Tanah Gerak di Cilacap Meluas, Ratusan Warga Mengungsi

Tanah Gerak di Cilacap Meluas, Ratusan Warga Mengungsi

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 24 Nov 2025 13:32 WIB
Kondisi rumah yang rusak akibat tanah gerak di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Senin (24/11/2025).
Kondisi rumah yang rusak akibat tanah gerak di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Senin (24/11/2025). Foto: dok. BPBD Cilacap
Cilacap -

Sejumlah titik di wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, diterjang bencana tanah longsor dan tanah gerak. Selain Desa Cibeunying, longsor juga melanda Desa Bener serta Desa Padangjaya. Akibatnya banyak rumah rusak dan ratusan jiwa terpaksa mengungsi.

Camat Majenang, Aji Pramono, mengatakan kerusakan cukup berat terjadi di dua desa tersebut. Di Desa Bener, ada tujuh rumah rusak berat dan tidak bisa dihuni, sedangkan puluhan rumah lainnya dilaporkan mengalami retak-retak akibat tanah gerak.

"Di Desa Bener ada tujuh rumah yang sudah rusak berat, tidak bisa ditempati, dan 20 rumah retak-retak," kata Aji kepada wartawan, Senin (24/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya di Desa Padangjaya, khususnya Dusun Jati Luhur dan Jati Mulya, ada sekitar 75 rumah terdampak. Di wilayah tersebut sebenarnya telah tersedia hunian tetap (huntap), namun jumlahnya belum mencukupi.

ADVERTISEMENT

"Di Padangjaya sudah ada huntap, tujuh dari 25 unit yang tersedia. Kita masih membutuhkan sekitar 50 huntap lagi," jelasnya.

Ia menyebut Pemerintah Desa Padangjaya telah menghibahkan lahan seluas sekitar satu hektare di Dusun Jati Luhur untuk pembangunan huntap tambahan. Aji menuturkan, pergerakan tanah di Majenang kerap dipicu hujan deras dengan durasi panjang.

"Pergerakan tanah yang ada di Majenang selalu setelah adanya hujan dengan intensitas tinggi. Itu ada gerakan tanah di wilayah Kecamatan Majenang," ujarnya.

Sementara itu, BPBD telah mendirikan posko dan terus memantau retakan tanah untuk meminimalisir risiko longsor susulan.

"Kita sudah memitigasi, terutama di lokasi yang ada gerakan tanah. Warga yang rumahnya tidak layak dihuni diminta mengungsi atau tinggal sementara di rumah saudara," jelas Aji.

Menurutnya, warga Desa Bener kini mengungsi di Balai Desa Bener, sementara warga Padangjaya sebagian mengungsi ke rumah saudara. Kemudian sebagian lain masih bertahan di rumahnya karena kerusakan hanya retak kecil. Posko siaga didirikan di Dusun Jati Luhur.

Sementara itu, Kepala Desa Padangjaya, Agus Suyanto, menjelaskan pergerakan tanah di wilayahnya bukan kejadian baru. Fenomena serupa pernah terjadi pada 2017 dan 2023.

"Pergerakan tanah yang ada di Padangjaya itu awalnya tanggal 11 November. Setelah hujan deras berhari-hari, saya total ada 49 rumah terdampak. Sampai hari ini totalnya 80 rumah," kata Agus.

Pergerakan tanah masih berlangsung hingga kini. Retakan bahkan merusak jalan cor lingkungan hingga hampir putus, dan juga memengaruhi jalan nasional.

Agus menjelaskan dari total 80 rumah terdampak, 39 rumah sudah dikosongkan karena kondisinya tidak aman.

"Total 130 jiwa mengungsi, termasuk 11 balita, 36 lansia, dan 34 pelajar. Yang mengungsi itu tersebar, ada yang di rumah saudara, ada yang di luar desa, yang penting aman karena posisi rumah sudah tidak memungkinkan," ujarnya.

Meski begitu, tidak ada lokasi pengungsian terpadu. Hanya ada posko-posko kecil di beberapa titik.

"Tidak ada pengungsian terpadu. Hanya posko di Dusun Jati Luhur dan Jati Mulya," kata Agus.




(ams/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads