Banjir merendam ratusan hektare tanaman bawang merah di Kabupaten Brebes. Akibatnya para petani menderita gagal panen.
Lahan tanaman bawang merah yang terendam banjir ini berada di Kecamatan Wanasari. Tanaman bawang ini tersebar di tujuh desa, yakni Jagalempeni, Lengkong, Sisalam, Sidamulya, Glonggong, Tanjungsari dan Wanasari.
Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, mengatakan total ada 600 hektare lahan pertanian bawang di tujuh desa tersebut. Sekitar 60 persen sudah dipanen, sedangkan 40 persen lainnya atau sekitar 200 hektare tidak bisa dipanen karena tenggelam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lahan yang terendam itu sebagian memang sudah dipanen. Dari 7 desa itu ada total 600 hektare yang terendam, namun 60 persen sudah dipanen, sedangkan 40 persen lainnya atau sekitar 200 hektare tidak bisa dipanen karena mati, sudah dua hari terendam," kata Juwari di sela meninjau tanaman bawangnya yang banjir, Minggu (20/11/2022).
Kerugian yang diderita petani nilainya cukup besar. Juwari menjelaskan, untuk biaya tanam bawang merah satu hektare kini mencapai Rp 140 juta. Biaya itu meliputi pembelian bibit, tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan lain. Apalagi, sambung dia, rata-rata tanaman bawang yang terendam hampir memasuki masa panen, yakni 50 hari.
"Padahal lahan tanaman bawang yang terendam sudah berusia lebih dari 50 hari dan sebentar (5 hari) lagi panen. Untuk panen satu hektarenya bisa memperoleh hasil hingga Rp 200 juta. Jadi sudah berapa kerugian petani di Kabupaten Brebes saat ini akibat banjir. Pastinya sampai puluhan miliar rupiah," jelas Juwari.
Banjir yang merendam tanaman ini akibat luapan Sungai Pemali. Sungai ini meluap setelah hujan deras pada Jumat malam hingga Sabtu pagi.
(aku/rih)