Jepara Jadi Tuan Rumah Festival Musik Tradisi Indonesia 2025

Jepara Jadi Tuan Rumah Festival Musik Tradisi Indonesia 2025

Inkana Putri - detikJateng
Jumat, 14 Nov 2025 17:30 WIB
Pemkab Jepara
Foto: Pemkab Jepara
Jakarta -

Jepara tahun ini mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) 2025 bertajuk 'Ethno Groove Devanilaya'. Pada festival ini, Patung Penyu Pantai Kartini dipilih sebagai simbol sekaligus ikon utama tempat berlangsungnya konser besar tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara, Ali Hidayat menyampaikan apresiasi atas penunjukan Jepara sebagai lokasi FMTI. Ia mengatakan ini adalah pertama kalinya FMTI digelar di Jawa Tengah dan membawa harapan bagi perkembangan seni, budaya, dan pariwisata di Jepara.

"Saya berharap cuaca cerah, kegiatan berjalan lancar, dan memberi pengalaman menyenangkan bagi masyarakat Jepara maupun pengunjung dari luar daerah," ungkap Ali dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali menambahkan, saat ini pendopo kabupaten juga telah memperoleh izin menjadi bagian dari Museum R.A. Kartini. Ia berharap langkah ini dapat semakin memperkuat narasi sejarah lokal di Jepara.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Kapokja Musik Direktorat Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, Irnie Wanda menyampaikan FMTI telah berlangsung sejak 2021 di berbagai daerah. Tahun ini, Jepara dipilih sebagai tuan rumah lantaran memiliki potensi budaya yang besar.

"Jepara dipilih karena memiliki potensi budaya yang luar biasa. Tidak hanya terkenal dengan ukiran jatinya, Jepara memiliki kekayaan kesenian dan museum yang menarik untuk dieksplorasi," kata Irnie.

Pada kesempatan ini, Irnie juga menyampaikan dukungan pemerintah terhadap dinamika musik tradisi Indonesia melalui FTMI. Menurutnya, misi FMTI bukan sekadar mengarsipkan musik tradisi, tetapi menghidupkan kembali ekosistemnya, merevitalisasi komunitas, dan memperkuat kapasitas pelaku seni budaya di berbagai daerah.

Di sisi lain, Direktur FMTI 2025, Gondrong Gunarto menyoroti ikon Pantai Kartini yang menjadi simbol dan 'saksi bisu' utama konser. Ia mengatakan para kurator festival ingin menghadirkan sesuatu yang tidak biasa, dengan menata ulang area pantai, menyiapkan tempat yang lebih menarik, serta merangkul para pedagang lokal dalam perhelatan ini.

Nantinya, tujuh kabupaten akan tampil, termasuk kesenian khas Cilacap yang diharapkan dapat diterima generasi muda. "Kami ingin menunjukkan ke Jepara bahwa ini bukan acara main-main. Kami menyiapkannya dengan serius, dan kami tidak ingin yang biasa. Kami ingin yang luar biasa," ucapnya.

Creative Director FMTI 2025, Joko S. Gombloh menjelaskan konsep artistik Ethno Groove Devanilaya. Menurutnya, festival ini adalah upaya untuk membumikan musik tradisi agar lebih dekat dengan Gen Z, milenial, hingga Gen Alfa melalui bahasa musikal yang lebih universal.

"Istilah Ethno Groove menggambarkan semangat bergerak dan kegembiraan dalam menikmati musik tradisi. Sementara Devanilaya, yang berasal dari bahasa Sanskerta, menggambarkan ruang surgawi yang indah dan harmonis-nilai yang ingin dihadirkan FMTI melalui rangkaian pertunjukan," kata Gombloh.

Sementara itu, perwakilan Manajemen Talenta Nasional, Otto Sidharta menegaskan pemerintah terus berupaya mengembangkan talenta seni budaya dari seluruh Indonesia mulai dari musik, seni rupa, film, dan sastra.

"Pemerintah berkomitmen membina, memfasilitasi, dan memperkenalkan talenta Indonesia ke tingkat nasional maupun global," pungkas Otto.

(akd/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads