di UGM, Jumat (27/1/2023)Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di UC Hotel UGM, Jumat (27/1/2023) Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng

Diberitakan sebelumnya, sejumlah bangunan yang berada di dekat proyek tol Jogja-Bawen di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, mengalami kerusakan akibat getaran dari alat berat proyek. Warga pun meminta pihak pelaksana proyek agar memenuhi janji untuk memberikan kompensasi.

Dukuh Pundong III, Pekik Basuki mengatakan sudah menerima laporan dari beberapa warga terkait adanya kerusakan bangunan berupa retak di tembok. Menurutnya, rumah warga yang mengalami kerusakan berlokasi tak jauh dari proyek tol.

"Sementara ini di Pundong (Tirtoadi) kalau ada pekerjaan biasanya ada getaran yang bisa menimbulkan retak rumah yang di dekat pembangunan. Ada dua warga yang laporan ke saya. Tapi setelah itu ditegur jangan dilanjut, berhenti. Kalau mungkin dilanjut bisa retak lagi," kata Pekik saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1).

Menurutnya, rumah retak akibat getaran alat berat tak hanya terjadi di wilayahnya. Di padukuhan lain di Tirtoadi juga mengalami hal serupa.

"Di Jembangan, Tirtoadi juga ada (rumah retak karena getaran alat berat)," ucapnya.

Sejauh ini, belum ada kompensasi dari pelaksana proyek terkait dampak kerusakan rumah ini. Padahal dulu, dukuh atau pemangku wilayah setempat pernah diminta untuk mendata warga yang terkena dampak sosial dari pekerjaan pembangunan tol.

"Untuk kompensasi belum ada sampai saat ini. Dulu sempat diminta mendata tapi belum ada realisasi sampai saat ini. Justru ada kabar kompensasi itu entah ditunda entah dibatalkan," katanya.

"Di Pundong III ada 30-an rumah (yang terdampak pembangunan) dihitung 50 meter dari tepi pekerjaan kanan kiri," lanjutnya.




(rih/apl)


Hide Ads