- 9 Teks Khutbah Jumat Menyambut Bulan Rajab 2025 1. Reaktualisasi Makna Islam Rahmatan Lil'alamin 2. Memaknai Rajab 3. Keutamaan Beribadah di Bulan Rajab 4. Keutamaan Bulan Rajab 5. Hikmah Terjadinya Isra dan Miraj 6. Hikmah Bulan Rajab 7. Isra Miraj 8. Memaksimalkan Ibadah di Bulan Rajab 9. Hikmah Bulan Rajab
Menyambut datangnya bulan Rajab 2025, ada berbagai khutbah Jumat yang bisa disampaikan oleh khatib kepada para jemaah. Dengan adanya teks khutbah Jumat menyambut bulan Rajab di tahun ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi kaum muslim dalam memahami berbagai keutamaannya.
Dinukil dari buku 'Fiqih' karya Hasbiyallah, khutbah Jumat wajib dilakukan karena menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sholat Jumat itu sendiri. Khutbah Jumat biasanya diawali dengan bacaan hamdalah, dilanjutkan dengan dua kalimat syahadat, mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, hingga berwasiat untuk tetap takwa.
Khatib juga dapat menyampaikan doa kepada kaum muslimin dan disusul dengan penyampaian materi tentang bermacam-macam tema ajaran Islam. Termasuk tentang bulan Rajab yang memiliki keutamaan, peristiwa penting Isra Miraj, dan berbagai hal bermakna lainnya. Untuk lebih jelasnya, mari simak teks khutbah Jumat menyambut bulan Rajab 2025 berikut ini secara ringkas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
9 Teks Khutbah Jumat Menyambut Bulan Rajab 2025
1. Reaktualisasi Makna Islam Rahmatan Lil'alamin
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.، أَمَّا بَعْدُ: فَيَأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وَقَالَ تَعَالَى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. . صَدَقَ اللهُ الْعَظِيمِ.
Memasuki bulan Rajab, izinkan Khatib untuk mengajak jamaah untuk bersama-sama menelisik kembali akan hakikat makna Islam Rahmatan Lil Alamin.yang kemudian melaksanakannya dalam kehidupan. Menurut hemat khatib, hal ini sangat relevan untuk dikemukakan saat ini, mengingat bulan Rajab adalah salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, sebagaimana dipahami mufassir dari firman Allah SWT QS. At-Taubah [9]: 36 dan al-Baqarah [2]: 194.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah [9]: 36)
Dan Firman Allah SWT,
اَلشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمٰتُ قِصَاصٌۗ فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
"Bulan haram dengan bulan haram dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) kisas. Oleh sebab itu, siapa yang menyerang kamu, seranglah setimpal dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (al-Baqarah [2]: 194)
Hadirin Jamaah Jum'at Rahimani wa rahimakumullah,
Merujuk pandangan para Mufassir Bulan Rajab termasuk salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan Allah SWT tersebut. Dimana pada Bulan Rajab di dalamnya dianjurkan untuk mulai melipatgandakan amal saleh, baik yang bersifat pribadi seperti puasa sunnah maupun yang bersifat sosial, seperti menjalin silaturahim, mengurai dan menyelesaikan problem sosial, dan lain-lain. Hal ini relevan juga untuk diingatkan kembali, karena kita sebagai bangsa Indonesia mulai memasuki tahun politik, yang kadang membuat lupa arti pentingnya persaudaraan, terutama persaudaraan sesama anak bangsa atau ukhuwwah wathaniyah.
