Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak terus berupaya menekan angka stunting. Salah satu cara yang dilakukan adalah kolaborasi lintas sektor termasuk dengan perusahaan dalam Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinpermades P2KB) Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan mengatakan stunting dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam jangka panjang.
"Anak yang mengalami stunting rentan terhadap gangguan perkembangan kognitif, rendahnya produktivitas di usia dewasa, serta berisiko lebih tinggi terkena penyakit tidak menular," kata Haris di Aula Dinpermades P2KB, Kecamatan Demak, Senin (17/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi permasalahan stunting ini, Pemkab Demak berkolaborasi dengan berbagai pihak memberikan bantuan kepada para penerima manfaat. Cara yang dilakukan yaitu melalui penggalangan donasi.
"Capaian Penggalangan Donasi Genting oleh para OPD dan mitra Pemerintah Kabupaten Demak sampai hari ini sudah terkumpul dan tersalurkan sebanyak Rp 213 juta 650 ribu," jelas Haris.
Hari ini, Pemkab Demak juga menerima Rp 71 juta dari perusahaan. Menurut Haris, dana tersebut akan disalurkan kepada 52 sasaran melalui Program Genting dalam bentuk paket makanan bergizi.
"Hari ini ditambah Rp 71 juta dari PT Karsa Mandiri Alkesindo. Pelaksanaan Penyaluran Genting ini dilakukan setiap hari selama 90 hari kepada setiap anak asuh," ujar Haris.
"Sudah ada 52 sasaran sebagai calon penerima manfaat di 6 (enam) Kecamatan Kabupaten Demak. Bantuan nutrisi diberikan dalam bentuk paket makanan bergizi siap konsumsi atau bahan pangan lokal dengan nilai Rp15.000 per anak asuh per hari," sambungnya.
Haris mengungkapkan penyaluran bantuan nutrisi ini juga dilakukan oleh berbagai pihak. Ia berharap kolaborasi dalam Program Genting dapat menurunkan angka stunting di Demak.
"Kegiatan Penyaluran bantuan nutrisi nantinya akan dilaksanakan oleh Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) bekerja sama dengan perangkat desa, petugas gizi puskesmas, dan unsur Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan," kata Haris.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk menguatkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menurunkan angka stunting di wilayah kita," pungkasnya.
(akd/ega)










































