Kondisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Purbalingga saat ini dinilai masih lesu. Sejumlah upaya untuk percepatan pemulihan ekonomi pun dilakukan.
"Secara umum saat ini bisa saya katakan sekitar 70% dalam posisi melambat, artinya setelah keluar dari COVID-19 dan mulai pulih, bangkit dan mendapat pemasukan, sekarang dihantam lagi dengan adanya kenaikan BBM itu betul-betul berpengaruh," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Purbalingga Adi Purwanto kepada detikJateng di Bazar UMKM Desa Bumi Sari, Senin (10/10/2022).
Adi mengatakan kenaikan BBM ini menyebabkan daya beli masyarakat semakin menurun. Para pelaku UMKM juga terkena imbas dari penurunan daya beli ini. Pemkab Purbalingga pun mendorong para UMKM sejenis untuk membentuk paguyuban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengembangan UMKM di Purbalingga menggunakan konsep paguyuban, dengan jumlah UMKM sebanyak 96 ribu lebih berdasarkan data BPS sulit sekali memantau, sehingga kami lakukan konsep itu untuk memudahkan pemantauan," kata Adi.
Konsep paguyuban, kata dia, adalah menyatukan pelaku UMKM yang sejenis dalam satu wadah. Diharapkan perkembangan para pelaku UMKM ini bisa terpantau dan bisa saling bertukar pikiran untuk mencari solusinya.
"Kami juga menggunakan konsep leveling yaitu pembinaan berjenjang wilayah, produk unggulan desa kami tarik ke kecamatan. Selanjutnya ditarik ke kabupaten dan menjadi produk unggulan melalui kurasi," ujarnya
Setelah dua langkah itu dilakukan, para pelaku UMKM nantinya juga akan mendapat pelatihan. Adi mengatakan pihaknya juga membuat ekosistem agar anggaran tidak hanya mengandalkan APBD.
"Tahap selanjutnya para pelaku UMKM juga diberikan pelatihan, terkait anggaran pasti terbatas sekali, sehingga yang kami lakukan membangun ekosistem UMKM. Kami tidak bisa bermain sendiri, kalau hanya mengandalkan APBD itu jelas tidak bisa berjalan tapi ketika kita membangun sebuah ekosistem maka itu akan bisa berjalan dengan baik," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan sebagai upaya untuk meningkatkan perkembangan UMKM di daerah itu pihaknya akan memberikan dana stimulan untuk pelaku usaha. Sebelumnya pihaknya menggelar roadshow pemulihan ekonomi lewat bazar UMKM.
"Kebetulan kami punya program dana stimulan untuk kelompok-kelompok UMKM dari mulai Rp 10 hingga 30 juta, jadi yang ikuti dalam roadshow pemulihan ekonomi ini akan kita survei, kalau memenuhi kriteria akan kita bantu," kata Tiwi.
Selain itu, kata dia, pemda juga memiliki program bedah warung untuk membantu masyarakat yang memiliki usaha warung. Dengan upaya itu diharapkan percepatan pemulihan ekonomi di daerahnya dapat segera terwujud.
"Semoga bantuan-bantuan yang diberikan bisa betul-betul dimanfaatkan tepat sasaran dan berdampak pada pemulihan ekonomi," pungkasnya.
(ams/apl)