Kita semua harus terus mengingat tentang hakikat dari makna Islam Rahmatan Lil 'Alamin sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW yang memang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat yang luas dan besar bagi semesta alam atau Muhammad diutus sebagai bukti rahmat Allah bagi semesta alam. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
"Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al Anbiya [21] : 107)
Sebagai, seorang manusia, Nabi Muhammad SAW pernah mengalami juga apa yang dialami manusia pada umumnya, seperti rasa kesal, gusar, kecewa, bingung, lelah, sedih, senang, dan lain-lain. Namun sisi manusiawi ini tidak menghilangkannya sebagai sosok teladan, sebagai role of Model sejatinya kehidupan manusia, seperti dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya, Qur'an Surat Al-Ahzab [33] ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab [33] ayat 21)
Hal ini karena beliau telah memancarkan rahmat Allah, sehingga realitas sosial yang tidak ideal dan tidak sesuai harapan dapat diatasi diantaranya melalui sikapnya yang penuh maaf. Beliau tidak pernah menyimpan dendam, bahkan terhadap orang yang nyata-nyata menyakitinya.
Nabi Muhammad SAW bahkan tidak hanya memaafkan mereka orang-orang yang berperilaku angkuh dan Jumawa, atau mereka yang menonjolkan supremasi dan kekuatan, membanggakan keturunan dan kebangsawanan, memamerkan kelihaian dan kecerdikan, menganggap sah melakukan kesewenang-wenangan dengan kelebihan yang dimiliki, namun juga mendoakan dan bahkan memohonkan ampunan.
Hadirin Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Islam rahmatan lil-alamin tidak hanya tercermin dalam konteks relasi manusia dengan manusia, namun juga dengan seluruh makhluk Allah; hewan, tumbuh-tumbuhan, air, gunung, udara, tanah, laut, dan bahkan jin dan malaikat. Karena itu, agama Islam bukan saja mengajarkan ukhuwwah kepada semua makhluk, namun juga mengajarkan silaturahim baik dengan makhluk spiritual maupun silaturahim dengan alam.
Dengan demikian makna dari Islam Rahmatan Lil 'Alamin adalah Islam yang anti kekerasan, Islam yang penganutnya anti membuat kerusakan, pantang menghina, merendahkan atau memberi label negatif kepada orang lain, menjauhi prejudice (su'udzan), mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus) dan ghibah. Yang kuat melindungi yang lemah, tidak berperilaku yang merugikan diri dan orang lain, adil, bersikap ihsan terhadap semua makhluk, bersikap moderat (tawasuth) dan seimbang (tawazun), bersikap toleran (tasamuh) terhadap perbedaan.
Harapannya, semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita selaku orang Muslim dengan hidayah-Nya, agar kita selalu memiliki sifat pemaaf, toleran dan mendahulukan musyawarah didalam mengambil suatu keputusan, sehingga implikasinya akan mewujudkan masyarakat yang damai, tentram, rukun, sejahtera dalam keadilan, menjadi pondasi wujudnya Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Aamiin.
بَارَكَ الله ُ لِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَيُّهاَ الّنَاس, اتَّقُوا اللهَ, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ تعالى: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ . رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْن . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(Sumber: laman resmi Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat)
2. Memaknai Rajab
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلى مَنْ بِهِ تُرْجى شَفَاعَتُه يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. أمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِه لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَه لِنُرِيَه مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul Memaknai Rajab. Rajab merupakan salah satu bulan mulia dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT Rajab dalam hitungan kelender Hijriah adalah bulan ke-7. Sebelum masa Khalifah Umar bin Khattab, di mana kalender Hijriah dibentuk, orang-orang Arab sudah mengenal Rajab sebagai bulan mulia yang berada sebelum Sya'ban dan sesudah Jumadal Akhirah.
Ketika Islam datang, kemuliaan itu dipertegas dengan adanya wahyu serta sabda Nabi Muhammad saw yang menguatkan bahwa Rajab adalah bulan mulia, masuk dalam 4 bulan haram, bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT Allah berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِه وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِه مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوْا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِه فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya: ''Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh." Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kalian dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.'' (QS Al Baqarah: 217)
Sidang Jumat rahimakumullah Ada beberapa pemaknaan Rajab yang bisa kita pahami sekaligus dapat direspons positif dan semangat untuk mengaktualisasikan pemahaman dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pemaknaan yang dapat kita pahami dan kita jalani ke dalam kehidupan, di antaranya adalah:
Pertama, Rajab adalah bulan yang disucikan Allah. Rajab adalah salah satu bulan suci dari 4 bulan yang disucikan Allah SWT Dalam Rajab, umat Islam dilarang berbuat dzalim kepada diri sendiri maupun orang lain. Tidak boleh menyakiti diri sendiri ataupun menyakiti orang lain. Sebaliknya, dianjurkan untuk berbuat baik kepada orang lain maupun beribadah kepada Allah dengan baik.
Kedua, Rajab adalah bulan ibadah puasa sunnah. Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Saat Rajab juga disunnahkan melakukan ibadah puasa agar melatih kesabaran, wahana mendekat kepada Allah, merasakan lapar seperti apa yang dirasakan orang fakir dan miskin, menjaga kesehatan sekaligus melatih untuk persiapan puasa Ramadhan agar bisa menjalani dengan baik dan sempurna.
Ketiga, Rajab bulan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad. Rajab juga bulan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw diisra'mi'rajkan pada Rajab. Diperjalankan dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (langit ke-7) dalam waktu satu malam. Banyak masyarakat tidak percaya terhadap apa yang disampaikan Nabi. Sahabat Abu Bakar termasuk yang mempercayai Nabi. Kenapa Abu Bakar mempercayai, karena selama Abu Bakar menjadi sahabat, Nabi tidak pernah berbohong kepada Abu Bakar. Dalam Isra' Mi'raj, Nabi diperjalankan, bukan jalan sendiri. Allah berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: ''Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.'' (QS Al Isra: 1)
Keempat, Rajab adalah bulan diciptakan langit dan bumi. Keistimewaan lainnya adalah bahwa Rajab merupakan bulan diciptakannya langit dan bumi oleh Allah SWT Hal ini mengadung arti bahwa Rajab merupakan bulan baik dalam pandangan Allah untuk menciptakan sesuatu yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Karenanya bagi manusia juga merupakan hal yang penting untuk berbuat hal yang baik untuk kehidupan manusia
Kelima, Rajab adalah bulan kontrol perilaku diri. Rajab juga merupakan bulan kontrol terhadap perilaku-perilaku yang kebablasan. Maksudnya adalah umat Islam harus berusaha mengontrol tindakannya agar tidak melampaui batas sehingga cenderung berbuat dzalim. Rajab bulan mulia yang harus dimuliakan umat Islam, khususnya di Indonesia ini. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوْا شَعَائِرَ اللهِ وَلَا الشَّهْرالْحَرَامَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah , dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram ..." (QS Al Maidah: 2)
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلى تَوْفِيْقِه وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلى اَلِه وَأَصْحَابِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنى بِمَلآ ئِكَتِه بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِي الْحَاجَاتِ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ. , اَللّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ , اَللّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاعْفُ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِيْنَ وَقِنَا وَاِيَّاهُمْ شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِلْهَامَ الْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْن. اَللّهُمَّ انْصُرْ مَنِ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاعْلِ كَلِمَتَكَ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِاَبَائِـنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَلِاَوْلاَدِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِه وَصَحْبِه وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ يِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهى عَنِ الْفَحشاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا اللهَ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
(Sumber: laman NU Banten)
3. Keutamaan Beribadah di Bulan Rajab
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Imam Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub, mengisahkan bahwa ada seorang perempuan di Baitul Maqdis yang rajin beribadah dan selalu membaca surat Al-Ikhlas hingga 12.000 kali setiap harinya selama bulan Rajab. Tidak dijelaskan secara rinci bagaimana perempuan tersebut melakukan amalannya itu. Akan tetapi, jumlah ayat surat Al-Ikhlas yang hanya 4 ayat tentu tidaklah susah untuk melaksanakannya.
Selama melaksanakan keistiqamahannya itu, perempuan tersebut selalu mengenakan pakaian (selimut) yang terbuat dari bulu kambing atau kain wol. Pakaian tersebut adalah pakaian yang paling sederhana pada waktu itu.
Hal ini juga menunjukkan bahwa perempuan tersebut benar-benar mengagungkan bulan Rajab, serta ingin mendekatkan diri dengan Allah dengan tidak memakai pakaian yang mewah. Perempuan itu istiqamah melakukan amalannya setiap bulan Rajab hingga kematian menjemputnya. Hingga pada suatu hari, perempuan ter-sebut sakit keras dan berwasiat kepada sang anak laki-lakinya. Jika kelak dia meninggal, supaya dikuburkan dan dikafani dengan kain atau pakaian yang selau dikenakan untuk berzikir. Akan tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan oleh sang anak, karena ketika ibunya meninggal sang anak mengafani jenazahnya dengan kain dan pakaian yang mahal, bukan dengan pakaian yang biasa digunakan untuk berzikir yang terbuat dari bulu kambing.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Inilah salah satu kisah, yang menjelaskan tentang keutamaan zikir dan istiqamah beribadah di bulan Rajab. Bahwa Allah SWT, tidak akan meninggalkan jasad orang-orang yang istiqamah berzikir dan beribadah kepada-Nya dikuburan sendirian. Karena bulan Rajab adalah bulan Allah SWT, yang besar, dan bulan kemuliaan. Dimana dalam bulan ini perang dengan orang-orang kafir juga dilarang. Dan juga banyak ladang pahala untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menutup khutbah ini mari kita mempersiapkan diri untuk me-nyambut datangnya bulan Rajab dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, meningkatkan kualitas amalan wajib dan memper-banyak amalan-amalan sunah dan berdoa agar diberi keberkahan dan dapat berjumpa dengan bulan Ramadan. "Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadan."
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah ini disampaikan. Semoga kita senantiasa mampu mengambil hikmah di setiap kejadian untuk menempa kita menjadi manusia-manusia ahluttaqwa dan ahlul maghfirah sehingga digolongkan dalam kelompok manusia yang mendapat kebaikan, baik kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Amin.
(Sumber: buku 'Mutiara Khutbah Jumat: Kisah-Kisah Berhikmah Pembangun Jiwa' oleh Ridhoul Wahidi)
4. Keutamaan Bulan Rajab
Perlu kita ingat bahwa kita sekarang telah memasuki bulan Rajab yaitu salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa lafadz Rajab itu terdiri dari tiga huruf. Yaitu huruf ro', jim, dan ba'. Sebagian ulama menafsiri bahwa huruf ro' menunjukkan رَحْمَةُ اللهِ )rohmatullah) yang artinya kasih sayang Allah SWT Huruf jim menunjukkan جُرْمُ الْعَبْدِ (jurmul 'abdi) yaitu dosa seorang hamba. Sedang huruf ba' menunjukkan برالله birrullah) yaitu kebaikan Allah SWT
Dengan kata lain Allah Swt membukakan pintu rahmat dan ampunan-Nya dikarenakan kemuliaan bulan ini.
Oleh karena itu marilah kita memanfaatkan kesempatan berharga di dalam bulan yang penuh berkah ini dengan memohon ampunan kepada Allah Swt, serta memperbanyak ibadah dan beramal saleh seperti memperbanyak zikir.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Swt berfirman:
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
(البقرة: ۱۹۹)
Artinya: "Dan mohon ampunlah kepada Allah Swt, sesungguhnya Allah Swt adalah Dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang". (Q.S. al-Baqarah: 199)
Para Ulama juga mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan Istighfar, sedangkan bulan Sya'ban adalah bulannya bershalawat kepada baginda nabi Muhammad saw dan bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Amalan selanjutnya yang sangat dianjurkan di bulan Rajab ini adalah berdoa, khususnya di hari pertama bulan Rajab. Seperti yang dijelaskan di dalam hadis Nabi:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ. (رواه أحمد )
Artinya: "Diriwayatkan Dari Sahabat Anas bin Malik r.a, Rasulullah Saw ketika memasuki bulan Rajab Beliau berdoa: "ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada bulan Rajab, Sya'ban dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan". (HR.Ahmad)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Untuk itu sungguh merugi orang yang tidak memanfaatkan bulan ini sebagai ladang pahala baginya dan meraih keutamaan dengan memperbanyak ibadah didalamnya.
Semoga kita semua khususnya dan semua umat Islam umumnya tergolong sebagai orang-orang yang diampuni dosanya oleh Allah SWT Aamiin.
(Sumber: 'Buku Khutbah Zaynul Atqiya': Mimbar Dakwah LIM Lirboyo Kediri' oleh Tim Kajian Ilmiah Lembaga Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo)
5. Hikmah Terjadinya Isra dan Miraj
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan ini adalah Isra Mi'raj. Perjalanan yang sangat jauh dan sulit untuk digambarkan dengan akal, namun bisa Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang sangat singkat, bahkan akal tidak bisa menerima kenyataan itu jika tidak dilandasi dengan keimanan yang matang.
Isra adalah peristiwa ketika Allah swt memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan yang dimaksud dengan Mi'raj adalah peristiwa berikutnya, yaitu dinaikkannya Rasulullah melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.
Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya, "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra' [17]: 1).
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Ayat tersebut menjelelaskan bahwa hikmah adanya isra mi'raj adalah Allah hendak memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada nabi. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Syekh at-Thanthawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Wasith lil Qur'anil Karim, halaman 259, untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan amanahnya.
Tanda-tanda kebesaran Allah itu di antaranya, Rasulullah mampu melihat malaikat Jibril dengan wujudnya yang asli, ia memiliki enam ratus sayap hingga bisa menutup langit. Allah juga memperlihatkan surga, neraka, dan beberapa keajaiban lainnya.
Selain untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, terdapat hikmah lain yang juga sangat penting untuk kita ketahui bersama, yaitu untuk menenangkan dan membahagiakan Rasulullah dari kesedihan yang menimpanya.
Kejadian itu sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Ali Muhammad as-Shalabi dalam kitab Sirah Nabawih-nya, ia mengatakan bahwa sebelum peristiwa isra mi'raj, Rasulullah mendapatkan ujian bertubi-tubi. Di antaranya, pada tahun ketujuh setelah hijrahnya nabi, orang Quraisy membuat kesepakatan untuk tidak menjalin hubungan dengan nabi.
Di lembah itu nabi hidup terlunta-lunta, karena orang Quraisy berupaya keras agar tidak ada bahan makanan yang sampai pada tempat tersebut. Di tempat inilah Rasulullah menjalani hidup selama tiga tahun.
Tiga tahun setelah itu, orang Quraisy sepakat untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Mereka merobek piagam perjanjian yang tergantung di Ka'bah. Dengan kesepakatan tersebut, akhirnya Rasulullah keluar dari lembah pada tahun kesepuluh nubuah.
Sudahkah ujian Rasulullah saat itu? Ternyata tidak ma'asyiral muslimin. Pamannya, Abu Talib yang selalu mendukung dakwahnya dan menjaganya dari gangguan orang-orang Quraisy wafat. Dua bulan setelah itu, istri Rasulullah Sayyidah Khadijah, wanita yang sangat membantu perjuangan dakwahnya juga wafat. Dari sinilah undangan isra mi'raj datang dari Allah kepada Rasulullah:
فَجَائَتْ ضِيَافَةُ الْاِسْرَاءِ وَالْمِعْرَاجِ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ تَكْرِيْمًا مِنَ اللهِ وَتَجْدِيْدًا لِعَزِيْمَتِهِ وَثَبَاتِهِ
Artinya, "Maka datanglah undangan Isra Mi`raj setelah itu, sebagai penghormatan Allah, sekaligus penyegaran tekad dan keteguhannya."
