Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada penutupan hari ini menguat. Berdasarkan data RTI tercatat Dola AS pada level Rp 15.023.
Dilansir detikFinance, Rabu (21/9/2022), Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan mata uang rupiah ditutup melemah 13 poin. Walaupun sebelumnya rupiah sempat melemah 30 point dilevel Rp 14.997 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.983.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.980-15.040," kata dia, Rabu (21/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social, Economics and Digital/ISED Ryan Kiryanto, menjelaskan pergerakan dolar AS dipengaruhi oleh tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang memanas. Selain itu, menurutnya ditambah perkiraan The Fed menaikkan FFR 75-100 bps yang membuat aset dalam dolar AS akan menguat drastis.
"Jadi orang melepas mata uang non dolar AS untuk beli dolar AS. Ini fenomena Super Strong US Dollar," ucap dia.
Nyaris Semua Mata Uang Asia Loyo
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, menjelaskan hampir semua mata uang negara berkembang di Asia melemah, termasuk rupiah. Menurutnya pemicu kondisi ini yakni lebih karena antisipasi terhadap keputusan The Fed untuk Fed Fund Rate (FFR) yang akan diputuskan pada Rabu atau Rabu malam waktu Indonesia di mana pelaku pasar memperkirakan The Fed menaikkan cukup agresif yaitu 75 bps.
"Tentu hari ini kami masuk pasar dengan triple intervention-nya untuk memastikan jangan sampai terjadi pelemahan yang liar atau berlebihan," jelas dia.
(sip/sip)