Rencana penerapan enam hari sekolah di Jawa Tengah menuai penolakan dari Guru. Wali Kota Solo, Respati Ardi memberikan saran terkait kebijakan tersebut.
"Sarannya sebenarnya simpel aja, kalau pendidikan, roadmap pendidikan yang jelas, kesejahteraan pengajar, dan program ekskul itu lebih ditingkatkan," kata Respati ditemui di Kantor DPRD Solo, Kamis (27/11/2025).
Respati menyebut bahwa pihaknya tidak mau ikut campur terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh Pemerintah Provinsi. Pihaknya mengaku akan mengikuti kebijakan yang telah dibuat oleh Gubernur Jawa Tengah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, kami mengikuti, karena kan itu kebijakan Pak Gubernur dari provinsi, kami mengikuti. Kita tinggal sesuaikan aja. Kita enggak mau ikut-ikutan terkait kebijakan enam hari," ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini penerapan enam hari sekolah hanya diberlakukan di tingkat SMA/SMK. Ia tidak akan menerapkan program tersebut di tingkat SD dan SMP.
"Kami di Solo fokus ke penambahan ekstrakurikuler dan kreativitas guru dan kita lagi fokus mencari beasiswa-beasiswa, dan lain-lain, keterlibatan swasta di sekolah-sekolah. Saya masih berpikir bagaimana sekolah negeri ini bena-benar jadi diminati kembali," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah (Jateng) menolak wacana penerapan jadwal enam hari sekolah dalam seminggu di Jateng.
Ketua PGRI Jateng, Muhdi, menyebut wacana itu sebagai 'jalan mundur'.
"Saya kira saat ini tidak ada alasan yang cukup untuk mengubah. Dulu pemerintah mengubah 5 hari kerja dengan alasan-alasan yang cukup rasional," kata Muhdi saat dihubungi detikJateng, Minggu (23/11).
Ia mengatakan, dulu pemerintah sendiri yang mengubah jadwal enam hari sekolah menjadi lima hari sekolah dengan pertimbangan rasional, terutama alasan soal waktu anak bersama keluarga.
"Kalau tujuan 6 hari sekolah agar siswa diawasi, tugas pendidikan anak kan tidak hanya oleh guru. Orang tua juga punya tanggung jawab pendidikan anaknya, jangan lalu kita bolak-balik," tegasnya.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) tengah mengkaji program enam hari sekolah bagi SMA/SMK. Program itu masih digodok hingga kini.
"(Program 6 hari sekolah) Masih kajian, nanti saja kalau sudah fix. Ini baru dikaji oleh tim," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Sadimin melalui pesan singkat kepada detikJateng, Jumat (21/11).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti memberikan tanggapan berikut.
"Itu kebijakan dari pemerintah daerah prinsipnya yang kita atur adalah lama belajar dalam satu minggu," kata Abdul Mu'ti kepada wartawan di Kudus, Sabtu (22/11/2025).
Mu'ti menyebut hal terpenting adalah durasi belajar anak dalam satu minggu. Dia tidak mempermasalahkan jika pemerintah daerah membuat kebijakan terkait dengan enam hari sekolah.
"Yang penting lama belajar satu minggu sesuai dengan ketentuan. Apakah mereka mau lima hari atau enam hari, itu kebijakan dari pemerintah daerah," jelasnya.
(apl/afn)











