Dengan demikian, hikmah dari terjadinya isra mi'raj ini adalah untuk menenangkan dan menguatkan tekad dakwah Rasulullah setelah ujian yang datang silih berganti kepadanya.
Demikian khutbah Jumat perihal hikmah terjadinya Isra dan Mi'raj. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meneladani Rasulullah dalam bertindak, berucap, dan berbuat.
(Sumber: laman NU Online)
6. Hikmah Bulan Rajab
Saat ini kita memasuki bulan Rajab, bulan ini yang dimulia kan oleh Allah. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. QS.
At-Taubah 36.
Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah: bulan Zulka'dah, Zulhijjah, Muharram dan rajab. Empat bulan ini disebut haram, karena adanya larangan berbuat aniaya dan peperangan pada bulan-bulan tersebut.
Hadirin jamaah Jum'ah rahimakumullah,
Bulan rajab memang bulan mulia, namun kemuliaannya tidak berarti apa-apa jika tidak diisi dengan amal ibadah. Dalam hal ini, banyak hadits yang menerangkan bahwa amalan utama di bulan rajab adalah berpuasa sunnah. Orang yang puasa pada hari pertama bulan rajab, maka dihapuslah dosanya setahun yang lalu, pada hari kedua akan dihapus dosanya sebulan yang lalu, dan hari ketiga akan dihapus dosanya seminggu yang lalu.
Itulah keistimewaan bulan rajab. Jika bulan ini bulannya Allah, maka sudah seharus kita sebagai hamba-Nya turut serta memuliakan bulan rajab dengan amalan puasa dan amalan-amalan lainnya. Selain itu, bulan rajab juga bisa disebut bulan persiapan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dengan menjalankan amal kebaikan di bulan ini, kita berharap saat Ramadhan tiba, hati dan jiwa kita benar-benar bersih. Sehingga kita bisa khusyu' dalam menjalankan ibadah.
Rajab adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya dipisahkan dengan Sya'ban. Di antara kebiasaan para ulama dahulu, mereka menyiapkan diri menyambut bulan Ramadhan sejak bulan Rajab.
Bulan rajab adalah bulan mulia, karena di dalamnya terjadi peristiwa agung yaitu isra' mi'raj. Kebanyakan para ulama memperkirakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 rajab. Isra' Mi'raj adalah perjalanan luar biasa. Melalui peristiwa itu Rasulullah mendapatkan perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus perintah shalat lima waktu ini, Rasulullah dipanggil langsung oleh Allah.
Maka sepatutnya, di bulan Rajab ini kita memperbaiki kualitas shalat kita. Marilah kita jadikan shalat sebagai ibadah utama, karena ibadah ini merupakan ibadah sentral, dan menjadi kunci diterimanya ibadah-ibadah lainnya.
Demikian khotbah yang saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga ada guna dan manfaatnya bagi kita sekalin. Semuga Allah senantiasa melimpahkan hidayah-Nya, sehingga kita bisa mengisi hari-hari rajab dengan amal ketaatan. Amin.
(Sumber: buku 'Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun' oleh Muhammad Khatib, SPdI)
7. Isra Miraj
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Bulan Rajab merupakan salah satu dari rangkaian bulan yang mulia, dimana pada bulan ini Rasulullah saw pernah mengalami peristiwa hebat yaitu Isra' mi'raj. Lafadz Isra' secara bahasa bermakna perjalanan malam, sedang mi'raj memiliki makna tangga untuk naik ke atas. Namun yang dimaksud Isra' mi'raj adalah perjalanan Rasulullah saw di malam hari, mulai dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha. Kemudian Allah Swt menaikkan Rasulullah saw dari Masjidil Aqsha hingga Sidratul Muntaha, tempat yang tidak ada seorang manusia manapun mampu untuk menaikinya meskipun menggunakan alat yang sangat canggih.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Peristiwa Isra' mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab, sebelas tahun setelah Beliau diangkat menjadi Rasul. Dan tahun itu disebut juga dengan 'Amul Huzni (tahun duka cita) karena Rasulullah saw mengalami berbagai cobaan secara beruntun. Salah satu dari cobaan tersebut adalah wafatnya Abu Thalib, paman yang selalu membela dan mengasuh Beliau sejak kecil hingga Beliau dewasa dan diangkat menjadi Rasul.
Tidak lama kemudian Sayyidah Khadijah, istri Rasulullah saw yang selalu setia mendukung dan menemani Beliau dalam menegakkan risalah ke-Nabian juga meninggalkannya. Setelah wafatnya Abu Thalib dan Sayyidah Khadijah, serangan kaum Quraisy semakin gencar sehingga Beliau harus hijrah ke kota Thaif dengan harapan bisa mendapatkan perlindungan dari masyarakat setempat karena kepala suku setempat masih ada hubungan kerabat. Namun takdir berkata lain, beliau justru diusir dengan penuh hinaan dan cacian, bahkan Rasulullah saw dilempari batu hingga kaki dan kepala beliau berdarah-darah.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Saat Rasulullah saw isra', Beliau singgah dan Salat dua rakaat di berbagai tempat. Diantara tempat yang disinggahi Beliau ialah Madinah yaitu tepat di bawah pohon yang pernah dibuat tempat berteduh oleh nabi Musa as, gunung Tursina yang menjadi tempat munajatnya nabi Musa as dengan Allah Swt dan tempat yang bernama Bait Lahm yaitu tempat lahirnya nabi Isa AS.
Setelah singgah di beberapa tempat tersebut, Rasulullah saw melanjutkan perjalanannya. Ditengah perjalan Beliau bertemu dengan berbagai hal yang mengganggu.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Hingga akhirnya Rasulullah saw tiba di Masjidil Aqsa. Beliau masuk dengan malaikat Jibril as, kemudian melakukan Salat dua rakaat tahiyyatul masjid.
Setelah Beliau melakukan Salat tahiyyatul masjid, malaikat Jibril pun mengumandangkan adzan sebagai tanda akan didirikannya Salat berjamaah. Kemudian malaikat Jibril mempersilahkan Rasulullah saw untuk menjadi imam Salat, dan yang menjadi makmumnya adalah para Nabi dan Rasul.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Setelah Rasulullah saw melaksanakan Salat berjamaah, Malaikat Jibril as menghidangkan 3 wadah yang berisikan air, khamr dan susu kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw pun lebih memilih untuk mengambil wadah yang berisikan susu dan meminummya.
Mengetahui hal tersebut Malaikat Jibril pun berkata:
"Sungguh kamu telah memilih yang bersih seandainya engkau memilih khamr maka umatmu akan tersesat sedang jika engkau memilih air, maka umatmu akan sering mengikuti hawa nafsunya yang sering mengajak kepada kejelekan".
Akhirnya Rasulullah saw dinaikkan dari masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha atau peristiwa tersebut lebih sering dikenal dengan sebutan mi'raj untuk menghadap Allah SWT Saat itulah Allah Swt mewajibkan pada Rasulullah saw sekaligus umatnya untuk melaksanakan Salat 50 kali dalam sehari semalam dan Rasulullah saw pun menerimanya. Kemudian Rasulullah saw turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu dengan nabi Musa as.
Nabi Musa as pun bertanya pada Rasulullah saw tentang apa yang diwajibkan Allah Swt untuk Beliau dan umatnya. Beliau lantas menjawab bahwa Allah Swt mewajibkan melaksanakan Salat 50 kali dalam sehari semalam. Kemudian nabi Musa as memberi saran untuk meminta keringanan yang dibebankan pada Rasulullah saw dan umatnya. Beliau pun melaksanakan saran tersebut.
