Hari kelima bencana longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, 26 korban hilang masih dalam pencarian. Ekskavator dan alat berat telah dikerahkan.
Hal itu diungkapkan Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan. Ia mengatakan, sampai saat ini pencarian 26 korban belum membuahkan hasil.
"Sedang dilakukan pencarian sejak pagi tadi. (Korban yang masih hilang berapa?) Masih 26, belum ada update. Masih dua orang yang meninggal," kata Bergas saat dihubungi detikJateng, Rabu (19/11/2025).
Sampai saat ini, proses pencarian itu terkendala cuaca yang masih hujan dan tanah yang masih bergerak. Jumlah pengungsi kini masih 931 warga, sementara rumah terdampak ada 48.
"Tanah masih gerak karena di atas itu masih ada mata air yang selama ini dikhawatirkan oleh pemerintah desa, masyarakat," ujarnya.
Ia menyebut, longsor di Banjarnegara memiliki kedalaman hingga 5 meter. Sudah ada alat berat dan anjing pelacak yang diterjunkan.
"Eskavator, anjing pelacak juga ada. Personelnya masih sekitar 500, karena nggak boleh banyak-banyak, tanahnya masih gerak," ungkapnya.
Sementara itu, pihaknya mengaku sudah menemukan lahan untuk hunian sementara bagi warga terdampak. Lahan tersebut berada di lapangan dekat lokasi longsor.
"Di lapangan desa, sudah ada 2 hektar, tapi rencana akan dicarikan kembali sampai menjadi 3 hektare, karena menghitung kebutuhan. Tentunya nanti dicarikan lagi kekurangan-kekurangannya," tuturnya.
"(Relokasi untuk hunian sementara bagi 48 KK?) Tentunya selektif, yang prioritas. (Lapangan tidak rawan longsor?) Dari pengamatan sekilas, tingkat risikonya lebih rendah daripada kondisi sebelumnya," sambungnya.
Relokasi juga disiapkan bagi warga sekitar yang berada di daerah rawan longsor. Hal itu sudah dikoordinasikan dengan Gubernur dan Pemkab Banjarnegara.
"Nanti dilihat, dilakukan pengembangan-pengembangan lokasi. Karena perlu penetapan dulu, penetapan bupati perlu, penetapan lokasi untuk relokasi penting," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Basarnas Semarang, Budiono mengatakan, adanya kubangan air membuat area pencarian semakin berbahaya, mengingat kubangan tersebut bisa sewaktu-waktu jebol. Tim SAR gabungan pun berupaya menyodet, membuang volume kubangan air agar tidak membahayakan.
"Kami sudah mengirimkan dua tim alkon (alat penyedot dan penyemprot air) untuk mengurangi volume air yang ada di kubangan agar tidak membebani tanah dan menyebabkan longsor susulan" kata Budiono dalam keterangan tertulisnya.
Alat berat juga dikerahkan untuk memaksimalkan pencarian. Akan ada 7 ekskavator yang akan digunakan untuk membuat akses dan juga menggali area yang dicurigai ada korban.
Sebelumnya, tertulis ada 27 korban longsor yang dicari. Namun, data berubah menjadi 26 karena ternyata satu warga yang dicari telah berada di pengungsian.
"Dari 27 yang terdata, ternyata satu warga yang dicari telah berada di pengungsian. Sehingga data korban yang dicari berkurang dari 27 menjadi 26 warga," ucapnya.
Simak Video "Video Update Longsor di Banjarnegara: 2 Orang Meninggal-27 Orang Hilang"
(aap/apl)