Viral Jalan di Sayung Rusak Bak Jalur Offroad Imbas Proyek Tol Semarang-Demak

Viral Jalan di Sayung Rusak Bak Jalur Offroad Imbas Proyek Tol Semarang-Demak

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Kamis, 13 Nov 2025 13:28 WIB
Jalan rusak yang sempat diprotes warga Sayung ke pihak pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak kembali diurug, Kamis (13/11/2025).
Dok. Jalan rusak yang sempat diprotes warga Sayung ke pihak pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak kembali diurug, Kamis (13/11/2025). (Dok. Tim Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B)
Demak -

Beredar di media sosial video bernarasi warga Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak memprotes penanggung jawab proyek Tol Semarang-Demak karena membuat jalan di wilayahnya rusak. Begini penjelasan pihak pembangunan jalan tol.

Video tersebut diunggah salah satunya oleh akun Instagram @berita_demak. Dalam narasinya, akun itu mengatakan warga melakukan protes dengan menutup jalan pada Kamis (13/11/2025) pukul 08.30 WIB.

Warga disebut melakukan penutupan jalan karena penanggung jawab jalan tol dinilai tidak serius dalam memperbaiki jalan yang rusak dan membahayakan pengguna jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga Purwosari Sayung kembali melakukan aksi protes kepada pihak penanggung jawab jalan Tol Sayung dengan cara menutup jalan karena tidak adanya tindakan serius dari mereka terkait perbaikan jalan yang rusak yang membahayakan pengguna jalan," tulis takarir akun @berita_demak dilihat detikJateng, Kamis (13/11/2025).

Pada video tersebut, tampak kondisi jalan sudah dipenuhi lumpur. Jalanan juga tidak rata dan banyak bekas tapak ban kendaraan berukuran besar.

ADVERTISEMENT

Dalam video berdurasi 44 detik itu, sejumlah warga terlihat melakukan protes kepada orang-orang yang mengenakan rompi oranye dan helm proyek putih.

Humas Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B, Robby Sumarna membenarkan adanya kejadian protes itu. Menurutnya, warga melakukan aksi di Jalan Morosari-Sayung, Desa Purwosari, Kecamatan Sayung karena jalan tersebut licin.

"(Warga) minta gimana caranya supaya (jalan) itu tidak licin, supaya warga bisa lewat dengan aman," kata Robby saat ditelepon detikJateng, Kamis (13/11/2025) siang.

Robby mengakui jalan tersebut memang menjadi akses kendaraan proyek Tol Semarang-Demak. Mulanya, jalan itu merupakan jalan cor, tetapi karena kerap banjir jalan tersebut ditinggikan.

Jalan itu ditinggikan dengan tanah sehingga ketika hujan jalanan berubah menjadi lumpur.

"Itu (dulunya jalan) cor rabat. Itu memang dilalui (kendaraan untuk proyek jalan tol Semarang Demak). Itu dulunya kan permintaan warga semua minta ditinggikan karena selalu banjir di lokasi tersebut," ujar Robby.

"Warga dulu minta (jalannya) diuruk ditinggikan. Karena di lokasi tersebut tergenang air terus, banjir kalau musim hujan, kalaupun truk kami lewat airnya ini menjadi 'ombak' ke rumah-rumah," tambahnya.

Menurut Robby, peninggian menggunakan tanah urukan ini merupakan permintaan dari warga. Pihak pembangunan jalan tol juga menyadari bahwa urukan ini punya kelemahan saat hujan.

"Warga minta ditinggikan, ditimbunkan. Cuma ya memang kalau ditimbunkan itu pas ketemu musim hujan ya jalannya pasti becek," terang Robby.

Robby mengakui pihak proyek kurang melakukan respon cepat terhadap permasalahan ini. Ia membenarkan jalan urukan dalam kondisi seperti itu membahayakan keselamatan para penggunanya.

"Memang dari proyek kurang respon cepat, seharusnya secara keselamatan memang itu berbahaya bagi pejalan kaki sama sepeda motor," ucap Robby.

Menurut Robby, jalan urukan ini bersifat sementara selama proyek tol dilaksanakan. Nantinya, jalan akan dikembalikan seperti semula sesuai kontrak.

"(Di dalam) kontrak itu kan mengembalikan jalan ke posisi semula dengan menyesuaikan jalan awal. (Jalan urukan) itu sebetulnya jalan temporary namanya, jalan akses sementara," ungkap Robby.

Sebagai penanganan sementara, saat ini jalan tersebut sudah diuruk agar tidak becek dan bergelombang. Menurut Robby, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan warga untuk mengatasi permasalahan itu.

"Tadi sudah mulai diperbaiki lagi. Tapi kalau pakai material yang sama, saya rasa kan nggak jadi solusi. Rencananya memang kami adakan pertemuan lagi dengan warga," kata Robby.

"Nanti jatuhnya perawatan sih, selama itu (proyek berjalan) dirawat supaya tidak ada kegenangan, nanti kami cari metodenya lah yang terbaik untuk di sana," tambahnya.

Robby tak menampik bahwa ada dampak buruk yang ditimbulkan saat pengerjaan proyek ini. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.

"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Apabila masih ada ada kesalahan, kekurangan di lapangan, itu nanti akan kami perbaiki," ujar Robby.

"Kami menyadari bahwa setiap pembangunan ini pasti ada dampak negatif baik jalan, debu dan lain sebagainya itu pasti ada. Tetapi ini sifatnya sementara, nanti setelah selesai proyek, hasilnya bisa kita nikmati bersama," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(afn/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads