Apa Bedanya Hari Guru Nasional dan HUT PGRI? Ini Sejarah, Tanggal-Maknanya

Apa Bedanya Hari Guru Nasional dan HUT PGRI? Ini Sejarah, Tanggal-Maknanya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Senin, 24 Nov 2025 12:05 WIB
Ilustrasi Hari Guru Nasional.
Ilustrasi beda Hari Guru Nasional dan HUT PGRI. (Foto: Gemini AI)
Solo -

Banyak orang mengira Hari Guru Nasional dan HUT PGRI adalah satu peringatan yang sama karena keduanya jatuh pada 25 November. Padahal, keduanya punya sejarah panjang yang berbeda dan muncul dari perjalanan gerakan guru Indonesia sejak awal abad ke-20.

Jika ditelusuri lebih dalam, perbedaan itu terlihat dari latar pembentukannya, mulai dari lahirnya PGHB pada 1912, munculnya PGI pada 1932, hingga Kongres Guru Indonesia tahun 1945 yang melahirkan PGRI. Barulah pada 1994 pemerintah menjadikan tanggal kelahiran PGRI sebagai Hari Guru Nasional. Jejak sejarah ini menyimpan banyak cerita yang menarik untuk disimak, terutama soal maknanya bagi dunia pendidikan saat ini.

Nah, supaya tidak bingung lagi antara keduanya, yuk pelajari perbedaan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI beserta sejarah, tanggal, dan makna yang melatarbelakanginya. Kisahnya sarat perjuangan dan penting untuk dipahami semua generasi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Hari Guru Nasional dan HUT PGRI jatuh pada tanggal yang sama, tetapi memiliki dasar sejarah berbeda.
  • Lahirnya PGRI berawal dari gerakan guru sejak era kolonial, yang kemudian menjadi dasar penetapan Hari Guru Nasional melalui Keppres 78/1994.
  • Makna HGN bersifat nasional dan publik, sedangkan HUT PGRI merupakan momen internal organisasi untuk meneguhkan perjuangan profesi guru.

Bedanya Hari Guru Nasional dan HUT PGRI?

Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI sering diperingati pada tanggal yang sama, yaitu 25 November. Tidak sedikit yang mengira keduanya adalah satu perayaan yang sama, padahal memiliki latar sejarah dan makna yang berbeda.

ADVERTISEMENT

Untuk memahami perbedaannya, kita perlu melihat sejarah panjang gerakan guru Indonesia hingga akhirnya ditetapkan sebagai hari nasional yang dihimpun dari buku Guru: Tinjauan Stratifikasi dan Filosofi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa karya Kharis Matul Muarifah serta laman PGRI Kota Semarang.

1. Sejarah Berdirinya PGRI dan Penetapan HGN

Gerakan guru Indonesia telah tumbuh sejak awal abad ke-20. Pada 1912, para guru pribumi mendirikan Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB), sebuah organisasi unitaristik yang menghimpun guru bantu, guru desa, kepala sekolah, hingga penilik sekolah.

Di tengah kondisi kolonial yang tidak adil, PGHB menjadi tempat perjuangan para guru untuk memperoleh persamaan hak. Dari catatan PGRI Kota Semarang, organisasi ini kemudian melahirkan banyak perkumpulan guru lain, baik yang berbasis profesi, sekolah, maupun keagamaan.

Perkembangan penting terjadi pada 1932, ketika PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini memiliki dampak politis besar karena kata 'Indonesia' dianggap berbahaya oleh pemerintah Belanda. Namun, bagi guru-guru pribumi, nama itu justru simbol kebangkitan nasional.

Pada masa pendudukan Jepang, seluruh organisasi guru dibekukan. Barulah setelah proklamasi 17 Agustus 1945, para guru kembali berkumpul dalam Kongres Guru Indonesia tanggal 24-25 November 1945 di Solo.

Kongres ini menjadi titik lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sebuah wadah tunggal yang menolak perbedaan berdasarkan latar pendidikan, tempat kerja, suku, agama, maupun politik. Hal tersebut dirangkum dalam prinsip unitaristik dan independen.

Tujuan PGRI ditetapkan dalam tiga fokus utama, yaitu mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia, meningkatkan mutu pendidikan, serta memperjuangkan nasib buruh serta guru. Semangat itu terus dibawa hingga masa kemerdekaan.

Baru pada tahun 1994, melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, pemerintah menetapkan tanggal lahir PGRI (25 November) sebagai Hari Guru Nasional. Keppres ini menegaskan bahwa penetapan tersebut adalah bentuk penghormatan negara terhadap peran guru dalam pembangunan bangsa. Di titik inilah Hari Guru Nasional dan HUT PGRI resmi melebur tanggalnya, meski tetap berbeda dari aspek makna.

2. Tanggal

Tanggal peringatan kedua momen ini memang sama, tetapi lahir dari dasar yang berbeda. HUT PGRI diperingati setiap 25 November sebagai hari lahir PGRI pada 1945, tepat setelah Kongres Guru Indonesia di Solo. Ini adalah perayaan internal organisasi guru sebagai bentuk refleksi dan persatuan para pendidik.

Hari Guru Nasional (HGN) juga diperingati setiap 25 November, tetapi merupakan hari nasional yang ditetapkan melalui Keppres Nomor 78 Tahun 1994. Pemerintah menetapkan tanggal ini karena ingin menjadikan lahirnya PGRI sebagai simbol apresiasi terhadap profesi guru.

Walau memiliki status sebagai hari nasional, HGN bukan hari libur, sebagaimana ditegaskan dalam Keppres 78/1994. Hari Guru Nasional juga tidak tercantum dalam daftar libur nasional atau cuti bersama sesuai SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2025.

3. Makna Peringatan

Makna Hari Guru Nasional dan HUT PGRI saling berkaitan, tetapi tidak identik. HUT PGRI adalah ruang refleksi bagi organisasi untuk meneguhkan kembali tiga tujuannya, yaitu mempertahankan Republik, memperbaiki mutu pendidikan, dan memperjuangkan nasib guru. Semangat historis ini terus dijaga dalam tubuh PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan yang independen.

Sementara itu, makna Hari Guru Nasional lebih luas dan bersifat publik. HGN adalah momen penghormatan bangsa kepada guru sebagai pahlawan pendidikan. Seperti disampaikan dalam buku Guru: Tinjauan Stratifikasi dan Filosofi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, peringatan Hari Guru Nasional bukan sekadar seremoni pemberian ucapan atau hadiah. Ini adalah pengingat bahwa negara memiliki kewajiban mengevaluasi kondisi guru, memperbaiki pemerataan, dan menjamin kepastian kerja yang masih menjadi persoalan hingga kini.

Dengan demikian, Hari Guru Nasional mengajak masyarakat menghargai guru sebagai figur yang menanamkan nilai, membimbing karakter, dan mencerdaskan generasi. Sedangkan HUT PGRI memberi makna perjuangan kolektif para guru dalam memperjuangkan martabat dan kebijakan yang lebih adil.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai perbedaan HGN dan HUT PGRI. Memahami perbedaan keduanya membantu kita melihat bahwa guru bukan hanya hadir sebagai pengajar, tetapi juga bagian dari gerakan panjang yang ikut membangun bangsa. Semoga bermanfaat!




(anm/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads