Tema Natal 2025 Nasional Resmi PGI-KWI Lengkap dengan Pesan Rohani

Tema Natal 2025 Nasional Resmi PGI-KWI Lengkap dengan Pesan Rohani

Anindya Milagsita - detikJateng
Selasa, 23 Des 2025 12:12 WIB
Tema Natal 2025 Nasional Resmi PGI-KWI Lengkap dengan Pesan Rohani
Tema Natal 2025. (Foto: Dok. Laman PGI)
Solo -

Menyambut datangnya perayaan yang berlangsung pada tanggal 25 Desember 2025 kali, pihak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)-Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sudah menetapkan tema Natal 2025. Tak hanya sebatas tema Natal saja, PGI-KWI juga turut menyampaikan pesan rohani kepada umat Kristiani yang hendak merayakannya.

Sebagaimana diketahui Natal menjadi momentum hari raya yang dinanti-nantikan oleh para umat Kristiani setiap tahunnya. Menurut laman resmi Kementerian Agama Kota Denpasar, Natal menjadi momentum perayaan atas hari kelahiran sang Juruselamat, yaitu Yesus Kristus.

Tak ayal, Natal senantiasa dirayakan dengan penuh antusias. Bukan hanya sekadar diisi dengan kemeriahan saja, tapi juga ibadah yang penuh makna. Inilah yang membuat adanya tema Natal di setiap tahunnya, termasuk pada 2025 kali ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa tema Natal 2025 nasional resmi PGI-KWI yang dapat dijadikan sebagai panduan bagi umat Kristiani? Berikut ulasan informasinya.

Poin Utamanya:

ADVERTISEMENT
  • Tema resmi Natal 2025 adalah "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga" (bdk. Matius 1:21-24), yang menegaskan makna kehadiran Allah sebagai sumber keselamatan yang dimulai dari unit terkecil kehidupan, yaitu keluarga.
  • Pesan Natal PGI-KWI menekankan keluarga sebagai "gereja terkecil" tempat Allah hadir dan bekerja menyelamatkan, sekaligus mengajak umat merespons berbagai krisis keluarga dan sosial dengan menghidupi kasih, ketaatan, dan iman dalam kehidupan sehari-hari.
  • Ada berbagai cara memperingati Natal di tahun ini, seperti melakukan introspeksi diri, tebak isi kado, sampai menyanyikan lagu-lagu rohani.

Apa Tema Natal 2025 Nasional Resmi PGI-KWI?

Menurut laman resmi PGI, tema Natal PGI-KWI 2025 adalah "Allah hadir untuk menyelamatkan keluarga". Tema ini diambil dari potongan ayat Bdk. Matius 1:21-24.

Lebih lanjut, melalui tema tersebut pihak PGI menyebut tentang harapan agar dapat diimplementasikan di seluruh elemen perayaan Natal di tahun ini nantinya. Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025, Maruarar Sirait, menyebut tema Natal PGI-KWI 2025 agar dapat dipahami oleh pihak panitia.

"Tema Natal PGI-KWI 2025 sangat luar biasa, karena itu kami perlu bantuan dari PGI dan KWI agar dapat visi besarnya dari tema tersebut sehingga panitia bisa nyambung dan tidak keluar dari tema," jelasnya yang dikutip detikJateng pada Selasa (23/12/2025).

Kemudian Dirjen Bimas Kristen RI Jeane Marie Tulung juga menyampaikan tentang makna dari tema Natal di tahun ini. Tak hanya sekadar seremoni saja, diharapkan tema Natal di tahun in juga dapat diwujudkan secara nyata.

"Bagaimana pesan dari tema tersebut dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan, tidak hanya di acara puncaknya saja, tetapi setiap rangkaian kegiatan, pesan dari tema ini harus terus dibawakan, dan usulan kami seminar bisa dilaksanakan di beberapa titik," ujarnya.

Mengenai sub tema Natal 2025, pihak PGI menyampaikan adanya tim yang dibentuk untuk bisa memperkuatnya. Tentunya dengan melibatkan pihak gereja dan juga panitia.

Sementara itu, melalui laman resmi Kemenag Maluku, tema Natal 2025 yang berbunyi "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga" memiliki makna mendalam tentang adanya harapan bagi umat Kristiani dalam memaknai Natal sebagai kehadiran Allah. Terutama dalam hal membawa keselamatan yang dimulai dari unit terkecil kehidupan, yang tidak lain adalah keluarga.

Pesan Rohani Natal 2025 Resmi PGI-KWI

Selanjutnya, ada juga pesan rohani atau pesan Natal yang disampaikan oleh PGI. Di dalam publikasi bertajuk 'Pesan Natal Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Tahun 2025' melalui laman resmi PGI, berikut teks pesan rohani untuk perayaan Natal tahun ini:

Saudara-saudari terkasih,

1. Hari Natal merupakan perayaan kehadiran Allah dalam Yesus Kristus yang lahir di tengah umat manusia, termasuk di tengah keluarga kita masing-masing. Kita percaya bahwa karya keselamatan Allah terjadi dan dialami di tengah keluarga kita.

