Pemerintah Kabupaten Jepara meluncurkan Jepara Wood Carving Performance di Pantai Kartini (6/11) sebagai upaya memperkenalkan seni ukir khas Jepara sekaligus menghadirkan wisata edukasi interaktif bagi wisatawan. Program ini diharapkan menjadi atraksi berkelanjutan yang menggerakkan ekonomi lokal dan pelestarian budaya ukir.
Bupati Jepara Witiarso Utomo (Mas Wiwit) mengatakan kegiatan ini menjadi upaya konkret memperkenalkan seni ukir kepada wisatawan, sekaligus memberi pengalaman langsung dalam proses pembuatannya.
"Kita ingin wisatawan datang ke Jepara tidak hanya melihat, tapi juga merasakan pengalaman mengukir dan berbelanja pada produk ukiran karya khas Jepara," kata Mas Wiwit dalam keterangan tertulis, Senin (10/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mas Wiwit menyoroti pentingnya penataan dan estetika kawasan wisata ukir agar menarik bagi wisatawan. Ia juga menegaskan keberlanjutan harus jadi tujuan utama, agar kegiatan ini berkembang menjadi atraksi wisata yang mendukung UMKM dan meningkatkan kesejahteraan para pengukir.
"Kalau dikemas menarik, wisatawan akan tertarik untuk berkunjung kembali sebelum menyeberang ke Karimunjawa," tambahnya.
Pengelola Jepara Wood Carving Performance sekaligus Ketua Yayasan Pelestari Ukir Jepara, Hadi Priyanto menjelaskan Jepara Wood Carving Performance memang dirancang sebagai sarana edukasi dan pelestarian seni ukir, melalui kelas mengukir untuk wisatawan dan pelajar serta ruang pamer karya perajin lokal.
"Kami membuka dua kelas, yakni kelas wisatawan dan kelas pelajar, alasannya untuk kelas pelajar semua sekolah tentu tidak punya guru ukir, jadi kami fasilitasi agar pelajar bisa belajar langsung dari perajin," kata Hadi.
Hadi menyebutkan tarif kelas mengukir; Rp100 ribu per jam untuk wisatawan, dan Rp30 ribu untuk pelajar dengan durasi 2-3 jam. Biaya ini mencakup bahan praktik dan honor instruktur.
Ia juga menyampaikan kegiatan ini dibuka setiap Jumat hingga Minggu, menyesuaikan dengan ramainya kunjungan wisata ke Pantai Kartini. Selain kelas pelatihan, tersedia showroom dan area atraksi mengukir agar pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan karya.
"Kami bersyukur karena upaya pelestarian ini mendapat dukungan penuh dari Bupati. Harapannya, wisatawan yang datang ke Jepara, termasuk yang menuju Karimunjawa bisa melihat kehebatan seni ukir kita. Dari sini nanti juga bisa berkembang ke potensi lokal lain seperti tenun Troso," imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan ini menjadikan seni ukir Jepara bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga identitas ekonomi kreatif yang memperkuat citra Jepara sebagai destinasi wisata unggulan bertaraf internasional.
(ega/ega)











































