Adik PB XIII Ingatkan Ini Jika Ada Jumenengan PB XIV Mangkubumi

Adik PB XIII Ingatkan Ini Jika Ada Jumenengan PB XIV Mangkubumi

Tara Wahyu NV - detikJateng
Sabtu, 15 Nov 2025 17:51 WIB
Suasana Kamandungan Keraton Solo, jelang acara Jumeneng Nata Bhinayangkare, Jumat (14/11/2025)
Suasana Kamandungan Keraton Solo, jelang acara Jumeneng Nata Bhinayangkare, Jumat (14/11/2025). (Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Solo -

Adik Paku Buwono XIII, KGPH Benowo menanggapi santai dengan adanya penobatan KGPH Mangkubumi sebagai Paku Buwono XIV. Namun dirinya mengingatkan satu hal bila jumenengan itu tetap dilaksanakan.

"Kalau masih ada yang menyangkal karena ada yang lainnya jumeneng silakan monggo, kita tidak apa-apa. Nah, kita hanya niteni. Kuat jalan nggak? Nggak kuat pasti sakit, kalau nggak mati, hanya itu, nah, makanya kalau berani ya monggo, silakan," katanya ditemui di Siti Hinggil, Sabtu (15/11/2025).

Ia mengingatkan bahwa tidak pernah ada juara dua orang. Menurutnya, selama pergantian Raja pasti selalu ada yang merasa tidak cocok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada toh yang namanya juara kok ada dua orang itu. Dari dulu pasti ada cocok dan tidak cocok, pasti ada tandingan-tandingan, apalagi dia merasa lebih tua," ungkapnya.

Ia menyebut bahwa menjadi Raja Keraton Solo tidak harus yang lebih tua. Ia mencontohkan bahwa Paku Buwono X juga bukan putra tertua.

ADVERTISEMENT

"Tapi lebih tua bukan berarti harus menjadi rajanya kan seperti itu. Contohne bapak saya juga bukan yang tertua, anak bontot nggih. Paku Buwono X juga bukan yang tua," terangnya.

"Jadi terserah bapaknya yang dipilih itu aku ora isoh ngojok-ojokin. Kenapa yang dipilih itu," ungkapnya.

Tak Hadiri Pertemuan Kerabat Keraton

Di sisi lain, Benowo mengaku juga tidak menghadiri pertemuan kerabat Keraton yang diinisiasi oleh Maha Menteri KGPA Tedjowulan. Meski begitu, ia mengaku sempat ingin hadir.

"Rapat rapat apa ya ini kok saya pikir saya sudah mau, berangkat, nggak jadi, mau berangkat, nggak jadi. Akhirnya saya nggak berangkat. Nah, ternyata benar. Tiba-tiba di situ menobatkan si Surya Soeharto atau namanya Mangkubumi itu menjadi pengganti PB XIII," terangnya.

Ia juga enggan menanggapi soal Paku Buwono XIV Purbaya yang tidak sah dari Tedjowulan. Menurutnya, itu merupakan hal dari Tedjowulan.

"Monggo saja, Gusti Tedjowulan itu sebetulnya di sini sebagai pendamping Pakubuwono XIII. Lah kalau pendampingnya sudah meninggal gimana? Kan mendampingi sopo, kalau mau menjadi pendampingnya ini kan harus diikrarkan lagi bahwa pendampingnya adalah Panembahan Agung Tedjowulan kan begitu," tutupnya.

Dualisme Raja Keraton Solo

Diketahui, suksesi Keraton Kasunanan Solo dibayangi dengan konflik. Konflik soal suksesi di Keraton Solo ini berawal saat SISKS Paku Buwono XIII wafat.

Sesaat sebelum pemakaman, putra bungsunya yang bernama KGPH Purbaya mengukuhkan diri menjadi raja baru bergelar Paku Buwono XIV. Sedangkan penobatan secara resmi digelar hari ini dalam acara jumenengan.

KGPH Purbaya sendiri telah diangkat sebagai putra mahkota pada 2022 lalu dengan gelar KGPAA Hamangkunagara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram VI.

Sepekan berikutnya, putra PB XIII yang lain, KGPH Mangkubumi juga mengukuhkan diri sebagai raja baru dengan gelar PB XIV. Pengukuhan itu dilakukan di hadapan sejumlah adik PB XIII.




(aap/aap)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads