Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara seremoni implementasi tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi menyebutkan pentingnya pengembangan industri dari hulu hingga hilir.
Saat ini Indonesia sudah menghentikan ekspor nikel yang merupakan salah satu bahan utama pembuatan baterai lithium. Rencananya, Indonesia juga akan menghentikan ekspor bahan mentah hasil tambang lain.
"Keinginan sejak lama kenapa kita setop ekspor nikel ya ke situ, dan dilanjutkan dengan setop ekspor bahan mentah bauksit," kata Jokowi di Batang, Rabu (8/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bauksit merupakan salah satu mineral yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan alumunium. Dengan penghentian ekspor bauksit, Jokowi berharap Indonesia bisa menjadi produsen barang-barang berbahan alumunium.
"Sehingga nanti kita akan memproduksi dari bahan jadi yang berasal dari alumunium," kata Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi menjelaskan pentingnya melakukan pengembangan industri dari hulu hingga hilir. Hal itu sudah dilakukan yang salah satu bagiannya dikerjakan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) yang berada di Batang.
"Dimulai dengan penambangan nikel, smelter, pabrik prekursor, pabrik katoda, kemudian baterai listrik, baterai tipe, hingga mobil listrik. Masih ditambah lagi dengan industri daur ulang baterai dari hulu sampai hilir," kata Jokowi.
Sebelumnya, rencana pelarangan ekspor bauksit ini pernah disampaikan Jokowi saat sidang senat Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (11/3) lalu. Hal itu disampaikan Jokowi setelah memaparkan kondisi perekonomian global yang menghadapi situasi ketidakpastian.
"Sudah sering kita sampaikan, sudah bertahun-tahun, puluhan tahun, ratusan tahun kita selalu ekspor bahan mentah. Sejak VOC lho kita ini, sampai sekarang masih. Kita tidak mendapatkan nilai tambah," kata Jokowi kala itu.
Oleh karenanya, Jokowi menghentikan ekspor bahan mentah seperti nikel pada 2020 lalu dan menggantinya dengan barang setengah jadi dan barang jadi. Jokowi menyebut hal itu terbukti menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar.
Jokowi juga menyampaikan rencananya menyetop ekspor bauksit hingga timah dan tembaga. Namun rupanya langkah itu diganjal oleh negara-negara lain dengan menggugat Indonesia.
"Begitu kita bilang setop nikel, setop bahan mentah nikel, kita digugat sama Uni Eropa, belum rampung hingga sekarang. Nggak apa-apa. Belum selesai, saya perintah lagi bauksit, biar digugat lagi. Bauksit setop tahun depan, kemudian timah atau tembaga, biar digugat lagi, nggak apa-apa, belum tentu kita kalah, belum tentu kita menang juga," tegasnya.
Jokowi pun menegaskan cara ini harus dicoba agar keuntungan Indonesia tidak diambil oleh asing. Meski demikian, Jokowi mengatakan Indonesia terbuka dengan kerja sama, namun investasi harus dilakukan di dalam negeri.
+++
Kamu punya kesan yang tak terlupakan saat mengunjungi Jawa Tengah dan DIY, jangan lewatkan untuk menyampaikannya di program Giveaway Serentak. Hadiahnya: uang tunai senilai total Rp 30 juta plus plus.
Segera gabung! Kamu hanya perlu menuliskan kesan-kesanmu itu di kolom komentar artikel ini.
Yuk, ajak juga teman-temanmu!
(ahr/ams)