- Apa Itu Deforestasi Hutan?
- Penyebab Deforestasi Hutan 1. Eksploitasi Kayu 2. Pertanian dan Perkebunan 3. Infrastruktur dan Pemukiman 4. Kebakaran Hutan
- Bagaimana Kondisi Deforestasi di Indonesia?
- Dampak Deforestasi 1. Pelepasan Karbon dari Hutan 2. Menurunnya Kemampuan Menyerap Karbon 3. Kerusakan Tanah dan Emisi Gas Rumah Kaca Lainnya 4. Perubahan Iklim Lokal dan Global
- Cara Mencegah Deforestasi 1. Konservasi dan Pemulihan Hutan 2. Pengelolaan Hutan Berbasis Keberlanjutan 3. Peraturan yang Tegas dan Penegakan Hukum 4. Pendidikan dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Musim hujan dengan curah air tinggi telah memicu banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah daerah di wilayah Aceh-Sumatera. Intensitas hujan yang ekstrem merusak jembatan, menghambat akses jalan, merusak infrastruktur dan fasilitas umum, merendam rumah warga, serta memaksa ribuan orang mengungsi.
Bencana ini juga menelan ratusan korban jiwa dan menimbulkan kerugian besar, baik secara moril maupun materil. Hewan-hewan juga ikut menjadi korban.
Namun, ada situasi yang menarik perhatian publik belakangan ini. Ribuan gelondongan kayu ikut terbawa arus banjir dan disebut-sebut menjadi salah satu faktor terjadinya banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah deforestasi hutan pun mencuat dan semakin memicu rasa penasaran tidak sedikit orang. Untuk itu, penting untuk memahami lebih dulu apa yang dimaksud dengan deforestasi sebelum melihat dampaknya secara lebih luas. Mari simak pembahasannya melalui paparan berikut.
Apa Itu Deforestasi Hutan?
KBBI mendefinisikan deforestasi sebagai penebangan hutan. Dikutip dari publikasi ilmiah berjudul 'Harmonisasi Masyarakat dan Pemerintah untuk Mengatasi Deforestasi di Selatan Tulungagung' oleh Dewi, dkk, deforestasi adalah penurunan kualitas dan luas kawasan hutan akibat penebangan, alih fungsi lahan, atau kebakaran hutan baik yang terjadi secara alami maupun disengaja.
Deforestasi tidak hanya mengurangi jumlah tutupan hutan, tetapi juga menyebabkan hilangnya ekosistem flora dan fauna, menurunnya keanekaragaman hayati, serta memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim.
Aktivitas deforestasi, termasuk praktik ilegal yang kerap memicu kebakaran hutan dan lahan, membawa dampak luas berupa kekeringan berkepanjangan, gangguan terhadap aktivitas masyarakat, dan ancaman serius bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Penyebab Deforestasi Hutan
Lalu, apa saja faktor yang memicu terjadinya deforestasi? Menurut laman resmi Biro Penjaminan Mutu dan Informasi Digital Universitas Medan Area, beberapa penyebab utamanya antara lain.
1. Eksploitasi Kayu
Pemanfaatan hutan secara berlebihan untuk memenuhi kebutuhan industri mulai dari produksi kayu olahan, furnitur, hingga bahan bakar menjadi salah satu pemicu terbesar hilangnya kawasan hutan. Aktivitas penebangan yang tidak terkendali membuat regenerasi pohon tidak seimbang dengan laju pengambilannya.
2. Pertanian dan Perkebunan
Perubahan fungsi hutan menjadi area pertanian, perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, atau kakao, serta kawasan peternakan, menyebabkan penyusutan hutan dalam skala luas. Praktik ini dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan dan komoditas ekspor, namun sering kali mengorbankan keberlanjutan ekosistem hutan.
3. Infrastruktur dan Pemukiman
Pembangunan fasilitas umum seperti jalan raya, bendungan, jalur transportasi, hingga perluasan kawasan permukiman menyebabkan pembukaan lahan hutan baru. Aktivitas ini bukan hanya mengurangi luas hutan, tetapi juga memecah habitat alami, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem dan pergerakan satwa liar.
4. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, baik yang terjadi akibat pembukaan lahan secara ilegal maupun kondisi cuaca ekstrem saat musim kemarau panjang, mempercepat hilangnya tutupan hutan. Kebakaran tidak hanya menghancurkan vegetasi, tetapi juga merusak tanah, meningkatkan polusi udara, dan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.
