Kiat Pengusaha Busana Muslim Hadapi Isu Resesi Global Tahun Depan

Kiat Pengusaha Busana Muslim Hadapi Isu Resesi Global Tahun Depan

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 22 Okt 2022 22:05 WIB
Pameran busana muslim di Semarang, Sabtu (22/10/2022).
Pameran busana muslim di Semarang, Sabtu (22/10/2022). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng)
Semarang -

Ekonomi dunia disebut akan mengalami resesi global tahun 2023. Sejumlah pengusaha termasuk di bidang busana muslim di Indonesia berusaha melakukan antisipasi agar perekonomian tetap baik-baik saja.

Pemilik Qaireena Hijab, Sulis Qaireena asal Sidoarjo Jawa Timur sebenarnya tidak khawatir dengan isu resesi karena optimis masyarakat Indonesia masih punya daya beli tinggi. Namun perekonomian tidak bisa diprediksi sehingga itulah yang ia anggap sebagai 'gelap'.

"Karena tingkat daya beli masyarakat masih oke. Jadi kalau dibilang 2023 gelap bukan karena akan terjadi itu (resesi). Menurut kita gelap itu susah diprediksi, mau kemana habit orang," kata Sulis di sela acara The Rendezvous 2.0 di Hotel Noorman Semarang, Sabtu (22/10/2022).

Ia menjelaskan yang jadi kekhawatiran yaitu kondisi ekonomi yang menurutnya tidak bisa diprediksi dalam jangka panjang. Hal itu salah satunya dipengaruhi oleh masyarakat yang mudah terbawa oleh kabar yang beredar.

"Ada berita apa, orang Indonesia ikut. Misal ada ini (resesi). Ah nggak beli baju deh. Selang beberapa waktu ada berita lain lagi, beli baju ah," ujar Sulis.

"Jadi ibarat mau umrah, kalau dulu 6 bulan sebelumnya sudah keluar tiket. Sekarang sudah nggak bisa. Jadi nggak bisa prediksi terlalu panjang, misal 2023 nanti model Syari nasibnya kayak apa," imbuhnya.

Dalam acara itu, para pemilik butik dan desainer juga mengundang para pelanggan loyal atau agen. Mereka bisa ikut andil yaitu melakukan live di media sosial masing-masing agar brand-brand lokal yang tampil makin maju. Hal itu merupakan salah satu langkah antisipasi menghadapi ekonomi yang gelap.

Senada dengan Sulis, pemilik brand Pj by Pipik Juliana asal Surabaya, Pipik, mengatakan dunia fahion busana Muslim menurutnya mulai tenggelam. Maka perlu upaya bersama agar kembali terangkat dan tentunya berdampak pada perekonomian Indonesia.

Untuk itulah, lanjutnya, digelar acara The Rendezvous 2.0 di mana sejumlah butik busana muslim dan desainer berkumpul menggelar pameran dan fashion show.

"Adakan acara ini agar supaya intinya memperbaiki ekonomi negara. Kan rata-rata dunia fashion muslim tenggelam. Ini kita sengaja silaturahmi," ujar Pipik.

Dalam acara itu brand lokal lain yang tampil dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Boutique Rhey, Joza Arina, dan Elin Merlin. Para owner produk itu juga berapa dengan langkah yang diambil salah satunya dengan gelaran fashion show, bisa mempertahankan perekonomian dan juga memberikan inspirasi.




(aku/aku)


Hide Ads