Sosok Ratu Kalinyamat merupakan perempuan tangguh asal Jepara yang pernah melawan Bangsa Portugis yang datang ke Malaka pada abad ke-16. Ratu Kalinyamat dua kali mengirimkan kapal tentara untuk melawan Bangsa Portugis.
"Beliau itu orang yang sangat visioner, sehingga memiliki jaringan dengan Kesultanan Aceh, Malaka kemudian sampai Ambon dan Banten," kata Budayawan Jepara, Hadi Prayitno saat dihubungi detikJateng lewat sambungan telepon, Selasa (11/11/2025).
Hadi mengatakan ada beberapa faktor Ratu Kalinyamat ikut membantu Aceh dan Malaka untuk mengusir Bangsa Portugis. Pertama hubungan kerajaan ini baik dalam bidang perdagangan. Kemudian adanya kerja sama, ketika ada Portugis maka perdagangan yang terjalin ikut berdampak.
"Kemudian pengiriman beras ke Jepara terganggu oleh orang Portugis sehingga beras dikirim ke Malaka itu mengalami gangguan, tidak lagi lancar," jelasnya.
Maka Ratu Kalinyamat kemudian bersama Kesultanan Aceh bersama-sama untuk memerangi Bangsa Portugis. Tercatat dua kali Ratu Kalinyamat mengirimkan kapal dan ribuan prajurit ke Malaka untuk perang melawan Portugis. Meskipun akhirnya kalah.
"Akhirnya muncul spirit bersama untuk memerangi Portugis itu. Jadi Ratu Kalinyamat tidak sendirian. Kesultanan Islam menyerang Malaka," jelasnya.
"Jepara itu bandar terbesar di Jawa ya. Kalau Portugis masuk yang dihantam dulu kan bandarnya, sehingga Kalinyamat diminta Aceh membantu langsung berangkat, itu ada dua kali pengiriman pasukan walaupun gagal," ungkap dia.
Spirit inilah kata Hadi dimiliki oleh sosok Ratu Kalinyamat. Perjuangan anti kolonialisme juga menjadi inspirasi pejuang selanjutnya dan sampai sekarang.
"Paling tidak spirit anti kolonialisme itu kemudian tumbuh menjadi inspirasi para pejuang kita," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Ratu Kalinyamat memiliki visi yang besar untuk memajukan daerahnya. Seperti membangun dermaga pelabuhan di Jepara. Maka Jepara juga dikenal sebagai jalur perdagangan dari luar Jawa.
"Dengan pelabuhan itu Jepara menjadi daerah penghubung dari Jawa, Kalimantan, Malaka, Bangsa Persia ke Jepara. Mereka berdagang itu salah satu masuknya lewat Jepara. Pertanian produk beras bagus dikirim ke luar Jawa," jelasnya.
Tidak hanya pada sektor pertanian dan perdagangan, Ratu Kalinyamat juga konsen mengembangkan Islam di Jepara. Ini terbukti dengan peninggalan Masjid Mantingan yang ada di Jepara.
"Kemudian pengembangan Islam. Beliau pemimpin memiliki visi besar untuk siar Islam. Masjid Mantingan itu masjid ke-10 tertua di Indonesia setelah Demak," jelasnya.
"Meskipun Beliau seorang perempuan tetapi siar Islam juga menjadi perhatian dari sosok Ratu Kalinyamat," dia melanjutkan.
(afn/alg)