Awal Mula Keluarga Curiga Santri Wonogiri Tewas Dibully hingga Makam Dibongkar

Awal Mula Keluarga Curiga Santri Wonogiri Tewas Dibully hingga Makam Dibongkar

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Jumat, 19 Des 2025 14:37 WIB
Awal Mula Keluarga Curiga Santri Wonogiri Tewas Dibully hingga Makam Dibongkar
Proses ekshumasi santri Wonogiri insial MMA (12) di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jumat (19/12/2025). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Karanganyar -

Kunjungan Mino (39), warga Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar ke Ponpes Santri Manjung Wonogiri, jadi hari terakhir menjenguk putranya, MMA (12). Tanpa diduga, Mino mendapati putranya dalam keadaan mengenaskan.

Kunjungan yang harusnya penuh suka cita, dan Mino memberikan uang saku kepada MMA pada Minggu (14/12) itu, berakhir duka. Putranya justru menghembuskan napas terakhir keesokan harinya, dengan penyebab kematian yang tidak wajar.

Mino mengatakan, putranya sedianya akan mengikuti study tour di Gunungkidul, Yogyakarta pada Senin (15/12). Dia kemudian datang menjenguk untuk memberikan uang saku. Namun dia justru mendapati anaknya tak sadarkan diri di kamarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya saya menjenguk anak untuk mengasih ongkos buat study tour di Gunung Kidul. Pas sampai situ, saya baru turun dari sepeda motor sudah dikasih tahu teman anak saya bahwa anak saya sakit, dan saya langsung menuju kamarnya. Sampai di kamarnya, anak saya sudah tengkurap, kondisinya sudah tidak sadar, tidak mengenal orang tuanya," kata Mino kepada awak media, Jumat (19/12/2025).

Mino mengaku tidak memiliki firasat apapun saat datang ke Ponpes Santri Manjung. Tanpa sempat berpikir panjang, Mino membawa putranya ke Puskesmas namun disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT
Mino saat menunjukan foto putranya, MMA (12), di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jumat (19/12/2025).Mino saat menunjukan foto putranya yang merupakan santri di Wonogiri inisial MMA (12), di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jumat (19/12/2025). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Hingga kini, Mino belum mendapatkan penjelasan apapun dari Ponpes putranya. Permintaan maaf juga belum ia terima.

"Di rumah sakit sudah tidak sadar, langsung di ICU, tidak pernah sadar. (Kondisnya) Belum (meninggal). Dari Minggu (dibawa ke rumah sakit), sampai Senin sore (meninggal dunia)," ucapnya.

MMA menghembuskan napas terakhir pada Senin (15/12), hari di mana harusnya dia mengikuti study tour bersama teman-temannya di Gunungkidul. Jenazah MMA dikebumikan pada Selasa (16/12).

Mino mengatakan, dari keterangan dokter, anaknya meninggal bukan karena sakit alami. Terlebih ditemukan sejumlah luka lebam di sekujur tubuhnya.

"Kalau keterangan dari dokter, tidak sakit alami. Karena di dadanya ada bekas memar, seperti bekas pukulan entah penganiayaan. (Lebamnya?) Di dada, tangan lengan kanan. Setelah dimandikan ditemukan di kaki juga. Di kepala ada bekas coret-coretan tipex," jelasnya.

Pihak kepolisian yang menerima laporan dari keluarga, langsung melakukan serangkaian proses penyelidikan dan penyidikan. Hingga 9 orang kakak kelas korban di Ponpes Santri Manjung diamankan dalam kejadian itu. Sejumlah orang lainnya juga telah dimintai keterangan.

Kasat Reskrim Polres Wonogiri Iptu Agung Sadewo mengatakan, korban diduga dikeroyok oleh para seniornya Sabtu (13/12).

"Pemicunya korban ini mungkin dirasa tidak mengindahkan senior-seniornya untuk mandi dan mencuci," kata Agung.

Polisi sudah mengamankan sejumlah barang bukti dalam kasus itu. Adapun barang bukti yang diamankan berupa baju korban, hasil rontgen, tipex, dan rekam medis korban.

Untuk mendalami kasus ini, proses ekshumasi dilakukan oleh tim dokter dari Dokkes Polda Jateng dan RSUD dr. Moewardi Solo. Proses penggalian makam dimulai sekira pukul 11.00 WIB ini. Ekshumasi dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian korban.

Dalam proses ekshumasi, polisi memasang garis polisi di sekitar makam. Sejumlah warga datang untuk menyaksikan proses ekshumasi itu, namun kedua orang tua korban tidak nampak di makam.

"kita akan lakukan ekshumasi, terkait dugaan kasus pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Usai korban 12 tahun. Korban sebagai santri di salah satu pondok," pungkasnya.




(afn/alg)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads