Seorang warga Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Yuda Prawira, yang dilaporkan hilang pada dua tahun lalu telah ditemukan. Nahas, Yuda ditemukan tinggal kerangka di dalam batang pohon aren di Sergai.
Dilansir detikSumut, Selasa (25/11/2025), warga Dusun I, Desa Pamatang Ganjang, sempat heboh saat penemuan kerangka manusia itu pada Selasa (9/9) lalu. Kerangka tersebut ditemukan di dalam batang pohon aren yang tumbang.
Mulanya, kasus tersebut ditangani Polsek Firdaus. Lalu, kasus itu dilimpahkan ke Polres Sergai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Firdaus, AKP Ahmad Albar, mengatakan garis polisi langsung dipasang di lokasi penemuan kerangka manusia itu dan batang pohon aren dibawa ke Polres Segai.
"Sudah (digaris polisi) dan juga pohonnya sudah kita amankan di Polres," kata Ahmad saat dimintai konfirmasi detikSumut, Senin (15/9).
Usai penemuan kerangka manusia itu, seorang warga setempat, mengaku anaknya hilang sejak dua tahun lalu. Anak tersebut pergi dan tidak ada kabar.
"Informasinya ada seperti itu (kehilangan anak), sekitar dua tahun lalu perginya, nggak ada kabar," kata Ahmad.
Adapun warga yang mengaku kehilangan anak itu, kata Ahmad, tinggal di sekitar lokasi penemuan. Ahmad melanjutkan, anak tersebut adalah laki-laki kelahiran 2002.
"Iya warga situ juga, dekat lah, nggak jauh dari TKP. Menurut salah satu keluarganya, identik sih bajunya, celana yang mereka kenal, kalau bajunya (adik) yang perempuan katanya pernah ingat, pernah nyuci katanya," jelasnya.
Ahmad menerangkan anak tersebut bernama Muhammad Yuda Prawira (23). Namun, saat itu belum bisa dipastikan polisi kerangka tersebut adalah Yuda atau tidak dan polisi tengah menyelidikinya.
"(Kerangka) lengkap, utuh, tapi sudah berserakan," jelasnya.
Tak hanya kerangka, sejumlah barang milik korban pun ditemukan di dalam pohon tersebut seperti celana panjang warna hitam, baju biru bertuliskan 'just run', satu handphone merek Nokia, dan gelang aluminium silver.
Polisi Cek Sampel DNA Kerangka
Sampel DNA kerangka manusia itu lalu dikirim polisi ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Jakarta pada September lalu. Sampel tersebut merupakan salah satu cara untuk mengungkap identitas korban.
"Yang lama tes DNA-nya, nanti DNA-nya dibawa ke Jakarta ke Puslabfor Polri," kata Kasat Reskrim Polres Sergai, Iptu Binrod Situngkir, saat dimintai konfirmasi detikSumut, Sabtu (13/9).
Binrod menerangkan sampel DNA tersebut bakal dicocokkan dengan DNA milik warga yang mengaku telah kehilangan anak itu.
"Ada warga yang ngaku itu keluarganya. Jadi, kita ambil sampel pembandinglah yang ngaku tadi untuk dilakukan pemeriksaan DNA, apakah kerangka manusia itu identik dengan warga yang mengaku keluarganya," sebutnya.
Belakangan dipastikan kerangka manusia tersebut merupakan Yuda yang dilaporkan hilang dua tahun lalu.
"Menyatakan identitasnya saja, iya Muhammad Yuda Prawira," kata Kasi Humas Polres Sergai, Iptu L. B. Manulang, dimintai konfirmasi detikSumut, Rabu (19/11).
Terungkapnya identitas kerangka manusia itu berdasarkan hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) dan tes DNA. L.B. Manullang mengatakan dari hasil tes tersebut DNA Yuda mirip dengan sang ayah kandung korban.
"Dia tes DNA 99,9 biologisnya identik dengan bapaknya," katanya.
Tidak Ada Tanda Kekerasan
Polisi menyebut tidak ada tanda kekerasan di kerangka Yuda.
"Untuk penyebab kematian, saya katakan yang kita temukan ini adalah tulang belulang, jadi saya spesialis forensik hanya melaksanakan identifikasi, dari identifikasi tulang tersebut bisa disimpulkan tidak terdapat tanda tanda kekerasan pada tulang belulang," kata Pamin Subdit Yamet Dokpol Bhayangkara Polda Sumut, Iptu Egar Saragih, Rabu (19/11).
Egar menjelaskan tidak ditemukannya tanda kekerasan itu lantaran bukti tambahan yang minim untuk diuji forensik, seperti daging dan otot kerangka.
"Organ tidak dapat disimpulkan karena yang ditemukan hanya tulang belulang, untuk organ dalam bagian apapun tidak ada lagi hanya tulang belulang berdasarkan identifikasi, tulang belulang itu utuh berdasarkan manusia ras mongoloid jenis kelamin laki-laki," jelasnya.
Egar mengatakan jika terdapat daging maupun otot di kerangka tersebut, pihaknya dapat mengecek dengan menguji forensik soal apakah korban dianiaya atau tidak.
"Tidak menutup kemungkinan jika penemuannya masih ada jaringan lunaknya atau ada jaringan ototnya mungkin bisa ada tanda tanda kekerasan," katanya.











































