- Bagaimana Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT? 1. Memperbaiki Sholat agar Lebih Khusyuk dan Berkualitas 2. Memperbanyak Dzikir dan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari 3. Membaca dan Memahami Al-Quran sebagai Petunjuk Hidup 4. Menuntut Ilmu Agama dengan Sungguh-sungguh 5. Bersyukur atas Nikmat dan Bersabar atas Ujian 6. Berkumpul dengan Orang-orang Saleh dan Lingkungan yang Baik 7. Merenungi Ciptaan Allah di Alam Semesta 8. Mengevaluasi Diri Secara Rutin
Rasa ingin memperbaiki diri sering muncul ketika hati terasa jauh dari Allah. Banyak orang ingin lebih bertakwa, tetapi tidak selalu tahu harus mulai dari mana. Pertanyaan tentang cara mendekat kepada Allah menjadi pencarian yang sangat manusiawi dan dekat dengan keseharian kita.
Dalam ajaran Islam, ketakwaan tidak hadir begitu saja, tetapi tumbuh dari kebiasaan ibadah yang diperbaiki, hati yang dijaga, dan ilmu yang terus dipelajari. Ada langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan, mulai dari memperbaiki sholat, memperbanyak dzikir, hingga menata lingkungan pergaulan. Setiap langkah kecil memberi pengaruh besar bagi perjalanan iman.
Untuk membantu memahami bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala secara lebih jelas, mari lihat penjelasan lengkapnya agar perjalanan spiritual terasa lebih terarah dan membuat hati jauh lebih tenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin utamanya:
- Sholat yang berkualitas menjadi pondasi utama ketakwaan, karena ia menjaga hati, perilaku, dan kedisiplinan seorang muslim.
- Dzikir, doa, Al-Quran, dan ilmu agama memperkuat iman dari dalam, membangun hubungan hati yang dekat dengan Allah.
- Lingkungan baik, syukur-sabar, tadabbur alam, dan muhasabah membantu menjaga konsistensi takwa dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Cara Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT?
Berdasarkan penjelasan yang dihimpun dari buku Ilmu Tauhid: Sebuah Ketuhanan dalam Teologi Islam tulisan M Nawa Syarif MAg, Memenuhi Kebutuhan Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi oleh Hati Nurahayu SPd, serta laman resmi Muhammadiyah Kota Semarang, berikut adalah delapan cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
1. Memperbaiki Sholat agar Lebih Khusyuk dan Berkualitas
Sholat adalah ibadah yang menjadi batas antara seorang muslim dengan kekafiran. Sholat adalah dialog seorang hamba dengan Allah. Surat Al-Fatihah yang dibaca dalam sholat bahkan disebut sebagai bentuk percakapan antara hamba dan Rabb-nya. Artinya, sholat bukan hanya gerakan, tetapi juga momen komunikasi yang sangat penting.
Ketakwaan akan meningkat ketika sholat tidak hanya dikerjakan sebagai rutinitas, tetapi dijaga kualitasnya. Menghadirkan hati, memahami bacaan, dan mengingat bahwa sholat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar akan membuat ibadah ini berpengaruh pada akhlak. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Ankabut ayat 45 yang menjelaskan bahwa sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Berikut ini ayatnya:
وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan mengingat Allah (salat) adalah lebih besar keutamaannya. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabut: 45)
Dari sini tampak bahwa sholat yang benar dapat menjadi benteng iman dan jalan untuk menjadi lebih bertakwa. Melaksanakan sholat lima waktu secara disiplin, menjaga wudhu, datang tepat waktu, dan berusaha khusyuk adalah langkah praktis untuk memperbaiki kualitas sholat. Ketika sholat semakin baik, ketakwaan pun akan ikut menguat karena seorang hamba senantiasa merasa dekat dengan Allah.
2. Memperbanyak Dzikir dan Doa dalam Kehidupan Sehari-hari
Dzikir dan doa adalah dua amalan yang sangat membantu menumbuhkan ketenangan hati dan ketakwaan. Dzikir berarti mengingat Allah. Ia tidak selalu berbentuk bacaan panjang dengan hitungan tertentu, tetapi juga bisa berupa mengingat hukum-hukum Allah, merenungi nikmat-Nya, dan menyadari bahwa semua yang terjadi berada dalam kekuasaan-Nya. Orang yang banyak berdzikir akan semakin dekat kepada Allah dan semakin mencintai syariat-Nya.
Allah juga menjelaskan dalam QS. Ar-Ra'd ayat 28 bahwa hati orang yang beriman akan menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Berikut kutipan ayatnya:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)
Dzikir yang tulus membuat hati lembut, tidak mudah gelisah, dan lebih mudah menerima nasihat. Doa pun memiliki peran yang besar. Dengan berdoa, seorang hamba menggantungkan segala urusan kepada Allah setelah berikhtiar. Doa menumbuhkan rasa butuh kepada Allah dan rasa tawakal yang benar.
Ketakwaan akan tumbuh ketika dzikir dan doa menjadi kebiasaan, bukan hanya dilakukan saat susah. Mengingat Allah di saat lapang, di perjalanan, di rumah, dan di sela-sela aktivitas membuat seorang muslim merasa selalu diawasi dan disayangi oleh Rabb-nya. Rasa diawasi inilah yang menjadi salah satu ciri takwa.
3. Membaca dan Memahami Al-Quran sebagai Petunjuk Hidup
Al-Quran adalah petunjuk hidup bagi orang yang bertakwa. Hal ini dijelaskan Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 2-3:
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾
Artinya: "Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 2-3)
Meningkatkan ketakwaan tidak cukup hanya dengan membaca Al-Quran tanpa memahami maknanya. Membaca Al-Quran secara rutin dan mencoba memahami makna ayat-ayatnya adalah cara yang sangat efektif untuk menambah iman. Ketika seorang muslim membaca, mentadabburi, dan berusaha mengamalkan kandungannya, ia akan menemukan banyak nasihat, peringatan, dan kabar gembira yang menguatkan hati.
Membaca Al-Quran juga disebut sebagai jalan yang tepat untuk meningkatkan iman dan takwa. Bukan hanya bacaan lisan, tetapi juga tadabbur dan menjadikannya pedoman hidup sehari-hari. Dengan demikian, Al-Quran tidak hanya berhenti di lisan, tetapi turun ke dalam sikap, keputusan, dan akhlak seorang muslim.
4. Menuntut Ilmu Agama dengan Sungguh-sungguh
Ilmu adalah kunci agar ajaran agama tidak disalahpahami. Dengan menuntut ilmu, terutama ilmu agama, seorang muslim akan lebih mudah memahami perintah dan larangan Allah dengan benar. Mempelajari tafsir Al-Quran, hadits, dan sirah Nabi membuat keimanan tidak hanya berdasarkan perasaan, tetapi juga berdasarkan pemahaman.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari:
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama."
Hadits ini menunjukkan bahwa diberi pemahaman agama adalah tanda kebaikan dari Allah. Ketakwaan sangat berkaitan dengan pemahaman ini, karena orang yang mengerti akan lebih berhati-hati dalam bersikap dan lebih konsisten menjalankan syariat.
Membaca buku-buku agama, menghadiri majelis ilmu, dan belajar kepada guru yang terpercaya termasuk cara praktis untuk menuntut ilmu. Dari sini seorang muslim akan tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah, mana yang utama dan mana yang sebaiknya ditinggalkan. Semakin dalam ilmunya, semakin kuat pula ketakwaannya jika ilmu itu diamalkan.
5. Bersyukur atas Nikmat dan Bersabar atas Ujian
Syukur dan sabar adalah dua hal yang sering berjalan beriringan dalam kehidupan seorang mukmin. Mensyukuri nikmat Allah baik yang besar maupun yang kecil serta bersabar dalam menghadapi ujian adalah tanda orang yang beriman. Syukur berarti mengakui bahwa segala sesuatu datang dari Allah. Sabar menunjukkan kepercayaan kepada rencana Allah.
Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Ayat ini menjelaskan bahwa syukur bukan hanya ucapan, tetapi sikap. Orang yang bersyukur akan menggunakan nikmat untuk kebaikan dan semakin dekat kepada Allah.
Ketakwaan akan meningkat ketika seorang hamba menyadari bahwa semua kondisi hidup, baik susah maupun senang, adalah bagian dari ketetapan Allah. Ia tidak mudah protes, tetapi berusaha mencari hikmah. Saat lapang ia bersyukur, saat sempit ia bersabar. Dengan pola ini, hati akan lebih tenang dan tidak mudah berpaling dari jalan Allah.
6. Berkumpul dengan Orang-orang Saleh dan Lingkungan yang Baik
Lingkungan memiliki pengaruh besar pada iman. Ada hadits yang dinukil dari Imam Abu Dawud dan Tirmidzi:
"Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekat."
Berkumpul dengan orang saleh akan memotivasi untuk taat. Ketika seseorang melihat temannya rajin sholat, rajin mengaji, dan menjaga lisan, ia akan terdorong untuk melakukan hal yang sama. Lingkungan seperti ini membantu menjaga konsistensi ibadah dan mengurangi peluang terjerumus ke dalam maksiat.
Cara meningkatkan ketakwaan yang lain juga menyebut hal yang sama, yaitu berkumpul dengan orang-orang saleh sebagai salah satu poin penting. Dengan sering berada di tengah orang yang cinta kepada Allah, nasihat dan pengingat kebaikan akan lebih mudah sampai ke hati. Ini sangat membantu agar seseorang tetap teguh di atas jalan takwa.
7. Merenungi Ciptaan Allah di Alam Semesta
Tadabbur terhadap ciptaan Allah adalah salah satu cara menguatkan iman dan takwa. Dalam QS. Ali Imran ayat 190-191 disebutkan:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا ۖ سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'"
Merenungi ciptaan Allah berarti melihat keteraturan alam, keindahan langit, bumi, gunung, dan segala makhluk di dalamnya. Semua itu menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah. Ketika seorang hamba meresapi hal ini, hatinya akan lebih mudah tunduk, merasa kecil, dan tidak sombong. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk yang lemah dan sangat bergantung kepada Allah.
Kebiasaan merenung seperti ini akan menguatkan rasa takut dan harap kepada Allah sekaligus. Takut karena menyadari betapa dahsyat kekuasaan-Nya, dan berharap karena Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Inilah salah satu ciri orang yang bertakwa, yaitu tidak lalai dari tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam semesta.
8. Mengevaluasi Diri Secara Rutin
Evaluasi diri atau muhasabah adalah cara untuk mengukur seberapa jauh seseorang telah berusaha bertakwa. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan oleh diri sendiri, karena hanya diri kita yang paling tahu bagaimana kualitas iman dan amal di hadapan Allah.
Muhasabah bisa dilakukan dengan menanyakan beberapa hal kepada diri sendiri. Misalnya, apakah sholat sudah tepat waktu dan khusyuk, seberapa sering membaca dan memahami Al-Quran, apakah lisan terjaga dari ghibah, dan apakah hati masih ikhlas dalam beramal. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi bahan perbaikan untuk hari berikutnya.
Dengan evaluasi yang jujur, seorang muslim tidak cepat merasa puas. Ia akan terus memperbaiki kekurangan dan menjaga kebaikan yang sudah ada. Sikap seperti ini membuat ketakwaan tidak berhenti di satu titik, tetapi terus bertumbuh hingga akhir hayat.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita dapat memulai dari satu amalan kecil yang paling mungkin dilakukan, lalu perkuat sedikit demi sedikit agar hati semakin dekat dengan Allah. Setiap upaya yang sungguh-sungguh selalu dihargai oleh-Nya. Insya Allah.
(sto/apl)











































