Harga minyak goreng merek Minyakita di Bantul meroket beberapa waktu terakhir. Minyak goreng yang harga semula Rp 14 ribu per liter itu kini naik menjadi Rp 16 ribu per liter.
Salah satu pedagang di Pasar Kepek, Hidayah (55) mengatakan kenaikan harga Minyakita sudah berlangsung sejak awal tahun. Kenaikan tersebut, kata Hidayah, karena harga kulakan yang sudah tinggi.
"Ini kemarin saya kulakan Rp 15.400 dan saya jual Rp 16 ribu per liternya. Itu saja saya beli dibatasi, saya mau beli dua karton yang masing-masing berisi 12 kemasan tidak boleh, bolehnya hanya satu (karton) saja," katanya kepada detikJateng, Jumat (27/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kenaikan harga Minyakita di pasaran karena minimnya stok. Terlebih, Minyakita menjadi primadona masyarakat karena harganya yang terjangkau.
"Naiknya mungkin karena tidak ada stok, dan ini kan minyak goreng kemasan yang paling murah," ujarnya.
Pedagang lainnya, Luna (38) juga mengungkapkan sulitnya mendapatkan Minyakita. Dia sudah berulang kali menghubungi distributor namun hingga kini belum mendapatkan minyak tersebut.
"Tidak ada di sini, sulit, sejak awal Januari itu tidak ada Minyakita. Kalau ada pun dijual Rp 16 ribu (per liter). Saya juga sudah kulak tapi tidak ada terus barangnya," ucapnya.
Luna berharap pemerintah menambah produksi Minyakita yang harganya lebih bersahabat dibanding minyak goreng kemasan lainnya.
"Ya kalau bisa pemerintah menambah stok Minyakita karena harganya murah. Kasihan juga penjual-penjual gorengan kalau harganya naik," katanya.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Zuhriyatun Nur Handayani membenarkan adanya kenaikan harga Minyakita. Hal tersebut berdasarkan pantauan harga pasar yang dilakukan.
"Kalau dilihat dari hasil pantauan harga di Pasar memang ada sedikit kenaikan harga minyak goreng, rata-rata per liternya Rp 15 ribu," ucapnya kepada detikJateng hari ini.
"Kendati demikian untuk stok minyak goreng di pasar cukup banyak, sehingga tidak ada kelangkaan," lanjut wanita yang kerap disapa Nanik ini.
Menyoal penyebabnya, Nanik menyebut karena minimnya pasokan Minyakita di tingkat distributor. Nanik menyarankanmasyarakat untuk sementara beralih ke minyak goreng kemasan non subsidi.
"Penyebabnya sampai sekarang belum ada pasokan ke distributor, masih antre. Sebagai alternatif masyarakat bisa membeli minyak goreng premium," ujarnya.
(ahr/dil)