2. Menurut Matius 1:21-24, Allah memenuhi janji keselamatan melalui kelahiran Yesus, Sang Imanuel-Allah beserta kita, di tengah keluarga pasangan Maria dan Yusuf. Nama Yesus tidak hanya menunjuk pada identitas diri dan karakter seorang manusia, tetapi terutama merujuk pada peran-Nya sebagai Pribadi yang menyelamatkan umat yang percaya dari dosa mereka. Matius menegaskan bahwa kelahiran Yesus sebagai Mesias, melalui rahim Maria, seorang anak dara, merupakan penggenapan nubuat Perjanjian Lama (bdk. Yes. 7:14)

3. Allah melibatkan keluarga pasangan Maria dan Yusuf di dalam karya penyelamatan-Nya atas seluruh umat manusia, meskipun tidak berjalan mulus. Yusuf sebelumnya hendak menceraikan Maria secara diam-diam, tetapi mengurungkan niatnya tersebut setelah mendengarkan perkataan malaikat dalam mimpi (Mat. 1:20 dan 24). Kesediaan Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya, menunjukkan keterbukaannya sebagai orang yang percaya akan janji penyelamatan Allah dan mengharapkan kedatangan Sang Imanuel. Yusuf meyakini perkataan malaikat dalam mimpi sebagai kebenaran bahwa Allah sedang mengerjakan karya penyelamatan-Nya melalui keluarganya Maka bersama Maria, ia pun menunjukkan bahwa keluarga yang taat kepada Allah dapat menjadi saluran kasih dan keselamatan bagi dunia (Mat. 1:19-20)

Saudara-saudari terkasih,

4. Kelahiran Yesus Kristus di tengah keluarga serta cara Maria dan Yusuf mengubah relasi keluarga mereka dalam terang kehendak Allah, sangat relevan untuk memaknai berbagai krisis yang dihadapi keluarga saat ini. Berbagai krisis keluarga, yang sering menghancurkannya itu, antara lain adalah perpisahan dan bahkan perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, masalah ekonomi, judi online (judol), pinjaman online (pinjol), narkoba, individualisme dan materialisme. Amanat yang tersirat dalam Matius 1:21-24 mendorong kita untuk terlibat secara aktif dalam menjadikan keluarga sebagai tempat Allah hadir dan melaksanakan karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Keluarga adalah tempat di mana suami dan istri mengambil peran yang setara dan bertanggung jawab terhadap pasangannya, anak-anak, dan siapa pun yang Tuhan tempatkan dalam keluarga. Keluarga adalah Gereja terkecil, tempat di mana kasih Kristus pertama-tama dihidupi.

5. Perayaan Natal menjadi saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan dan mengalami karya Allah yang hadir untuk menyelamatkan, melalui pemulihan dan penguatan kehidupan keluarga, karena itu hendaknya keluarga kristiani menjadi tempat di mana kehendak Allah didengarkan dan dilaksanakan. Hendaknya nilai-nilai kristiani dihidupi oleh tiap anggota keluarga. Hal itu akan berdampak baik bagi Gereja, bangsa, dan dunia.

6. Saat ini, Gereja Indonesia dan umat manusia juga mengalami aneka krisis terkait kebangsaan, kekerasan kemanusiaan, ekologi, pendidikan, dan budaya. Salah satu akar dari berbagai persoalan tersebut adalah kecenderungan manusia yang lebih mengikuti keinginannya sendiri daripada kehendak Tuhan. Oleh karena itu, keluarga-keluarga perlu dengan tekun dan cermat mendengarkan dan mengutamakan Tuhan, sehingga kita sungguh mengalami karya keselamatan Tuban, memiliki daya tahan, dan menjadi berkat di tengah berbagai krisis yang ada. Karena pentingnya keluarga sebagai tempat Allah hadir dan mengerjakan karya penyelamatan bagi umat manusia, sudah semestinya keluarga-keluarga kristiani ini didampingi dengan serius dan berkelanjutan sejak masa persiapan, saat pernikahan, dan sepanjang perjalanan selanjutnya

7. Kami mengajak keluarga keluarga kristiani untuk mengalami kehadiran Tuhan dan memulihkan kembali relasi dengan Allah dan sesama, sebagaimana telah diteladankan oleh keluarga kudus di Nasareth. Lewat peristiwa Natal, Kristus hadir untuk menyelamatkan keluarga kita. Dengan demikian keluarga kristiani dapat menjadi perpanjangan kasih Allah yang menyelamatkan dunia.

8. Kiranya, dengan perayaan Natal ini, kita kembali mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan. Biarlah rumah kita, keluarga kita, menjadi tempat di mana relasi dengan Allah dan sesama dipulihkan, harapan dinyalakan, kasih dikuatkan, dan iman diteguhkan. Biarlah setiap anggota keluarga merasakan bahwa Allah sungguh hadir, menyertai, memulihkan, dan menyelamatkan kita.

9. Akhirnya, atas nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), kami mengucapkan selamat Hari Raya Natal 2025 dan selamat Tahun Baru 2026.

Nah, bagi kamu yang membutuhkan dokumen pesan rohani resmi PGI-KWI, terdapat link yang bisa diakses agar bisa memperolehnya secara gratis. Untuk memudahkan, berikut link download pesan rohani:

== > Pesan Rohani Natal 2025 Resemi PGI-KWI PDF < ==

Ide Kegiatan Natal 2025

Setelah mengetahui tema dan pesan rohani dalam rangka menyambut perayaan Natal di tahun ini, tidak sedikit masyarakat yang mungkin ingin mengisi Hari Natal dengan berbagai kegiatan. Ada berbagai cara merayakan Natal 2025 yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang ingin menyemarakkan peringatannya. Sebagai inspirasi, berikut ide kegiatan Natal 2025.

1. Melakukan Introspeksi Diri

Natal tidak hanya semata-mata dapat diisi dengan kemeriahan dan suka cita. Lebih dari itu, momentum ini dapat dijadikan sebagai waktu bagi seseorang dan orang-orang terdekatnya untuk saling introspeksi diri.

Seperti dijelaskan dalam buku 'Aku dan Tuhanku: Buku Pra Remaja-Buku Pembimbing' karya Christy Kirana Kumastuti, dkk., anak-anak dapat diajak melakukan introspeksi diri dengan cara memahami kehadiran Tuhan Yesus di dalam hidupnya. Tidak hanya itu, mereka juga dapat diajak merenungi apakah Tuhan Yesus sudah memimpin langkah kehidupannya selama ini.

2. Membaca Kisah-kisah Inspiratif

Selanjutnya Natal juga dapat dimaknai dengan membacakan kisah inspirasi, terutama bagi anak-anak yang masih perlu mendapatkan gambaran lebih dekat mengenai perayaan tersebut. Salah satunya terkait kisah kelahiran Yesus.

Dikutip dari buku '58 Kreasi Acara Natal Yang Kreatif' karya Paulus Lie, disampaikan kelahiran Yesus membawa kabar sukacita. Inilah yang membuat perayaan Natal dapat menjadi momentum tepat untuk memperkenalkan sosok Yesus sebagai Juruselamat secara lebih dekat kepada anak-anak.

3. Menyanyikan Lagu-lagu Rohani

Tidak hanya melakukan introspeksi diri atau membaca kisah, perayaan Natal juga kerap identik dengan nyanyian-nyanyian. Inilah yang membuat acara bernyanyi bersama dapat dipilih untuk memeriahkan perayaan tersebut.

Ada berbagai lagu yang bisa dinyanyikan selama Natal, baik itu yang bertemakan rohani maupun lagu populer yang dinyanyikan oleh penyanyi ternama. Momentum ini sekaligus dapat menjadi aktivitas karaoke bersama dengan orang-orang terdekat.

4. Mendekorasi Kue

Melakukan aktivitas mendekorasi kue ternyata menarik untuk dilakukan selama perayaan Natal. Mengapa? Hal ini karena dekorasi kue cenderung digemari semua kalangan, tidak hanya anak-anak saja.

Menurut buku 'Cookies Decorating 50 Desain Cookies Natal' oleh Etha Margaretha Trezise, dekorasi kue yang telah dicetak dan dipanggang agar terlihat menarik menjadi aktivitas yang menyenangkan. Melakukan dekorasi kue juga menjadi salah satu aktivitas yang cocok dilakukan, salah satunya saat Hari Raya Natal.

5. Menebak Isi Kado Satu sama Lain

Selama ini tradisi tukar kado mungkin sering kali dilakukan oleh banyak orang selama perayaan Natal. Namun, pernahkah kamu mengikuti acara tebak isi kado? Konsep acara yang satu ini mungkin terdengar unik dan tak biasa. Cara yang bisa dilakukan serupa dengan tukar kado.

Namun, sebelum mengumpulkan kado, cobalah untuk membuat daftar ciri-ciri pemberi masing-masing kado. Saat seseorang mendapatkan kado, bacakan ciri-ciri tersebut. Apabila bisa menjawabnya, maka kado itu bisa dimiliki. Tetapi saat gagal menjawabnya, kado bisa dioper kepada siapa saja yang bisa menjawabnya dengan tepat.

6. Membuka Hati

Tidak hanya melibatkan kegiatan seru dan menyenangkan, Natal juga bisa diisi dengan berbagai hal bermakna lainnya. Misalnya saja dengan cara membuka hati. Tindakan ini maksudnya adalah membuka hati untuk bersedia dipimpin oleh Yesus Kristus.

Masih mengacu dari buku yang sama, yaitu 'Aku dan Tuhanku: Buku Pra Remaja-Buku Pembimbing', membuka hati bisa dilakukan dengan berbagai cara sederhana. Salah satunya menjadikan firman Tuhan yang sudah dipahami sebagai panduan dalam setiap langkah kehidupan.

Demikian tadi rangkuman tema Natal 2025 nasional yang resmi ditetapkan oleh PGI-KWI beserta pesan rohani dan ide kegiatan yang bisa dilakukan. Semoga membantu.




(sto/alg)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads