3 Tahun Berdiri, Bank Sampah Induk di Demak Sudah Bina 25 Desa

3 Tahun Berdiri, Bank Sampah Induk di Demak Sudah Bina 25 Desa

Artika Sari - detikJateng
Selasa, 16 Des 2025 18:15 WIB
3 Tahun Berdiri, Bank Sampah Induk di Demak Sudah Bina 25 Desa
Foto: Ardian Dwi Kurnia
Jakarta -

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak berkomitmen melakukan pengelolaan sampah secara optimal. Salah satu caranya yaitu melalui peran bank sampah induk dalam peningkatan kapasitas bank sampah di Kabupaten Demak.

Sekretaris DLH Demak, Sudarwanto mengatakan bank sampah induk harus ada di setiap kabupaten sebab perannya yang vital bagi bank sampah unit.

"Bank Sampah Induk itu harus ada di setiap kabupaten karena berperan sebagai penggerak, sebagai koordinator bank sampah unit yang ada di kecamatan dan desa," kata Sudarwanto pada detikJateng, Selasa (16/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sudarwanto, bank sampah induk di Kabupaten Demak sudah berdiri sejak tiga tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, bank sampah induk telah membina 25 desa.

"Bank Sampah Induk di Kabupaten Demak ini itu sudah 3 tahun ini berdiri, sudah membina kurang lebih 25 desa. Desa yang kita datangi itu adalah desa-desa yang memang belum ada pengolahan sampah di sana," ungkap Sudarwanto.

ADVERTISEMENT

Sudarwanto menyebut bank sampah induk memiliki sejumlah tugas utama, seperti memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah.

"Tugas yang utama yaitu bank sampah induk meningkatkan jumlah anggotanya dengan cara memberikan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Kemudian yang kedua memberikan edukasi tentang bagaimana cara memilah sampah," ujar Sudarwanto.

Langkah pertama yang dilakukan bank sampah induk dalam pembinaan yaitu dengan menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat lewat sosialisasi. Sudarwanto selalu menekankan bahwa sampah bukanlah barang tak berguna.

"Pembinaan yang dilakukan, pertama kita memberikan pencerahan, membuka mindset, ruang pikiran masyarakat itu supaya memandang sampah bukan sebagai sebuah barang yang tidak berguna. Tapi menjadi barang yang lebih bermanfaat bernilai ekonomis," jelas Sudarwanto.

Selanjutnya, kata Sudarwanto, tim bank sampah induk kemudian membagi para peserta dari berbagai desa menjadi beberapa kelompok untuk sesi diskusi.

"Setelah dilakukan pembagian kelompok, kemudian bisa sharing, kendalanya apa, keengganan masyarakat apa untuk mengolah sampah, peluangnya apa, kita jelaskan di situ," kata Sudarwanto.

Agar pembinaan masyarakat ini maksimal, akan ada mentor dari bank sampah induk untuk tiap-tiap kelompok yang telah dibentuk. Sudarwanto menuturkan tugas mentor tersebut adalah mendampingi masyarakat hingga membentuk bank sampah.

"Anggota bank sampah induk sebagai mentor-mentor yang bisa menjadi partner untuk kelompok-kelompok tadi. Kemudian setelah itu kita cek lagi apakah di desa itu sudah dibentuk bank sampah atau belum," terang Sudarwanto.

"Rata-rata alhamdulillah setelah kita sosialisasi, setelah kita lakukan edukasi, seminggu setelah itu mereka, masyarakat itu di RT, desa, RW, desa tersebut itu mengumpulkan SK (pembentukan) bank sampah," sambungnya.

Dengan pendampingan komprehensif dari bank sampah induk, Sudarwanto berharap kapasitas masyarakat dalam mengelola sampah lewat bank sampah unit akan meningkat. Hal ini sejalan dengan tujuan DLH Demak yang menargetkan sebagian sampah bisa habis di desa.




(anl/ega)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads