Seorang santri di salah satu Pondok Pesantren di Wonogiri, berinisial MMA (12), meninggal dengan dugaan sebagai korban perundungan. MMA diketahui berasal dari Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, yang masih duduk di bangku kelas VII.
Dari informasi yang dihimpun, korban sempat menjalani perawatan di rumah sakit, sebelum meninggal dunia pada Senin (15/12/2025). Saat dirawat, korban mengalami luka lebam.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri Suhartono mengatakan ada dugaan yang mengarah pada aksi perundungan di balik kematian bocah laki-laki itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendapatkan aduan dari masyarakat terkait hal itu. Ada warga yang curiga santri meninggal dengan adanya luka lebam. Memang betul mengarah ke pembullyan," kata Suhartono kepada awak media, Kamis (18/12/2025).
Dinas PPKB P3A telah mengerahkan tim untuk melakukan pengecekan. Korban diduga di-bully pada Sabtu (13/12). Dugaan sementara, pelaku juga anak-anak.
"Infonya korban dipukul. Sebelumnya juga sudah ada (bully) yang dilakukan. Kalau pelaku bullying lebih dari satu orang kan potensi bullying-nya lebih berat," jelasnya.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, korban masuk di ponpes itu enam bulan terakhir. Korban menempuh pendidikan di salah satu SMP.
"Kalau sampai meninggal dunia, mungkin kan sudah sering terjadi. Lingkungan harus peka. Kita sayangkan ada kejadian seperti ini, semoga tidak terjadi lagi ke depannya," ucapnya.
"Kalau dari kami, jangan sampai ada kejadian serupa lagi di kemudian hari. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban atau pelaku. Ini kan korban dan pelaku anak-anak semua," imbuhnya.
Respons Pemilik Ponpes
Terpisah, Pemilik Ponpes Santri Manjung, Eko Julianto, menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia mengaku kaget dengan peristiwa yang terjadi.
"Kita pasrahkan ke kepolisian. Semua kalut atas peristiwa ini. Biar Polres yang mengurusi semuanya," kata Eko.
Dijelaskan, ia sempat bertemu korban pada Sabtu (13/12) lalu. Saat itu, kondisi korban tidak fit.
"Sabtu itu saya tidak tahu (lebam). Kan itu waktu ngaji. Saya tidak tahu lebam-lebam," ucapnya.
Korban disebut sempat izin sakit. Korban sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit sebelum meninggal dunia.
"Senin malam saya menyusul ke rumah duka. Paginya dari pondok juga takziah ke rumah duka," pungkasnya.
(ams/alg)











