Singkat cerita akhirnya Salat yang awalnya diwajibkan oleh Allah 50 kali dalam sehari semalam diringankan menjadi 5 kali saja. Tetapi meskipun Salat yang diwajbkan dalam sehari semalam hanya 5 kali, namun pahalanya setara dengan Salat 50 kali.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Salat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah apa pun. Salat merupakan tiang agama. Agama tidak akan tegak tanpa Salat. Salat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT Salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar juga sebagai pembeda antara orang mukmin dan kafir.
Peristiwa yang sangat agung ini sungguh menyimpan banyak hikmah yang sangat penting yang dapat kita ambil pelajaran untuk menambah ketebalan iman, tabah menghadapi cobaan dan pantang menyerah dalam hal kebaikan.
(Sumber: buku 'Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun' oleh Muhammad Khatib, SPdI)
8. Memaksimalkan Ibadah di Bulan Rajab
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita telah berada di dalam salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang dikenal dengan bulan haram, yaitu bulan Rajab. Maka, sudah saatnya bagi kita semua untuk memaksimalkan ibadah di bulan ini dan tidak menyia-nyiakannya, khususnya di bulan yang sangat mulia ini. Sebab, konsep manusia perspektif Islam semata-mata untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an, Allah swt berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS Adz-Dzariyat [51]: 56).
Kita semua diciptakan oleh Allah agar beribadah kepada-Nya. Semua itu tidak lain selain bentuk rahmat dan kasih sayang dari Allah kepada manusia, agar bisa mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukannya, sehingga mendapatkan tempat yang mulia di akhirat, yaitu surga.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Amaliah ibadah dan kebaikan yang bisa kita lakukan dengan maksimal pada bulan ini sangat banyak macamnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Tabyinu al-'Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajab, halaman 20, di antaranya, (1) puasa; (2) bersedekah; (3) silaturrahim; (4) memberi makan orang yang lapar; (6) menjenguk orang sakit; (7) menyenangkan anak yatim; dan semua ibadah dan kebaikan lainnya.
Selain itu, bulan Rajab memiliki nilai kemuliaan melebihi bulan-bulan yang lainnya. Hal ini karena Allah swt menisbatkan (menyandingkan) bulan ini pada diri-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ
Artinya, "Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." (HR ad-Dailami).
Salah satu anugerah dan kemuliaan itu adalah diampuninya dosa-dosa oleh Allah. Siapa saja yang berdoa meminta ampunan kepada-Nya pada bulan Rajab akan mendapatkan tiga keuntungan, yaitu (1) ampunan atas segala dosa yang telah berlalu; (2) Allah akan menjaga sisa-sisa umurnya dari hal-hal yang tidak bermanfaat; dan (3) tidak akan merasakan dahaga di hari kiamat, tepatnya di saat sidang akbar (hisab).
Demikian khutbah Jumat perihal memaksimalkan ibadah di bulan Rajab. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, kebajikan, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan.
(Sumber: laman NU Online)
9. Hikmah Bulan Rajab
Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata "tarjib" yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa'dah, dan Rajab. Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWTTelah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan."
Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya'ban dan Ramadlan. Sebagian ulama berkata:
رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ
"Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah bulan panen."
Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra', Jim, dan Ba'. Ra' adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba' adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.
Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah,
Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa monumental isra' dan mi'raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al Isra' ayat 1:
سبْحانَ الَّذِىأَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ,هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْر
Artinya: " Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS.Al Isra : 1).
Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari, juz 5 halaman 52. Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya.
Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita diterima oleh Allah SWT Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT
Jamaah Sholat Jum'at rahimakumullah,
Akhirnya, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung mendapatkan ridla, kemampuan dan kesempatan, untuk melakukan amal shalih (ibadah) dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT Aamiin ya rabbal 'alamiin.
(Sumber: laman Kemenag Purbalingga)
Demikian tadi teks khutbah Jumat bulan Rajab dengan berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai referensi. Semoga membantu.
(sto/apl)











































