Update Pencarian Korban Longsor Banjarnegara Pagi Ini: 10 Tewas-18 Hilang

Update Pencarian Korban Longsor Banjarnegara Pagi Ini: 10 Tewas-18 Hilang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 21 Nov 2025 09:43 WIB
Proses pencarian dan evakuasi korban tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara. Foto diunggah Jumat (21/11/2025).
Proses pencarian dan evakuasi korban tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara. Foto diunggah Jumat (21/11/2025). Foto: dok. Basarnas Semarang
Banjarnegara -

Korban meninggal akibat tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara saat ini mencapai 10 orang. Sementara 18 orang lainnya masih dalam pencarian.

Hal itu dikatakan Kepala BPBD Jawa Tengah (Jateng), Bergas Catursasi Penanggungan. Ia mengatakan, sudah ada kurang lebih 700 personel gabungan yang diterjunkan untuk menangani longsor di Kabupaten Banjarnegara.

"Total 10 korban meninggal dunia, 18 pencarian, 7 luka-luka, 48 rumah roboh atau hilang, 195 rumah terdampak, pengungsi ada 934 jiwa," kata Bergas saat dihubungi detikJateng, Jumat (21/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, dari 10 jenazah itu, dua merupakan bagian tubuh (body part). Bagian tubuh itu nantinya juga akan berusaha diidentifikasi untuk mencari tahu identitas korban yang ditemukan.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut, saat ini hunian sementara (huntara) pun sudah disiapkan bagi korban longsor. Material akan mulai masuk, untuk kemudian pembangunan dilakukan di lahan yang disiapkan untuk huntar.

"Ini persiapan dibangun, karena material dari pusat dari BNPB yang menyiapkan huntara itu sudah dalam perjalanan. Informasi yang saya terima, yang Majenang sudah mulai masuk fabrikasinya. Biar cepat, fabrikasi, langsung bangun, langsung jadi, langsung ditempati," paparnya.

"Sementara ini luasan yang sudah diadakan 2 hektare untuk Banjarnegara, nanti masih mau ditambah. Kalau yang di Majenang, Cilacap 3,5 hektar. Penjelasan dari BNPB huntara ini sekaligus akan dijadikan tempat huntap, tapi berproses," lanjutnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang menghambat pencarian SAR, salah satunya karena masih ada potensi ancaman longsoran susulan.

"Dipicu dari hujan, terbentuknya kubangan air di wilayah longsoran, mata air yang terus mengalir. Sehingga upayanya dilakukan OMC (Operasi Modifikasi Cuaca), membuat jalur buangan air kubangan, dan membuat jalur agar air dapat mengalir ke sungai," urainya.

Hal yang sama diungkap oleh Kepala Basarnas Semarang Budiono. Selama Kamis (20/11) kemarin tim menemukan 7 jasad, termasuk 2 body part.

"Tim berhasil menemukan kembali korban yang tertimbun longsor sebanyak 5 jasad dan juga 2 body part sehingga ada 7 penemuan" kata Kepala Basarnas Semarang, Budiono dalam keterangan tertulisnya.

"Adapun identitas jasad yang berhasil teridentifikasi yaitu Esiah, Karti dan Maruni, sedangkan dua jasad dan dua bodypart belum teridentifikasi, menunggu hasil antemortem dari tim DVI," imbuhnya.

Saat ditanya terkait bagian tubuh yang ditemukan, Basarnas membenarkan bahwa satu bagian tubuh dihitung satu jenazah.

"7 korban berhasil dievakuasi, sehingga total korban meninggal dunia menjadi 10 orang dan dalam pencarian 18 orang," tuturnya.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads