Para petambak di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memilih untuk memanen udangnya lebih cepat dari jadwal. Mereka khawatir cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi akan merusak produksi tambak mereka.
Salah satu pemilik tambak di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Heri Fitriansyah (40) mengatakan tambahnya membudidayakan udang jenis vaname (Litopenaeus vannamei).
Menurut dia, cuaca ekstrem memang menjadi ancaman yang harus dihindari. Karena itu, dia memilih memanen udangnya lebih dini.
"Tahun ini cuaca ekstrem, rob berkali kali cukup mengganggu ketahanan udang. Beberapa kali kita harus panen lebih awal dalam kondisi ada yang terserang virus ada yang tidak molting," kata dia saat ditemui, Senin (12/12/2022).
Dia menjelaskan, curah hujan diakui memang sangat mempengaruhi kondisi air tambak, seperti turunnya kadar garam atau salinitas dan PH air. Perubahan itu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang.
Kena itu, udang jenis vaname yang biasanya dipanen saat umur 4 bulan kini harus dipercepat menjadi 3 bulan.
Akibat panen dini ini, hasil panen mereka susut hingga 30 persen dibanding hasil panen normal.
"Jadi ada penurunan 30 persen dari biasanya. Misal biasanya dapat satu ton, sekarang cuma 700 kg," katanya mengeluh.
Sedangkan ukuran udang yang lebih kecil dibanding ukuran normal juga membuat harganya merosot. Namun, langkah ini tetap dipilih daripada harus menanggung risiko tambak mereka rusak oleh cuaca ekstrem.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes, Zuhdan Fanani menjelaskan tidak hanya udang yang terdampak cuaca ekstrem. Beberapa komoditas lain seperti ikan bandeng, rumput laut dan garam juga berpotensi terganggu.
"Anomali cuaca yang tidak diprediksi sangat mengganggu produk perikanan. Karena di Brebes punya potensi rumput laut, udang ikan dan garam. Semua terdampak sehingga produktivitas turun," ungkap Zuhdan.
Zuhdan menyarankan, agar para pelaku usaha tambak cermat dalam mengamati perubahan cuaca. Kemudian, lanjut Zuhdan, petambak diusahakan rutin memperbaiki tambak tambak mereka.
"Cuaca ini kan sudah diprediksi di BMKG, sehingga masyarakat pesisir sudah memahami perubahan yang akan terjadi. Kalau memang sudah cukup umur, sementara cuaca tidak bagus, segera panen. Kalau masih panjang harus selalu memantau cuaca,"bebernya.
(ahr/aku)