Olah Sampah Organik Lewat Budi Daya Maggot Ala Warga Kricak Jogja

Olah Sampah Organik Lewat Budi Daya Maggot Ala Warga Kricak Jogja

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 01 Nov 2022 15:55 WIB
Suasana pusat pengolahan sampah organik dengan kandang maggot di Jalan Jambon V, Jatimulyo, Kalurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, Jogja,  Selasa (1/11/2022).
Suasana pusat pengolahan sampah organik dengan kandang maggot di Jalan Jambon V, Jatimulyo, Kalurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, Jogja, Selasa (1/11/2022) (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)

Endang juga memproduksi maggot sendiri. Hal itu dari telur lalat yang semula adalah maggot.

"Nah 10 ribu maggot bisa diambil 1-2 gram lah, nah kami bangun siklusnya. Jadi kalau dia untuk konsumsi kan 18-21 sudah suap konsumsi, kalau kemudian dijadikan lalat 30 hari, 30 hari jadi pupa masuk ke kandang lalat itu, lalat hanya hidup 3-4 hari saja. Karena kalau yang cewek sudah bertelur mati dan yang cowok sudah kawin mati," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari situ dia ada telur, telur kita tetaskan nanti paling 5 hari sudah siap tebar, siap tebar itu siap makam sampah. Di situ dua pekan sudah siap panen," lanjutnya.

Sedangkan untuk pemasaran, Endang mengaku pembeli maggotnya adalah dari kalangan peternak. Pasalnya maggot mengandung banyak protein.

ADVERTISEMENT

"Dijualnya bisa ke peternak ayam, lele. Sebetulnya ini bagus untuk koi, arwana hingga chana karena protein maggot 51% dan itu bagus untuk kulit ikan," katanya.

Terkait omzet, Endang enggan mengungkapkannya karena selama ini malah banyak pengeluaran daripada pemasukan. Karena sejatinya tujuan Endang adalah menyadarkan masyarakat untuk mulai melakukan pemilahan sampah.

"Jujur kami masih membuat siklus, masih mutar bagaimana menyerap sampah sehingga belum bisa menjual maksimal. Harusnya kami sudah bisa per hari 100 kilogram bisa lah. Tapi karena masih siklus dan harus menyerap sampah sebanyak-banyaknya," ujarnya.

Terlebih saat ini jumlah orang yang berkecimpung dalam gerakan tersebut baru empat orang saja. Di mana masing-masing pengambil sampah, pemotong sampah hingga mengembangbiakkan maggot.

"Memang seharusnya buang sampah dapat uang tapi ini kita memberi uang, karena gerakan yang saya buat ingin masyarakat mulai melakukan pemilahan sampah. Nanti sisanya bawa ke bank sampah, dan SOD kasih ke kami. Kalau itu diterapkan pengolahan sampah selesai di Kalurahan," lanjut Endang.

Kendati demikian, Endang menyebut dalam sehari bisa menjual puluhan kilogram maggot. Bahkan dalam sehari Endang mentargetkan bisa menjual 200 kilogram maggot.

"Satu kilogram di angka di luar Rp 7,5 ribu, kalau ke farm kami di Rp 6 ribu," ucapnya.


(aku/aku)


Hide Ads