Kain Batik Lasem Jadi Cendera Mata di KTT G20 Bali

Kain Batik Lasem Jadi Cendera Mata di KTT G20 Bali

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Kamis, 22 Sep 2022 19:14 WIB
Para Pembatik di Sanggar Batik Pusaka Beruang milik Santoso Hartono di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Kamis (22/9/2022).
Para Pembatik di Sanggar Batik Pusaka Beruang milik Santoso Hartono di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Kamis (22/9/2022). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang -

Batik tulis Lasem bakal menjadii cendera mata atau barang kenang-kenangan di perhelatan internasional Presidensi G20. Kain batik tulis khas Lasem itu nantinya berupa syal atau selendang.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu perajin Batik Tulis Lasem, Santoso Hartono saat ditemui detikJateng, pada Kamis (22/9/2022) siang.

"Asal mulanya itu kerja sama dengan Program Studi Desain Mode Universitas Kristen Maranatha dan APR (Asia Pacific Rayon) dalam kegiatan riset yang diadakan Mitras DUDI Kemendikbud RI. Membuat batik untuk syal, untuk cendera mata menteri-menteri yang datang di G20," terang Santoso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Santoso mengatakan, motif dari kain batik tulis Lasem yang akan digunakan sebagai cendera mata di perhelatan G20, sudah ditentukan. Yakni motif latohan dan kricak. Bahkan metode pewarnaannya sendiri menggunakan teknik tradisional, memakai bahan pewarna yang alami, sehingga ramah lingkungan.

"Sudah ditentukan, motifnya ada kricak, latohan. Pakainya warna alam. Dari bahan -bahan alami, dari daun kayu-kayuan. Jadi ramah lingkungan," Santoso menjelaskan.

ADVERTISEMENT

Penggunaan warna dari bahan-bahan alami, menurut Santoso memiliki beberapa kelebihan. Misalnya seperti warna yang dihasilkan pada kain lebih terkesan kalem. Selain itu proses pembatikannya dinilai tidak mencemari lingkungan.

"Keunggulannya warnanya lebih soft dan tidak mencemari lingkungan," tandas Santoso.

Santoso mengaku mendapat pesanan 100 helai kain batik Lasem untuk kegiatan Presidensi G2. Namun, hingga sejauh ini baru pihaknya kirim 60 helai.

"Sementara baru 100 buah. Sudah dua kali pengiriman. Tiga puluh, tiga puluh," imbuh Santoso.

Satu helai kain batik tulis Lasem, Santoso mengatakan, proses pembuatannya membutuhkan waktu selama lebih dari sepekan. Mulai dari proses awal menggambar pola, hingga pewarnaan.

"Satu kain bisa sampai satu minggu proses pembatikannya. Dari gambar pola dan ditambah sekitar lima hari untuk pewarnaan. Yang lama pewarnaannya, karena pakai bahan alami. Jadi harus berulang untuk mendapatkan warna yang maksimal," pungkas Santoso.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads