Proyek Tol Lingkar Solo Bakal Dimulai 2025, UGR Rp 3,1 Triliun

Proyek Tol Lingkar Solo Bakal Dimulai 2025, UGR Rp 3,1 Triliun

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Jumat, 27 Jan 2023 14:47 WIB
Peta survei rencana tol lingkar timur-selatan Kota Solo yang disampaikan ke desa.
Peta survei rencana tol lingkar timur-selatan Kota Solo. Proyek Tol Lingkar Solo Bakal Dimulai 2025, UGR Rp 3,1 Triliun. Foto: dok. Istimewa
Solo -

Rencana pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan luar Kota Solo terus dimatangkan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Nur Basuki mengatakan tol lingkar Solo bakal dikerjakan mulai tahun 2025 dan disiapkan uang ganti rugi (UGR) Rp 3,1 triliun.

Basuki menjelaskan saat ini proyek tol lingkar Solo masuk tahap feasibility study atau studi kelayakan. Jika layak maka pengerjaan jalan tol lingkar luar Solo akan mulai digarap setelah pembangunan jalan tol Solo-Jogja rampung.

"(Jika lolos feasibility study) Tol lingkar luar Solo akan mulai dikerjakan tahun 2025, setelah Tol Solo-Jogja selesai," kata Basuki kepada wartawan saat ditemui di Solo Safari, Jumat (27/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dia sampaikan ke wartawan, jalan tol lingkar luar Solo akan melewati Kecamatan Jaten, Tasikmadu, dan Kebakkramat di Kabupaten Karanganyar. Kemudian Kecamatan Mojolaban, Polokarto, Sukoharjo, Grogol, Baki, dan Gatak di Kabupaten Sukoharjo. Lalu Kecamatan Wonosari, Polanharjo, dan Delanggu di Kabupaten Klaten. Panjangnya mencapai 38,6 kilometer.

"Kebutuhan lahan, gambaran umum total UGR Rp 3,144 triliun," demikian tertulis dalam data tersebut.

ADVERTISEMENT

"Nanti ambil jalannya sekitar Delanggu ke timur, sampai ke exit tol Kebakkramat," jelas Basuki.

Kepala DPUPR Kota Solo, Nur Basuki saat ditemui di Solo Safari, Jumat (27/1/2023).Kepala DPUPR Kota Solo, Nur Basuki saat ditemui di Solo Safari, Jumat (27/1/2023). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Basuki menilai jalan tol tersebut sangat penting bagi Kota Solo. Sebab Kota Solo diprediksi akan mengalami kemacetan parah sehingga pembangunan tol ini menjadi salah satu solusi.

"Kemarin masih ada beda persepsi dengan kabupaten sekitar. Daerah lain minta non tol. Tapi kalau dituruti itu, 5-6 tahun (Solo) pasti akan macet. Skemanya memang harus tol," ujarnya.

Dia menilai pembangunan jalan tol ini sudah termasuk terlambat, sebab harus sudah mulai ada progres sejak 10 tahun yang lalu.

Pemkot Solo lebih setuju menggunakan jalan tol. Selain itu, jalan tol lingkar ini akan terkoneksi dengan jalan lingkar non tol. Hal ini membuat kendaraan berat tak perlu melewati kota.

"Kalau kita lihat Jalan Kapten Mulyadi dilewati kendaraan berat ini sudah cukup sulit, kalau dipaksakan masuk kota. Ke depannya harus masuk tol," ujarnya.




(rih/sip)


Hide Ads