Melihat Renyahnya Produksi Slondok di Desa Kenalan Borobudur

Melihat Renyahnya Produksi Slondok di Desa Kenalan Borobudur

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 13 Okt 2022 20:02 WIB
Produksi slondok di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Magelang, Kamis (13/10/2022).
Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, dikenal sebagai produsen slondok. Bahkan, separo dari penduduk di desa itu menggantungkan hidupnya dari memproduksi slondok atau yang juga biasa disebut lanting.

Slondok merupakan camilan khas Magelang yang dibuat dengan bahan baku singkong. Bentuknya seperti gelang, sedangkan rasanya renyah dan gurih.

Salah satu pembuat slondok, Srinem (44) mengatakan, produksi slondok dilakukan sejak tahun 2015. Slondok yang dibuatnya dengan bahan baku singkong.

"Sekali produksi 1,5 kuintal (singkong) jadi 60 kg. Dua hari sekali produksi," kata Srinem warga Dusun Nalan II di sela-sela menjemur slondok, Kamis (13/10/2022).

Singkong untuk membuat slondok tersebut diambil dari wilayah Wonosobo maupun Kajoran, Kabupaten Magelang. Di sekitar Desa Kenalan ada, namun tidak mampu mencukupi kebutuhan.

"Bahan baku beli dari Wonosobo, Kajoran. (Di sini) Ada, tapi nggak mencukupi," ujarnya seraya menyebut slondok yang jadi diambil juragan.

Pembuat slondok lainnya, Sugijati (67) mengatakan, usaha slondok tersebut telah dilakukan sejak tahun 1990. Slondok yang sudah jadi diambil tengkulak.

"Kalau ada (produksi) banyak yang diambil, sedikit yang diambil. Rata-rata sekali ambil 60-80 kg," tuturnya.

Produksi tersebut, kata dia, dilakukan dalam tiga hari sekali. Sekali produksi menghabiskan satu kuintal singkong.

Sementara itu, Kepala Desa Kenalan, Agus Waluyo mengatakan, aktivitas perekonomian warga Desa Kenalan didominasi dari membuat lanting atau slondok. Dari 460 KK yang ada di desa itu, ada sekitar 200 KK yang memproduksi slondok.

"Hampir 50 persen, rata-rata kehidupan orang Kenalan dihidupi dengan UMKM dari slondok. Meskipun ketela bahan bakunya tidak berasal dari Kenalan bahkan didatangkan dari Temanggung, Wonosobo. Bahkan kalau ketela pas tidak ada itu, musim kemarau didatangkan dari Lampung," kata Agus.

"Selama ini penjualan itu berbagai macam, tempat, ada yang diambil oleh pengepul sendiri, bakul dari luar, ada yang tiap hari dibawa ke Pasar Jagalan (Kalibawang). Memang kompleks pasar slondok di Pasar Jagalan Kulon Progo, dari sini sekitar 4 km," pungkasnya.




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads