4 Korban Tewas Laka Bus di Semarang Masih Saudara, Baru Pulang Tilik Bayi

Achmad Husain Syauqi, Arina Zulfa - detikJateng
Senin, 22 Des 2025 14:30 WIB
Rumah duka Srihono korban kecelakaan bus di Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Senin (22/12/2025). Foto: Achmad Husain Syauqi/detikJateng
Klaten -

Bus PO Cahaya Trans mengalami kecelakaan di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Semarang menewaskan 16 orang. Dari 16 orang tersebut, empat orang di antara bersaudara yang pulang menjenguk bayi (tilikan).

"Kabar terakhir itu mau berangkat (pulang) dari tilik ponakan di Jakarta bersama istri sama keluarga di Boyolali. Dari keluarga Boyolali tiga orang, dari sini (Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring) dua orang," ungkap Susanto (50), adik korban meninggal Srihono kepada detikJateng, Senin (22/12/2025) siang di rumah duka.

Diceritakan Susanto, kakak kandungnya itu berangkat ke Jakarta untuk tilik bayi bersama istrinya sekitar tiga hari lalu. Namun akibat kecelakaan di Exit Tol Krapyak, kakaknya meninggal bersama tiga orang saudaranya asal Boyolali.

"Yang selamat cuma istri kakak saya (Srihono), yang dari Boyolali tidak ada semua (meninggal). Yang Boyolali cewek satu dan cowok dua, mereka saudara istrinya Mas Srihono," terang Susanto.

"Iya (empat orang meninggal), satu sini (Juwiring), Metuk (Boyolali) satu, sama yang di Banyudono (Boyolali) dua. Ya empat orang," lanjut Susanto.

Menurut Susanto, sebelum kejadian kecelakaan maut terjadi tidak ada pesan atau pertanda apapun. Bahkan saat mau berangkat pulang masih memberikan kabar ke Klaten.

"Anak kakak saya tiga tapi tidak ada yang ikut karena kerja sama sekolah. Tadi malam mau berangkat ke sini ngabari anaknya, bilang mau pulang," sambung Susanto.

Saat ini, kata Susanto, keluarga sudah ke Semarang menjemput jenazah. Rencananya sampai rumah akan segera dimakamkan.

Pemulangan jenazah korban kecelakaan bus di Tol Krapyak, dari RSUP Dr Kariadi, Kecamatan Semarang Selatan, Senin (22/12/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

"Langsung, jadi jenazah datang didoakan lalu dimakamkan," imbuhnya.

Kades Pundungan, Kecamatan Juwiring, Danang Setiawan mengatakan Srihono berangkat dari Klaten bersama istrinya.

"Jadi di sini satu (Srihono) dari Boyolali ada tiga. Jadi empat yang meninggal tapi yang dari Boyolali itu keluarga istrinya pak Srihono," jelas Danang.

Menurut Danang, rombongan ke Jakarta untuk menengok bayi. Srihono bersama istrinya berangkat bersama tiga saudaranya dari Boyolali.

"Bersama saudaranya dari Boyolali ini mau ke Jakarta nengok bayi. Pulangnya kecelakaan itu," imbuhnya.




(afn/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork