Puluhan warga Dusun Tinggen, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten kecewa karena lahannya batal kena proyek rest area tol Jogja-Solo. Ada warga yang sudah mengeluarkan modal ratusan juta rupiah untuk pindah rumah.
Mereka mengadukan nasibnya ke DPRD karena tanahnya batal dibeli proyek tol tersebut. Mereka menyebut modal usaha habis dan utang ratusan juta rupiah menumpuk.
"Awalnya pengin bangun rumah di situ (Dusun Tinggen) karena tanah leluhur. Terus karena sudah dipasang patok akhirnya tidak jadi bangun di situ," ungkap seorang warga, Wati, kepada detikJateng di DPRD Klaten usai audiensi, Rabu (3/12/2025).
Diceritakan Wati, karena yakin bakal kena proyek rest area tol Jogja-Solo akhirnya dia membeli tanah di luar desa. Bahkan sudah selesai membangun rumah.
"Sudah tak bangun sampai selesai di tempat baru tapi ternyata tidak jadi (dibeli proyek tol). Padahal sudah habis Rp 700-an juta," katanya.
Dirinya memutuskan membangun di luar sebagai langkah antisipasi. Sebab jika ia mengira jika rest area muai dibangun, maka akan kesulitan pindah rumah ke mana.
"Kalau itu terlanjur dibangun, kami sekeluarga pindahnya kan bingung. Saya selaku masyarakat mendukung proyek nasional tapi kok begini nasibnya," imbuhnya.
Paryanto, warga lainnya mengatakan untuk persiapan pindahan dirinya sudah habis modal. Modal usaha Rp 50 juta sudah digunakan.
"Rencana mau beli rumah, cari rumah, modal sudah dihabiskan untuk apa - apa saya Rp 50 juta, lainnya ada DP rumah Rp 200 juta," kata Paryanto di DPRD bersama istrinya.
Menurut Paryanto, dengan dibatalkannya rencana perluasan rest area tol tersebut membuat keluarganya tertekan. Bahkan berdampak pada kesehatan.
"Ya guncangan jiwa itu pasti. Kadar gula bahkan sampai 400, saya bilang ini demi mendukung program pemerintah kita dukung tapi nyatanya begini," lanjut Paryanto.
Koordinator warga, MH Thamrin mengatakan pihak tol tidak hanya memasang patok tapi juga memberikan time schedule. Karena ada time schedule proyek itulah warga memilih antisipasi.
"Karena ada time schedule proyek itulah warga menyesuaikan diri karena yakin dengan melakukan persiapan seperti mempersiapkan rumah baru. Hal itulah yang menjadikan warga sekarang bingung, ada yang sakit juga," ujar MH Thamrin kepada detikJateng.
"Sampai ada warga yang masuk rumah sakit, tidak bisa tidur atau lainnya. Kerugian sudah materi dan immaterial," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Dusun Tinggen, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, Klaten mendatangi DPRD Klaten. Mereka berkeluh kesah ke DPRD soal lahan mereka yang sudah dipatok untuk proyek rest area Tol Jogja-Solo namun ternyata dibatalkan.
"Tuntutan kita agar proyek dikembalikan pada rencana awal, tanah kita dibeli. Segera pembayaran ganti rugi dipercepat," jelas Thamrin kepada detikJateng usai bertamu komisi I DPRD Klaten.
Menurut Thamrin, pembatalan pembelian tanah warga untuk rest area sudah merugikan masyarakat secara material dan immaterial. Dampak pembatalan itu merugikan warga.
"Dampaknya sudah luar biasa padahal patoknya masih ada sampai hari ini. Komunikasi pihak tol sangat kurang bagus, kita sosialiasi, dipatok, menumpuk sertifikat, KTP, KK, pengukuran selesai, sudah diberi time schedule juga," papar Thamrin.
PPK Jalan Tol Jogja-Solo, Widodo Budi Kusumo menyatakan PPK tidak bisa memberikan keputusan. Sebab pengadaan lahan merupakan kebutuhan dari badan usaha, PT Jasamarga Jogja Solo.
"Penggunanya kan badan usaha, jadi selama tidak ada penambahan dari badan usaha ya tidak bisa. Tapi apapun hasil pertemuan hari ini akan kita koordinasikan," kata Widodo Budi Kusumo usai pertemuan.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(aap/aap)