Bagaimana Kondisi Deforestasi di Indonesia?
Bagaimana sebenarnya kondisi deforestasi di Indonesia? Apakah benar situasinya mengkhawatirkan? Kementerian Kehutanan Republik Indonesia telah memaparkan kondisi terkini hutan Indonesia melalui siaran pers resmi nomor SP.031/HKLN/PPIP/HMS.3/03/2025 pada 30 Maret 2025.
Dalam rilis tersebut dijelaskan bahwa pemerintah telah melakukan pemantauan tahunan terhadap kondisi tutupan hutan dan tingkat deforestasi di seluruh wilayah Indonesia.
Pemantauan ini mencakup area daratan seluas 187 juta hektare, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan, dan dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit Landsat yang disediakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tahun 2024 Indonesia memiliki total luas hutan sebesar 95,5 juta hektare, atau sekitar 51,1% dari luas daratannya. Dari jumlah tersebut, 87,8 juta hektare atau 91,9% berada di dalam kawasan hutan yang ditetapkan pemerintah.
Terkait angka deforestasi, laporan tersebut mencatat deforestasi netto tahun 2024 mencapai 175,4 ribu hektare. Angka ini merupakan hasil pengurangan antara deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektare dengan capaian reforestasi (pemulihan hutan) yang mencapai 40,8 ribu hektare. Mayoritas deforestasi bruto terjadi pada hutan sekunder dengan luas 200,6 ribu hektare (92,8%), dimana 69,3% berada di kawasan hutan dan sisanya berada di luar kawasan hutan.
Dampak Deforestasi
Menurut informasi dari buku berjudul Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan oleh dr. Harastha Khairi Afina dkk, deforestasi membawa sejumlah konsekuensi serius, baik bagi lingkungan maupun masyarakat.
Menurut penelitian DET tahun 2017, deforestasi memberikan beberapa dampak utama terhadap peningkatan karbon di atmosfer.
1. Pelepasan Karbon dari Hutan
Hutan tropis menyimpan cadangan karbon besar dalam pohon dan tanah. Ketika hutan dibakar atau ditebang, karbon tersebut dilepaskan ke udara sebagai CO2, sehingga mempercepat pemanasan global.
2. Menurunnya Kemampuan Menyerap Karbon
Pohon berfungsi menyerap CO2 melalui proses fotosintesis. Jika hutan berkurang, kemampuan alam menyerap karbon juga menurun, menyebabkan lebih banyak CO2 tertahan di atmosfer.
3. Kerusakan Tanah dan Emisi Gas Rumah Kaca Lainnya
Deforestasi merusak kualitas tanah dan dapat memicu pelepasan gas rumah kaca lain seperti metana dan dinitrogen oksida. Kedua gas ini memiliki efek pemanasan jauh lebih kuat daripada CO2.
4. Perubahan Iklim Lokal dan Global
Hilangnya hutan mengganggu kelembaban udara, aliran angin, dan pembentukan awan. Perubahan ini mempengaruhi siklus air dan meningkatkan suhu lokal, sekaligus mempercepat perubahan iklim di tingkat global.
Cara Mencegah Deforestasi
Melihat begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan, upaya pencegahan deforestasi menjadi sangat penting. Berdasarkan informasi dari Biro Penjaminan Mutu dan Informasi Digital Universitas Medan Area, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain.
1. Konservasi dan Pemulihan Hutan
Upaya menjaga hutan yang masih tersisa serta melakukan penanaman kembali melalui program reboisasi dan restorasi menjadi kunci utama dalam menekan laju hilangnya hutan.
2. Pengelolaan Hutan Berbasis Keberlanjutan
Penerapan praktik pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan seperti pemanenan kayu secara berkelanjutan dan sistem pertanian agroforestri dapat membantu menjaga fungsi hutan sekaligus tetap memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
3. Peraturan yang Tegas dan Penegakan Hukum
Pengawasan ketat terhadap penebangan liar dan pembukaan lahan secara ilegal, disertai penegakan hukum yang konsisten, merupakan langkah penting untuk memutus rantai deforestasi.
4. Pendidikan dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Mendorong masyarakat memahami pentingnya hutan dan dampak kerusakan lingkungan dapat membantu membentuk perilaku yang lebih peduli serta mendorong keterlibatan warga dalam upaya pelestarian.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di detikcom.
(anm/dil)











































