Hasil laboratorium sampel makanan yang diduga penyebab keracunan ratusan santri Pondok Pesantren Nurul Ali di Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) hasilnya sudah keluar. Semua menu yang diuji mengandung bakteri E-coli.
"Ya, untuk hasil laboratorium meneliti sampel makanan yang sudah diperiksa oleh Labkes Provinsi ini dikeluarkan tanggal 26 November 2025. Untuk sampel nasi, tahu goreng, kemudian telur asam manis, timun tomat, dan telur, juga semangka, positif bakteri E-coli," kata Sekretaris 1 Satgas Percepatan Penyelenggaraan Program MBG Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi kepada wartawan di sela-sela FGD penguatan sinergitas kerja sama antara Pemkot Magelang dan Kabupaten Magelang di Omah Mbudur, Rabu (3/12/2025).
"(Semuanya) Ya. Ini yang sudah saya sebutkan tadi, positif (mengandung) bakteri E-coli. Ini kemungkinan terkontaminasinya bisa beberapa hal. Yang pertama, pada saat pemrosesan pemasakan atau peralatan dapur atau bisa jadi airnya. Ini menjadi perhatian kami, dari Satgas agar SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Ngadirojo itu betul-betul melakukan evaluasi secara menyeluruh atau bisa dikatakan total," sambung Nanda.
Keberadaan dapur MBG atau SPPG Ngadirojo, kata Nanda, hingga Rabu (3/12) hari ini masih ditutup sementara. Menurutnya, SPPG Ngadirojo betul-betul memperhatikan standar operasional dapur secara ketat.
"Jadi higienitas dan sanitasi betul-betul dijalankan secara ketat dan terukur sesuai dengan standar yang semestinya. Pangan yang diberikan juga sehat, bahan bakunya sehat, peralatannya sehat, aman. Kemudian juga distribusinya juga harus sehat," imbuh Nanda.
"Sehingga ini menjadi pencermatan bagi kita dari Satgas untuk meningkatkan pengawasan terhadap beroperasinya dapur-dapur yang ada di seluruh Kabupaten Magelang," bebernya.
Untuk SPPG Ngadirojo, tegas Nanda, sampai hari ini belum diizinkan untuk beroperasi kembali.
"Makanya, ini kesempatan untuk SPPG di Ngadirojo untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Betul-betul memperhatikan SOP yang harus dijalankan secara ketat dan aman," katanya.
"Kemarin ada 112 ya (diduga keracunan), ada yang dibawa ke puskesmas, kemudian boleh pulang. Yang dibawa ke rumah sakit ini yang ada sebagian memang harus dilakukan rawat inap, tetapi Alhamdulillah sehari berikutnya dirawat inap semuanya boleh pulang," tambah Nanda.
(afn/apu)